Ahok.Org – Usai membagikan santunan kepada lansia dan anak yatim piatu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan istri menonton pasar murah yang digelar di tempat yang sama. Selain jadi rebutan berfoto bersama, pasangan ini juga ditawari untuk membeli minyak goreng oleh warga.
Acara berlangsung di pelataran kantor Walikota Jakarta Utara, Jl Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (24/7/2013). Jokowi seperti biasa mengenakan kemeja warna putih, sedangkan istrinya mengenakan baju warna hijau.
Begitu tiba, pasangan ini kemudian menjadi pusat perhatian warga. Bahkan, saat Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiono berpidato, warga yang didominasi kaum ibu dan anak ini malah sibuk ‘merecoki’ Jokowi untuk foto bersama.
“Pak Jokowi, foto dong Pak,” ujar salah seorang ibu.
Acara ini merupakan rangkaian Safari Ramadan yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Santunan yang diberikan pada anak yatim berupa 350 sembako, 350 parcel dan 350 beras. Selain memberi santunan ke anak yatim-piatu, acara ini juga menghadirkan pasar murah bagi warga sekitar selama Ramadan.
“Disini ada 83 kios sembako, pakaian, kebutuhan ramadan dan harganya jauh di bawah pasar. Siapa pun boleh beli meski gak punya kupon,” ujar Bambang.
Usai Bambang berpidato, Jokowi dan istri kemudian berkeliling meninjau pasar mura tersebut. Para pedagang di pasar itu pun tak mau menyiakan kesempatan untuk menawarkan dagangannya ke orang nomor 1 di DKI ini.
“Silahkan Pak, dibeli minyak gorengnya,” bujuk salah seorang pedagang.[Detikcom]
Sekarang banyak orang meributkan gaya blusukan Jokowi, ada yang bilang pencitraan, ada yang bilang menghabiskan anggaran dlsb. Jokowi adalah seorang sarjana yang telah lama berpraktek sebagai pengusaha, tahu yang namanya ilmu management yang baik dimana disitu ada rumus POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) Fungsi controlling ini dilakukan dalam wujud blusukan, yang feedbacknya (umpan baliknya ke perbaikan planning lagi. Makanya orang-orang yang mengkritik Jokowi bodoh semua, asbun (asal bunyi), tendensius. Kita lihat pejabat yang blusukan dengan diiringi pengawal dan rombongan, asal-asalan tampak tidak tulus, gayanya dibuat-buat,pencitraan Coba check apa ada umpan baliknya untuk perbaikan sistem dan masyarakat. Rakyat sudah paham mana yang benar mana yang tidak.