Ahok.Org – Fauzi Bowo mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo jika tidak berhati-hati membuat program, Jakarta akan seperti Detroit, Amerika Serikat, uang bangkrut karena terlalu berat menanggung beban keuangan. Namun, Jokowi menyebut Jakarta bukan Detroit.
“Kita ini bukan Detroit. Income kita besar dan pertumbuhan ekonomi kita juga baik,” kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Senin (26/8/2013).
Terlebih, kata dia, apabila nantinya banyak perusahaan yang akan dinasionalkan oleh Pemprov DKI Jakarta, seperti PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Jokowi pun berjanji, nantinya DKI akan memperbaiki pelayanan perizinan.
Perbaikan pelayanan itu, menurut Jokowi, akan memberi persepsi poisitif bagi dunia usaha. Kendati demikian, ia mengaku akan menerima semua masukan dari siapapun untuk membangun Jakarta.
“Saya kira semua masukan yang baik, akan kita pakai semuanya. Saya pikir akan lebih baik,” kata Jokowi.
Sementara terkait undangan Fauzi Bowo kepada Jokowi untuk menghadiri halalbihalal dan silaturahmi di rumah Foke, pada Minggu (25/8/2013) kemarin, Jokowi mengaku tidak mengetahuinya. Apabila Jokowi diundang oleh Foke dalam halalbihalal itu, maka Jokowi akan memenuhi undangan tersebut.
Sebelumnya, di halalbihalal yang diselenggarakan di kediamannya, Foke mengomentari terkait arus urbanisasi di Jakarta pasca-arus mudik. Menurut dia, apabila di suatu tempat atau kota lebih banyak kaum migran dan tidak ada pengendali, maka kawasan urban tidak akan lagi memiliki kemampuan terhadap layanan masyarakat tersebut.
Pemerintah, menurutnya, tidak boleh salah dalam mengambil kebijakan. Ia mengambil contoh kebangkrutan kota Detroit. Hal itu juga akan terjadi di kota-kota yang tidak dapat membiayai masyarakatnya dengan baik.
“Saya bukan bicara Jakarta saja, tapi semuanya. Kalau salah manajemen, maka dia menghadapi skenario yang ujungnya kebangkrutan,” kata Foke.[Kompas.com]
walik grembyang
punika bebasanipun
lha saiki ngompyang
trus ndek biyen……pripun
Jokowi nang mbetha-wi
dikancani si kacamata kuwi
kabeh wewadi de ka i
mbabar dewe saka siji
blusukan jare pencitraan
jeneh pejabat kok kurang kerjaan
saiki lagi lagi dimangerteni, iku studi lapangan
nanging nganggo bahasa pasaran
Si Ahok lan Lik Jokowi
kaya kadang sinarawadi, alias unda-undi
ajur ajer kanggo negri, bumi pertiwi
tetamu dubes mbayu mili, uga nrima demonstrasi (he3x)
apa ndek mbiyen ki, jan wingit lan nggegirisi
(backsound: Metallica – Nothing Else Matters – Performed by Elena House)
Kalau udah mantan, bicaranya enak. Walau dengan gelar Doktor; apa yang dikerjakan Foke untuk mengatasi macet/banjir. Hanya Omdo aja. Oo ya, apakah dana Bansos nggak diusut oleh KPK. Ingat sebelum Pilkada 2013, Foke mengucurkan Rp 1,3 T dana bansos. Usut ya KPK.
hus … jangan kenceng, lagi di umpetin di jerman
Pak Foke. Tenang saja. Rakyat Jakarta sudah punya pemimpin yang cinta rakyat & pro rakyat koq. dimana ada cinta & keperdulian kepada sesama manusia, disitu Tuhan hadir. dan saat Tuhan hadir, banyak hal2 yang ajaib Tuhan buat untuk memberkati rakyat Jakarta. hehehee… smuanya ada dalam kontrol yang baik loh ! 🙂 Sejahtera Jakarta-ku !
Kalo jaman FOKE memang rakyat ga PRO ya, padahal AHLINYA die, Banjir aja die bilang hanya Air Menggenang. … HEBAT KAN
kan dia pakai teori relativitas Einstein…(Foke lulusan jerman kan?)
—
kalau kita berdiri selama 1 jam lebih terbenam di dalam genangan banjir, maka akan kita katakan “Air Banjir”.
kalau kita berdiri cuma selama 10 menit di pinggir genangan banjir tanpa terbenam sedikitpun, maka akan kita katakan “Air Menggenang”.
—
Yg jadi pertanyaan: Berdiri di posisi manakah Foke saat itu?
.
Oiya, baru inget… di lapangan golf favoritnya! …aman dari ‘genangan air’…
malem ato siang?
klo malem, mending nonton Metallica aja bos…
lebih ‘pancen oye’! 😀
—–
“Jokowi pun berjanji, nantinya DKI akan memperbaiki pelayanan perizinan.”
.
Aku tunggu janjine iki yo, pak Wi! 🙂
minimal izin IMB utk memperbaiki rumah saja (agar tak terkesan kumuh/suram dan terlihat rada bagusan/indah) tak dipersulit/dipermahal lagi spt yg sudah2 – Keknya ini harapan semua warga deh, bukan cuma di kota Jakarta aja..
Andai Jakarta sampe bangkrut, dengan melihat kerja keras pak Gub dan pak Wagub nya yg selama ini sdh dilakukan….no problem, yakin rakyat siap berjuang sama2, mengangkat kembali keterpurukan, itu kalooo sampe terjadi. Ibarat nya, senang sama2, susah bareng2..
Tapi kalo liat pemimpinnya mewah2, rakyat nya melarat….ntar duluuu missss….
Jakarta saat ini, menuju ke harmonisan, rakyat akan bahu membahu sama2 ingin menuju ke masa yg lebih baik.
Aku kurang ngerti dikatakan bangkrut itu.
Memang setiap daerah perlu punya sumber income, entah dari hasilbumi, industri, makanan, pakaian, pariwisata, broker, dst. Supaya ada pendapatan tetap, sehingga lebih mudah membuat rencana ke depan.
Utk saat ini, jakarta, sumber income utama apa ya?
Anggaplah, kota jakarta bukan sebagai pusat pemerintah, kira-kira apa sumber income yang bisa diperoleh?
Sumber income?
Menurut saya, utk kota besar modern saat ini biasanya area ICT (Information & Communication Technologies) yg mencakup perangkat2 teknologi tinggi spt komputer dan derivatifnya (laptop/tablet//gadget/ponsel/dst) utk mengolah informasi dan mendistribusikannya lewat jaringan2 mass media digital yg populer spt internet, cellular network, television (digital/analog), dst.
Contohnya Jakarta sendiri, lalu Sidney (AU), trus dari jantung Silicon Valley di USA: San Francisco, Los Angeles, Seattle, dst – bahkan di negara2 skandinavia (Finland, Norway, Sweden) negara itu sendiri adalah sarangnya ICT krn tingkat edukasi yg sangat tinggi di negara2 tsb.
Jika ingin Jakarta jadi pusat hitek dan ICT, maka pertama2 kita harus bikin warganya agar jadi pinter/logis semua, tingkat edukasinya harus tinggi semua shg kebanyakan bisa berpikir logis dan bijak daripada bertingkah/berpikir konyol spt anak esdeh/esempeh/esemaa saja layaknya (yg lebih suka tawuran massal daripada belajar ituh tuh) – apakah bisa Jakarta meng-eradikasi semua warganya yg ‘bodoh2’ itu melakukan hal2 konyol spt yg terjadi di Kelurahan XYZ hanya gara2 Lurahnya Non-Muslim? Jika bisa, maka Jakarta bisa punya sumber income utama dari sektor ICT saja, dan sumber2 alternatif lainnya spt sektor bisnis kuliner/pariwisata yg bisa dihandle oleh orang2 yg non-ICT sectors.
Ciri khas kota modern berpendidikan tinggi bisa diindikasikan dgn ada/tidaknya permasalahan2 sosial non-rasionil spt SARA diantara warganya selain tingkat kriminalitas jalanan yg (sangat) rendah, jika ada satu saja muncul apalagi terus2an, maka kota tsb akan sulit jadi favorit kaum ICT/hitek utk ngendon kerja disitu (otak logis binti kreatif mereka akan sulit bekerja jika sepulang kerja tau2 mobil mereka dihadang oleh ormas2 tertentu untuk dipaksa mendengarkan dogma2 politik mereka yg cenderung irrasional dan gak ada urusannya sama sekali dgn kebutuhan mereka, apalagi bikin tambah macet lagi di kota besar yg sudah macet – kasarnya: “Kumpulan orang2 tolol illogis/irrasional yg mencoba mengajari ilmu kebijaksanaan pada orang2 pintar yg berpikir logis/rasional di jalanan umum yg sedang macet2nya” – kita yg sesat atau dia yg sesat sbnarnya?).
—
Yg sudah sering ngobrak ngabbrik internet mah seharusnya udah tau persoalan ini, bukan hal yg unik, dan sering dialami kota2 besar yg baru mulai berbenah diri spt Jakarta ini. Kota besar spt New York aja masih punya masalah2 sosial spt yg disebutkan diatas, shg kebanyakan lakunya utk urusan bisnis yg umum/klasik saja disitu (resto/hotel/butik/fesyen/luxuries/dst), ICT dan hitek bukan income yg utama tapi supportive saja (meski setau saya bisnis ICT/hitek juga cukup prominent disana), ya tipikal kota NY lah (ane juga bukan warga NY, koq percaya banget ama bacod ane sih? :D).
—
Idealnya, men-sweeping orang2 irrasional tolol yg numpang tinggal di jakarta dan mendeportasi mereka keluar kembali ke asal mereka (atau kirim ke daerah2 yg lebih cocok dan sejalan dgn cara berpikir mereka yg irrasional) akan jauh lebih mudah dan lebih cepat daripada mengedukasi mereka jadi orang pintar shg layak tinggal di Jakarta yg modern cara berpikirnya, tapi itu melanggar HAM.
Jadi harus cara2 yg lebih manusiawi yg lebih dikedepankan dulu (spt: edukasi intensif total menyeluruh bagi semua warga jakarta tanpa terkecuali), baru gunakan cara2 yg lebih ekstrim spt diatas jika gagal total (kalau sampe ada ‘murid’ tipe anak jendral/preman yg nodong gurunya minta linur massal, rampas pistolnya dan tembak saja ditempat biar jadi contoh yg lain, jakarta tidak main2 utk edukasi warganya agar pintar2 “pakai otak yg benar” semua – “Persatuan Jakarta” jauh lebih penting daripada “Persatuan Preman”).
Susah memang omongan orang yg otaknya kuno dan birokratis ketimbang otak Pak Jokowi yg modern dan out of the box mau kata gelar Doktor dari jerman jg tetep aja kalimat yg keluar dari mulutnya kebanyakan negatif dan cenderung arogan sebagai orang yg katanya terhormat dan berpendidikan mestinya kalimat yg keluar dari mulutnya punya nilai positif dan positif thinking donk daripada ngomong jkt bisa bangkrut kyk detroit knp nggk ngomong sebaliknya misalnya nggk pp buat program berbiaya besar yg penting akuntable dan hasilnya jauh lebih besar siapa tau jkt bisa kyk singapore ini belum apa2 udh ngomong jkt bisa bangkrut,foke…otak loe udh ketinggalan jaman skrg era ekonomi kreatif ala jokowi yg inovatif,bersih dan transparan emang jaman loe birokrasi lamban,takut risiko,korup,ABS,pamer kumis dan maen golf sama cukong sekalian tanya tuh sama si foke kemana aja larinya dana2 CSR era dia