Alasan Jokowi Pilih Gaya Kolonial sebagai Arsitektur Terminal

6
343

Ahok.Org – Gaya kolonial zaman Belanda dipilih Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai arsitektur 18 terminal yang akan direvitalisasi pada tahun 2014 mendatang. Apa alasan Jokowi memilih gaya tersebut?

“Coba lihat, gedung ini gedung apa? Di Jakarta itu banyak bangunan kolonial,” tunjuk Jokowi ke kantornya sendiri, Balaikota Jakarta, Senin (9/9/2013).

“Yang jelas itu, bangunan gaya kolonial itu lebih abadi, beda sama bangunan lain,” ujar Jokowi.

Jokowi menjelaskan, berdasarkan pemaparan detail engineering design (DED) oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta kepada dirinya, gaya arsitektur bangunan terminal lebih bernuansa modern.

“Yang modern itu cepat ganti-ganti terus. Dikit-dikit mediterania, nanti ganti lagi. Kalau arsitektur kolonial itu kan tidak, lebih abadi,” ujar dia.

Jokowi ingin ke depannya ada satu pembeda antara bangunan-bangunan pelayanan. Misalnya, terminal akan dibangun dengan arsitek yang sama. Begitu juga dengan sekolah, pasar, rumah susun, dan sejumlah bangunan yang lainnya.

“Jadi, kita mau suatu bangunan ada brand-nya. Oh, ini terminal, oh ini sekolah, oh ini pasar. Enggak ada yang sama dan dikenal orang,” ucap Jokowi menjelaskan.

Revitalisasi 18 terminal bus DKI ini telah memasuki tahap awal, yaitu DED. Rencananya, tahap lelang konstruksi akan dilaksanakan awal tahun 2014 mendatang dan diperkirakan akan rampung dua tahun lagi, yakni pada 2016 mendatang.[Kompas.com]

6 COMMENTS

  1. pak jokowiiii saya setujuuuuuu bgt..insprasi bagi kota saya di surabaya! yg jg banyak bangunan2 bekas kolonial belanda..tp sayang pemkotnya ga ada perhatian serius merevitalisasi..padahal puna potensi pariwisata yang sangat besar

  2. 1 lg bangunan yg kurang memiliki wibawa, yaitu ruangan pengadilan. Harusnya dibuat besar, terang dan bersih, senyap dgn plafon tinggi , posisi hakim tinggi jauh di depan, membuat org segan berisik, dan terdakwa pun tdk nyaman di tengah ruangan, apalg untuk berbohong saat merasa sbg pusat perhatian semua org.

    Tp yah..perbaiki terminal dulu deh… 🙂

  3. Ya udah, terserah bapak Jokowi, kan bapak kepala arsiteknya ini.
    tapi menurut ane, kan bapak bisa mix-n-match dgn budaya manapun sesuai tema yg diusung.
    Mo kolonial murni bisa, colonial-mediteran bisa, colonial-oriental, dst.
    Banyak pengusaha mebel yg saya kenal pintar dan kreatif dlm penggabungan unsur2 budaya/etnik ini lho (sesuai tema yg diorder pemesan), masak bapak mo kalah cuma ngikutin/nerapin satu gaya ortodox aja… kecuali utk kepentingan preservasi icon sejarah kota spt “Stasiun Kota” itu.
    kreativitas ala campur-sari itu bagus juga lho… 🙂
    Klo gaya mediteran emang rada bosenin (apalagi konservatif), soalnya dah terlalu banyak yg pake disini (DisHub ga kreatip nih! 😀 masa maen copas lagi ama tetangga ente), coba gaya post-modern dgn variasi lokal pak… misal pake kayu jati beserta ukirannya (ukiran bisa disesuaikan tema setempat: local/national/colonial/oriental/musical/flora+fauna/history of transportations/peoples of Indonesia/history of Indonesia emergence, dst – dgn variasi post-modern style/arts kalau ente yakin ga bikin cultural shock yg super heboh disini – minus orang2 seni yg memang bermental apresiatif thd berbagai karya seni dari berbagai kelas termasuk seni kelas tinggi spt ini) sbg pangganti kolom tiang2 penyangga beton di gedung2 mediteran itu.

  4. bner sih mesti gampang dibedain.lebi bagus lagi klo ditetapkan warna utk tiap fasilitas.misal rs putih,olah raga biru,pasar hijau,terminal kuning.atau apalah.dan model bangunannya di khas in jadi org biasa gampang cari.
    utk terminal tolong dibikin gampang utk pejalan kaki.jgn byk naek turun tangga/jalan jauh/muter”/ petunjuknya kebykan dan bikin bingung.klo org cacat/ tua /hamil bisa pingsan ditengah jalan.
    bikin kaya airport biar gampang.

  5. Kolonialism Kq’ ala Betawi Kq, ala Ronggeng Joget Gambang Kromong, jg bagus.’ Ada Nilai Sejarah, Ada, Seni wawasan pikir yg Santun Dan Lantun.” Yg nge jaga, memelihara, harus Kan’ yg jangan tanggung2 Bersih Dan Tertib nya Pak.’ “Buang sampah sembarangan, Dan tingkah ugal2 an di hukum kerja bakti, Dan Wajib belajar (Latihan ter tulis) jaga Bersih-Tertib Kota.’ Sama di jor2 in, papan per aturan darurat: perangi sampah, Ber Sopan Tertib, dll sbgi nya… Biar mata nya pd terang, Pikiran nya jernih, Bersih2 Kota kita” Pokok nye,’ Ane Serba setuju dgn rencana Bangun Kota Ala Pak Jokohok” 🙂

  6. Mengingat wajah ibukota yang selalu berubah2 sesuai tuntutan jaman, maka wajar saja bentuk2 gedungnya juga berubah2. kalo Gubernur sekarang pilih gaya kolonial, nanti ganti gubernur kan bisa ganti gaya. alasannya tentu krna efisiensi dan kemudahan untuk maintenance, dsb.

    Bangunan2 kolonial belanda kan bisa tahan lama karna kualitas bangunannya memang dibikin sangat baik. tapi di jaman yang banyak KKN gini, biaya tinggi, kualiatas bahan bangunan pun banyak yang diturunkan ke level rendah sekali. supaya rakyat dipaksa belanja barang terus. dengan begitu banyak uang pajak mengalir ke dalam kas pemerintah. hehehee…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here