Ahok.Org – Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menyatakan tidak setuju dengan rencana melarang mobil-mobil tua beredar di Jakarta. Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, untuk mobil tua, Pemprov DKI Jakarta akan mengenakan pajak khusus dan progresif lebih mahal.
“Nanti kalau usianya sudah lebih dari 10 tahun, pajaknya itu lebih mahal dan lebih tinggi,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (27/9/2013).
Menurut Basuki, sah-sah saja bila Roy memiliki hobi mengoleksi mobil-mobil tua. Namun, kata Basuki, siapa pun harus membayar pajak tinggi dan tidak menggunakan mobil itu untuk kegiatan sehari-hari.
Kendati demikian, Basuki mengakui masih melakukan kajian mengenai berapa besar nilai pajak yang akan dikenakan bagi para kolektor mobil tua. “Kita lagi formulakan seperti apa. Mungkin 10 kali naiknya, ha-ha-ha,” kata Basuki seraya meninggalkan wartawan.
Sebelumnya, Basuki berwacana untuk membatasi kendaraan operasional mobil tak laik jalan berusia di atas 10 tahun di area Jakarta. Ia mengusulkan agar penjualan mobil-mobil uzur ini dilakukan di luar Jakarta dan jika perlu dihancurkan.
Menurut Roy Suryo, peraturan tersebut tidak bijak. Menurutnya, tidak semua masyarakat mampu untuk membeli mobil baru. “Kalau soal larangan itu seharusnya bijak saja karena tidak semua masyarakat bisa membeli mobil baru,” kata Roy, Jumat siang.
Roy menuturkan, untuk mengantisipasi kemunculan mobil baru dan kini sedang marak mobil murah ramah lingkungan, pemerintah hendaknya memfasilitasi masyarakat. Pemerintah, kata Roy, perlu menambah infrastruktur transportasi. Jika Jakarta tidak lagi memungkinkan untuk menampung banyaknya kendaraan, Roy menyarankan agar pemerintah membangun kota baru yang letaknya tak jauh dari Jakarta.[Kompas.com]
Pak Roy…. kalo ada transportasi murah kan orang ndak harus punya mobil. Mungkin yang di maksud Pak Wagub itu mobil tua buksn mobil antik.
Alternatif lain, dengan menaikkan standard.
Misalnya mobil dengan gas buang melebihi ambang batas tertentu tidak boleh ada di DKI.
pak Roy anda itu jempolan bila bisa mendesak pabrik mobil merek asing tsb. juga membantu membuat infrastruktur jalan raya, jangan hanya bisa mendorong pabrik mobil membanjiri kota. Produsen sih enak aja mikirnya. Mobil laku ya untung, mau jalan dimana kek gak mikirin. Itu nama egois. Lebih bagus lagi bila pemerintah mendorong produsen mobil itu export, mengizinkan menjual didalam negeri hanya 10% dari total penjualan export. Itu baru benar. Jangan cuma jago kandang, jual ke anak negeri sendiri.
Logikanya begini : kolektor itu dia punya uang dan hobbi maka dia mampu untuk mengoleksi mobil unik dan tua yang punya nilai tinggi, maka kolektor tsb mampu membeli dengan harga tinggi. Pemilik mobil tua ( diatas 10 tahun) itu sanggupnya membeli satu mobil maka dia hanya naik mobil tua miliknya. Namun harus di cek juga apakah dia bukan atau termasuk orang kaya/punya duit banyak atau dia memiliki keterbatasan dalam keuangan sehingga tidak mampu membeli mobil mewah(berharga 100 juta keatas). Nah, kalo wacana pemilik mobil tua (bukan termasuk kolektor mobil tua dan antik)akan dikenakan pajak khusus dan progresif menurut saya tidak akan efektif. Namun harusnya pemda DKI harusnya bisa mencek apakah pemilik mobil itu memiliki mobil lebih dari 1 ? kalo iya, jangankan pemilik mobil tua ( yg hanya punya 1 mobil), Semua penduduk DKI yang memiliki mobil lebih dari satu itu harusnya pemda DKI memberlakukan perda pajak mobil progresif. Ketentuan Uji emisi juga di berlakukan saat perpanjangan STNKnya, di sana juga di cek kalo melebihi di atas ketentuan maka bisa di kenakan pajak khusus, sehingga pemilik mobil tua akan berpikir-pikir saat akan memperpanjang STNKnya karena kalo dia bayar pajak yang tinggi dan segala peraturan uji emisi, maka kemungkinan jg dia akan menjualnya atau memusnahkannya sendiri atau hanya memanjangnya di garasi sendiri. Nah, khusus pembeli mobil mobil mewah atau di atas 100 juta itulah yang harus di ketatkan semua perda milik Pemda DKI , sehingga di harapkan dana dari pajak tersebut bisa di gunakan untuk membangun infrastruktur jalan dan angkutan massal yg murah dan nyaman. Lebih kurangnya mohon maaf kalo ada yg salah.
roy itu katanya orang teknologi kok malah gaptek soal ginian, mobil baru itu = teknologi baru juga = biaya perawatan nya lebih murah, kok malah gak setuju sementang dia kolektor, masyarakat itu diajarkan yang benar donk roy cemana sih ente, masa pembodohan mulu
udah benar itu bos ahok lanjutkan pemikirannya dan kajiannya laksanakan tahun depan, jangan sok kaya banyak mobil kalo bayar pajak nya pelit, jangan sok kolektor mobil tua kalo bayar pajak ke negara aja pelit, jangan jadikan masyarakat sebagai alasan, kalo pajak mobil baru lebih murah dari mobil lama, masyarakat juga pengen naek mobil baru, logika terbalek
MOBIL TUA : Saya tidak setuju jika pajak dinaikkan. Orang punya mobil tua karena tidak sanggup beli yang baru. Mahal…!!
.
MOBIL ANTIK : Saya setuju jika pajaknya tinggi, karena ini yang punya para kolektor kelebihan duit
dizaman skrg dgn kredit yang mudah didapatkan, mobil tua itu lebih berat di ongkos, mobil tua itu artiannya mobil yang diatas usia 5-10 tahun keatas, mobil beginian cocok nya di luar DKI , di daerah yang masih ijo ^_^
Tidak setuju mobil tua dikenakan pajak tinggi, sebab pemilik mobil tua adalah mereka yang tidak mampu beli mobil baru.Kalau untuk PAD pajak tinggi harusnya dari mobil baru dan tarif progresip untuk yang punya mobil lebih dari satu. Justru yang begini ini yang berkontribusi menambah kemacetan.Pemilik mobil tua apalagi cuma satu-satunya yang dimiliki untuk operasional sehari-hari , seperti untuk antar sekolah, ke dokter/rs, belanja .Kalau semua harus naik mobil umum berapa besar anggaran yang harus disediakan sebab tarif mobil umum juga mahal, apalagi kalau harus pindah angkot beberapa kali, kemudian dikalikan berapa jumlah anggota keluarga yang beraktifitas.Dengan beli bensin limapuluh ribu rupiah saja sudah bisa ke beberapa tujuan.Jadi pemilik mobil tua harusnya diberi keringanan pajak.
Stuju ! definisi mobil tua di jakarta kan beda dg di daerah lain. dimana2 berlaku hukum universal bhw smua barang elektronik & mesin smakin berumur, maka smakin rendah nilai ekonominya. aneh skali pemprov DKI malah ingin memberlakukan pajak tinggi buat mobil2 tua tsb. ckckckckk…. katanya mo ikutin kota singapore. di singapore juga raja macet klo jam2 tertentu. krna jumlah penduduk bertambah tapi lahan tidak bertambah. beda dg Jakarta yg punya banyak kota satelit shingga perluasan wilayah bisa dg mudah diperlebar oleh pemerintah pusat. Tinggal Gubernur bikin kebijakan saja bhw usia mobil diatas 10 tahun apapun itu – baik kendaraan pribadi atw umum, tdk boleh lagi beroperasi masuk wilayah jakarta. titik !. sederhana kan ? 🙂
–
Jangan suka intip2 kekayaan warga pak Gubernur & pak Wagub. bersikaplah adil kpd semua lapisan warga tanpa membeda2kan. warga di kelas sosial menengah ke atas jakarta msih bersabar melihat sikap2 pemprov yang hambur2in uang pajak mereka untuk warga kelas termarginalkan. tapi bila beliau2 di pemprov DKI smakin bikin jengkel dan hilang sabar, warga kelas ini bisa menggunakan kekuasaan uang untuk membuat mulut2 para PKL balik menghantam kebijakan beliau2 di pemprov DKI. kalau mau selesaikan 1 masalah, mulai diurai dari atas pak, bukan dari bawah. mencoba mengambil hati warga di kelas rumput adalah usaha sia2 menangkap angin. bagi warga kelas rumput, uang adalah segalanya. mereka menghamba ke uang. bagi warga kelas menengah ke atas, penghargaan, pengakuan dan pembelaan hak2 mereka, solusi bagi masalah2 mereka termasuk keamanan berbisnis, adalah top priority. uang hanya alat tok. sbrapapun jumlah uang yang dibutuhkan dapat diberikan. tapi, nyawa, kesehatan, rasa aman, stress bekerja… itu hal2 yg tidak bisa dibeli dgn uang.
–
PKL itu cuman benalu & parasit serta virus penyakit tok. di negara2 maju, hampir tdk didapati adanya PKL. demikian jg pajak2 yg memberatkan untuk mobil sehingga biaya hidup jadi sangat tinggi cekik leher. kalau warga suka bermacet ria dg bermobil silahkan saja. tapi jgn ganggu jalur busway atau kereta api yang lalu lalang dg tingkat frekwensi yang meningkat. gitu dunk. kalau transportasi umum baik dan murah, tentu tanpa disuruh juga mobil pribadi akn lebih sering dikandangkan di rumah drpd dipakai oleh pemiliknya. jadi, klo krna gengsi maka beli mobil, kenapa tidak ? ia punya barang mobil untuk dipamerkan tapi bukan untuk dipakai sehari2 olehnya. karna ia lebih sayang untuk jaga luarnya drpd dipakai berpanas2 ria & kena hujan dsb… 🙂 bgtu dunk cara pikirnya pak Gubernur. capek loh kalo kita warga jadi sapi perahan pemprov DKI mulu. ckckckck….
Kalo pendapat saya, mungkin lebih efektif dengan ERP, karena tujuan utamanya adalah mengatasi kemacetan dengan membatasi jumlah kendaraan, juga menciptakan jalan yg lbh bebas polusi. Meski bukan kolektor mobil, saya rasa kurang efektif dengan pajak tinggi, karena hanya bayar 1 thn sekali.
Bagaimana dengan ERP, untuk mobil dengan masa tahun lebih dari 5 thn, maka tarifnya lbh tinggi.
ane lebih setuju pajak tinggi kepada mobil atau motor antik karena pada umumnya orang yg berduit menimal umur kendaraan dikatakan antik berumur 40 tahun atau perlu kajian lagi berapa umur mobil antik, jangan kendaraan yg 5 th dipajak tinggi
Bapak2 & ibu2… ingat2 yaa… mobil itu bukan investasi ekonomi. tapi masuk kategori pengeluaran. Hukum Ekonomi berlaku : smakin berumur suatu barang elektronik & mesin, maka nilai ekonomisnya juga smakin mengecil dan akhirnya menjadi beban pengeluaran yang smakin berat. tapi kalau banyak warga yang ingin memiliki mobil sbg mainan yang dapat dipamerkan, kenapa tidak boleh ? adalah satu kebodohan yang sangat luar biasa bin idiot memberlakukan pajak tinggi kepada mobil2 yang berumur termasuk mobil antik. kenapa ? karna bila mobil2 itu dipakai di jalanan, kemungkinan mobil itu tergores, pecah catnya atau rusak sehingga sulit untuk mencari spare-partnya, jauh lebih ditakuti si pemilik drpd kenyamanan berkendaraan di jalan yg sering berlubang, aspal tidak rata dan genangan2 air dimana2 🙂
–
cara berpikirnya diubah dong.
Pak Wagub, kalo boleh usul… sebaiknya jalur busway di-sealed permanen. dg pintu2 gerbang di tiap2 halte yg bisa dibuka bila ada bus2 yang mogok dan perlu diderek. dengan begitu, jalur bus way benar2 steril.
–
Lalu untuk kereta api pun juga ditingkatkan pak dengan pintu2 perlintasan rel kereta menggunakan garpu yang muncul dari bawah tanah shingga kendaraan yang tetap bandel hendak melintas akan gembos ban-nya dg sendirinya karna tidak mengikuti aturan yang berlaku. saat palang pintu kereta turun menghalangi pengendara, maka garpu itu pun akan naik menghalangi kendaaan utk terus melaju. sederhana kan pak ? jadi sterilisasi jalan untuk lalu lalang kereta api bisa benar2 dimaksimalkan. dengan begitu, orang pun akan lebih suka naik kereta api daripada kendaraan pribadi daripada lelah menunggu kereta lewat. n kalau bisa… disetiap perlintasan kereta api, dibuat jalan layang, shingga mobil2 tidak terganggu dengan lalu lalangnya kereta api pak. lebih baik bikin jalan layang gitu daripada bikin jalan tol berbayar pak. hehehee… thank you ! 🙂
Pak Roy ada point nya, tdk semua orang bisa beli mobil baru, tetapi pemprov DKI jg pusing mengurangi kemacetan.Jalan tengah aja deh dulu. Mobil tua asal laik jalan, lengkap accessories nya, rem berfungsi baik, asap dlm batas ok lah. Nanti dari situ sdh ada yg akan tereliminasi sambil dipikirkan jalan keluar lain yg lebih baik
mendingan bus/truk tua diurus.kebykan kasus kecelakaan karna bus/truk tua.jarang ada kasus kecelakaan karna mobil tua.kebykan mobil baru yg dikebut.motor tua jg jrg kecelakaan.yg sering mala motor baru.
jgn dimahalin lah pajaknya.lgan jg byk kolektor yg mobilnya hanya disimpan.klo mobil tua yg dipake jg ga bikin masalah dijkt.tujuaanya cuma mengurangi mobil,tapi kebykan dijalan jg mobil baru toh…coba liat aj dijalanan…mobil tua ma jarang..andai dimahalin dan berkurang ga epek….
Keberadaan mobil usia 10 thn yang melintas di jakarta saat ini tidak lebih dari 20%. Jadi harusnya di balik.. yang boleh melintas di jakarta hanya mobil yang punya pengalaman gelinding 10 tahun.. di jamin deh.. jakarta Bebas macet dalam waktu 1 minggu paling lama.. dan sekaligus buat terapi orang gedean hargai rakyat kecil..
Setuju ngk pak ? Jadi mulai besok bapak pakai TLC dinas tahun 2000 aja.. masih bagus kok.. demi jakarta dan rakyat..
Pak Ahok kebijakannya diteliti lagi deh.. wong yang melintas kebanyakan mobil cakep keluaran baru semua rata2 dibawah 10 thn.. kalo mo anda mau mengoptimalisasi kendaraan umum.. kayaknya penerapan kebijakannya harusnya dibalik deh.. sy termasuk.yg ga setuju krn sy cuma punya satu mobil keluaran 2002 yg sy rawat rutin dgn baik ke bengkel resmi. trus sy bapak mau suruh naik ke busway dan angkutan kota bapak yang udah penyok kanan kiri dan asap kendaraannya mungkin lebih ngebul dan coklat dr mobil yg saya rawat? Makasih Deh Pak.. Saya GA MAU. dr pada memberlakukan kebijakan ini mungkin lebih baik Bapak Kaji dulu transportasi umum yg Bapak Fasilitasi ke Kami.
Klo mw memberlakukan mombil d atas 10thn tdk layak.., tekan dong harga mobil baru spy tdk melambung tinggi, contohnya dr bea masuk mbl baru d indonesia sndiri dua kali lipat boss…!! blm pajaknya jd jgn asal punya ide terus bekoar, liat dulu d luar negri mobil murah itu bener2 murah & sesuai dg penghasilan mereka boss…,
Contoh suzuki splas hrg di luar negri 64jt tp msuk indonesia menjadi 140jt, itu slh satu contoh&msh bananyak lg,&mengenai pajak kalian itu malan dr pajak rakyat boss…jd jgn sombong
Saya pengguna mobil tua, tepatnya mobil honda keluaran tahun 2004. Mobil saya sangat terawat bahkan irit, untuk dalam kota pemakaian bbm 1: 11,3 km sampai 13,5 km, sedangkan luar kota bisa mencapai 17,8 km. Aturan ini berarti memaksa kita untuk membeli mobil baru. Lalu kalau mobil kita terawat apa perlunya beli mobil baru yang cuma menguntungkan para produsen mobil????