Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak menganggap pernyataan pedas dari politisi Ruhut Sitompul dan Amien Rais sebagai serangan politik yang diarahkan kepadanya. Pria yang akrab disapa Jokowi itu menganggap kritik-kritik itu sebagai suatu koreksi positif baginya.
Saat berbicang-bincang dengan wartawan di sela-sela kunjungannya di sepanjang trotoar Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2013) siang, Jokowi menganggap kritik kedua tokoh itu sebagai koreksi atas apa yang telah dilakukannya.
“Nyerang gimana, ya ndak apa-apa. Wong mau kritik saya ndak apa-apa, silakan saja. Jangan dipikir berat-berat, sebagai koreksi buat kita pribadi sajalah. Buat saya, kritik saya pakai, masukan saya pakai, menyerang pun saya pakai. Pokoknya kalau baik ya saya pakai,” ujarnya.
Jokowi membandingkan, kritik Ruhut dan Amien masih lebih baik ketimbang yang diterimanya selama menempuh jalur politik. Jokowi mengaku pernah mendapat serangan politik, bahkan menyangkut hal pribadi.
Jokowi menanggapi kritik-kritik pedas dengan santai. Ia menilai tidak ada gunanya membalas kritik dengan komentar tajam. Selain itu, Jokowi merasa telah bekerja sungguh-sungguh. “Kita kerja sajalah. Kalaupun ada yang begitu-begitu, kita terima dengan senang hati,” katanya.
Selain menerima puja-puji dari para pendukungnya, Jokowi juga mendapat banyak kritik dari pihak lain. Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Ruhut Sitompul, menyebut bahwa Jokowi gagal mengatasi masalah kemacetan. Menurut Ruhut, prestasi mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo lebih baik ketimbang Jokowi. Ruhut juga menilai Jokowi tidak pantas menjadi presiden.
Selain itu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais menyamakan Jokowi terpilih karena popoluer, sama seperti mantan Presiden Filipina, Joseph Estrada. Menurut Amien, Estrada terpilih sebagai presiden lantaran popularitas sebagai bintang film. Estrada akhirnya bertahan beberapa bulan memimpin Filipina saja, setelah digulingkan dan digantikan oleh Gloria Macapagal Arroyo.[Kompas.com]
@Amien, tadinya mencoba meminang Jokowi begitu tidak ada response langsung mengkritik. Agak aneh juga. Walaupun kritiknya ada benarnya – anggap saja sebagai masukan.
@Ruhut, yah jagoannya kalah ya pasti ribut.
Ketika Fauzi koq ngga berani mulai MRT dan monorail??? PKL Tanah Abang??? Penertiban parkir liar???
Omdo, mana ada sich hasil kerja nyata para toko yg selalu kritik. Rakyat lebih Tahu mana yg baik mana yg tidak baik. Apa yg dihasilkan oleh jokowi dan ahok sangat nyata dilihat oleh mata.
……asem tenan ki, olah rasa lan bawa lik Jokowi kereeennn……..
Orang yang bijak tidak aan menanggapi kritikan dengan marah, dan orang yang terlalu mengkritik padahal hasil kerja ngk kelihatan,, kok yah berani mengkritik…?. Indonesia kelihatn banyk sekali pengkritik dan perdebatan dan hasilnya ngk kelihatan,,, apalagi prosedur dan birokrasi yang panjjjjjjjjjjjaaaaaaang sekali, yang memusingkan dan tidak ada sosialisasi…..hingga yang mabok masyarakat. Tolong deh…beri kesempatan kepada yang mau kerja dan dukung demi kota Jakarta dan Indonesia.
Ruhut sama Amien itu ibarat telor busuk…diluar keliatan bagus tapi didalamnya baunya menyengat banget….dan beracun…jd kalo kedua dedengkot ini…saya kira udh bener kata jokowi sih…santai ajalah…gila kekuasaan tapi otak NOLLLLLLL….
Siapa menanam pasti menuai…..! Bang Ruhut menjelek-jelekkan Jokowi, akhirnya di tolak jadi ketua komisi III.
Jokowi sangat bijaksana tdk menanggapi kritik Amien & Ruhut, sebab memang tak berguna. Jokowi lebih baik bekerja, bekerja terus sampai sukses. Boleh ditiru nih oleh kedua tukang kritik, jangan hanya omdo.