Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, saat berhenti menjabat sebagai Bupati Belitung Timur, kehidupannya biasa-biasa saja. Bahkan kata Basuki, istri dan anak-anaknya pergi kemana-mana menggunakan bajaj.
Meski hidup sederhana, Basuki merasa bangga dengan keadaan itu. Menurutnya hal itu membuktikan jika dia tidak pernah berbuat curang semasa menjabat sebagai kepala daerah tanah kelahirannya itu.
Namun kondisi hidup sederhana itu sempat membuat anak Basuki yang paling sulung merasa kurang nyaman. Anaknya tersebut merasa iri dengan rekan-rekan sekolahnya yang naik mobil mewah.
“Anak saya waktu sekolah SMP kelas 1 tiba-tiba dia mukul orang, berantem. Ternyata anak saya merasa miskin, anak-anak lain naik Alphard. Dia merasa paling miskin di sekolah,” kata Basuki saat menjadi pembicara di hadapan mahasiswa baru Universitas Trisaksi di Jakarta, Minggu (29/9/2013).
Karena itu, Basuki pun menasehati anaknya bahwa kekayaan tidak diukur dari banyaknya uang. Tetapi dapat mencukupi semua yang dibutuhkan secara tidak berlebihan.
Menurut Basuki, orang miskin adalah orang yang walaupun sudah memiliki banyak uang, tetapi tidak pernah merasa cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
“Saya bilang kita kaya karena kita mendapatkan semua yang kita butuhkan, prinsip ini,” tegasnya.[Kompas.com]
Terkait:
Walaupun anda bukan Islam tapi perilaku anda sangat islami. Mudah-2an tetap amanah.
“Ke Agamaan milik Kepercayaan Sekelompok penganut Tapi dari Tuhan Allah “Esa yang SATU” Itu masalah Surgawi Dan Achirat.” Sebaiknya nyaPolitik> tidak di tumpang tindih dgn Agama2,’ Dunia ter Cipta! Untuk Mem Bangun Achlak yg Manusiawi, saling Hormat Meng Hormati/ pengertian/ ada ‘Rasa Sayang’ pada semua Ummat yg sama2 Ciptaan Tuhan Allah yg Satu,… ” jangan pernah Berkata’ benci… Sayangi Lah sesama mu, seperti engkau menyayangi diri mu”
bener ga ya jokowi mau disantet forum.detik.com/dukun-santet-...i-t799912.html dibayar 500 jt
Anak2 Indonesia, dimulai, selagi Usia Dini, sudah harus ada Didikan Lingkungan yg Memupuk: “kekayaan jangan di ukur dgn uang…” Inferiority complex, boleh Di Bina Dalam Ber Pikiran,’ rasa “Tanggung Jawab”
Pada masalah Lingkungan Hidup.’ Yang men Condong kan mereka
Pada masalah Sosialisasi;”Kesehatan/Pendidikan/ke Agamaan/Ke Negaraan yg Kukuh/Pancasila/Kesatuan & Persatuan Negara /Tertib Atur/Pertahanan Negara yang Maju Jaya& Ber Martabat.’
Musuh yg ada di Angkara badan dan benak manusia itu “ke Serakahan/ Tamak Haloba’ Yang hanya mem per miskin pandangan Hati Nurani tentang Arti, hidup di dunia,’
Dunia yg kita Pijak, tidak Akan selamanya Ber Sama kita, Tetapi, peninggalan ter Baik dari ‘Harta’ itu Adalah rasa Tanggung Jawab pada sesama ‘Ummat Manusia’ Ber Pikiran Jauh Kedepan utk Me Ngurang kan Derita beban,’ pada sesama ummat Manusia.’ “Rasa Peduli’ Untuk Selalu Memelihara dari Pemeliharaan yg Ber kesinambungan> (kesederhanaan an Dalam batas yg pantas) Adil-Makmur>
Sejahtera Didalam Lindungan Tuhan Yg Maha Esa: “Ber Usaha Baik Bagus dan Betul/Bekerja/Belajar Dan Ber Doa”
Damailah Negriku
Sungguh terharu aku membaca halam ini..
Pak Ahok ijinkanku memangillmu Papa..!
Terima kasih, mengajarkanku utk lebih bersyukur atas apa yg Tuhan anugerahkan.
Berbahagialah anak yg memiliki papa sepertimu, istri yg memiliki suami sepertimu.