Ahok.Org – Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menargetkan hasil audit pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang akan selesai November ini. Kepala BPKP Mardiasmo mengatakan, salah satu hambatan penyelesaian audit JLNT itu karena masih menunggu laporan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengenai audit fisik bangunan.
Adapun komponen-komponen yang diaudit oleh Kementerian PU meliputi detail engineering design (DED), fisik proyek, serta lelang proyek.
“Sekarang hasil penilaian dari Kementerian PU sudah kami terima. Kemudian, kami pelajari dan November ini selesai,” kata Mardiasmo, saat dihubungi di Jakarta, Minggu (3/11/2013).
Ia menjelaskan, laporan dari Kementerian PU mengenai teknis bangunan akan diolah kembali bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk kemudian digabung dengan audit pemeriksaan-pemeriksaan lainnya. Kajian itu, kata dia, hanya membutuhkan waktu satu hingga dua pekan. Nantinya, akan dapat diketahui apakah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta wajib membayar Rp 200 miliar kepada PT Istaka Karya sebagai kontraktor atau tidak. Apakah dengan audit proyek itu dapat mempengaruhi pengerjaan penyelesaian JLNT paket Mas Mansyur tersebut?
Menjawab pertanyaan ini, Mardiasmo menegaskan tak akan berpengaruh. “Hasil audit tidak akan memengaruhi proses pembangunan yang sedang berjalan,” kata Mardiasmo.
Proyek pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang terdiri atas tiga paket pembangunan, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur. Proyek itu seharusnya selesai tahun 2012 tetapi sampai saat ini tak kunjung kelar.
Pemprov DKI Jakarta meminta BPKP melakukan penilaian terhadap pembangunan proyek tersebut apakah ada indikasi penyelewengan (wanprestasi) atau tidak. PT Istaka Karya sebagai kontraktor melanjutkan pekerjaan pembangunan proyek pada tahun ini hingga selama tiga bulan dengan anggaran Rp 200 miliar.
BPKP mulai bekerja melakukan audit sejak Mei 2013.[Kompas.com]
Pak Jokowi & Pak Ahok, yang public transport yang paling urgent untuk ditertibkan saat ini bukan trans jakarta, tapi kopaja2 AC baru yang kerjanya ngetem sembarangan, naik-turunin penumpang sembarangan, buka2 pintu sampe AC jadi rusak. Pokoknya masi mental lama banget deh. Yang kayak2 begitu lebih baik dicopot2 aja, ganti orang2 baru masi lebih bisa di-educate.
Kementrian PU masih megang proyek-proyek di DKI Jakarta, kenapa ga kasih aja semua sama pemprov DKI Jakarta, kan statusnya sudah daerah istimewa….. ngapain masih cawe-cawe kalo ga dikerjakan sesuai musim….musim hujan udah tiba kok malah bongkar got, saluran air segala…mikir ga sech???