Dubes Negara Uni Eropa Curhat Kepada Jokowi

6
103

Ahok.Org – Pertemuan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, dengan duta besar negara-negara Uni Eropa untuk Indonesia, ternyata juga menjadi ajang untuk menyampaikan unek-unek (curhat). Dalam pertemuan tersebut Jokowi mendapat keluhan mengenai lamanya antrean saat hendak terbang dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dari Dubes Austria, Andreas Karabaczek.

Mendapat keluhan itu, Jokowi langsung merespons. Menurutnya, permasalahan tersebut bukanlah tanggung jawabnya, melainkan pemerintah pusat. Sebab, selain tidak berada di wilayah Jakarta, salah satu pintu masuk ke Indonesia itu pun merupakan kewenangan Angkasa Pura selaku pengelola.

“Ada yang mengeluhkan mengenai pesawat yang antre sebelum naik, juga yang mau turun. Tapi, itu bukan urusan saya,” kata Jokowi, usai pertemuan dengan 20 Dubes Uni Eropa, di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).

Kendati demikian, Jokowi berjanji akan menyampaikan keluhan tersebut kepada pemerintah pusat. Sehingga keluhan yang disampaikan bisa ditampung untuk segera diperbaiki. “Tapi kita akan sampaikan keluhan mereka ke pemerintah pusat. Karena memang kewenangannya ada di sana,” ujarnya.

Pertemuan Dubes Uni Eropa dengan Jokowi, berlangsung tertutup di Hotel Pullman, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut Jokowi juga didampingi Asisten Perekonomian Hasan Basri Saleh, Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Heru Budi Hartono, dan Asisten Gubernur Bidang Tata Ruang Sarwo Handayani.

Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri (KDH KLN) DKI Jakarta, Heru Budi Hartono membenarkan, keluhan yang disampikan oleh Dubes Austria tersebut. Selain menyampaikan keluhan tersebut ke pemintah pusat, DKI juga memiliki langkah tersendiri untuk perbaikan pelayanan menuju Bandara Sokearno-Hatta.

“Memang harus ada solusi, karena di Bandara Soetta sudah crowded. Kita akan sampaikan ke pemerintah pusat. Tapi di DKI juga lakukan langkah-langkah sendiri, seperti pembuatan kereta dari Dukuh Atas ke bandara, nantinya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit,” tandasnya. [Beritajakarta]

6 COMMENTS

  1. Bandara memang semerawut.
    orang luar negeri baru samapai sudah di latih ngantri panjang dan sudah keringatan di detik ke 20 setelah keluar dari pesawat.
    sudah ngantri lebih dari 45 menit ternyata di pesawat dapat kartu imigrasi yang salah, ngambil yang baru terus ngantri lagi 1.5 jam.
    cape deh…………

  2. sampai setingkat Duta Besar aja mengadu ke pak Jokowi, dimohon sabar kepada negara-negara sahabat, belum waktunya beliau membereskan di tingkat pusat !
    (ini pasti karena kurang ditanggapi atau direspon dengan cepat)

  3. Pak Jokowi, saya rasa sama sekali tidak salah bila pak Dubes menyampaikan keluhannya kepada bapak selaku Gubernur Jakarta untuk bandara udara int’l soekarno-hatta. sebab, penumpang memang disebutkan mendarat di jakarta, bukan di kota tangerang, Banten. Suka tidak suka, pak Jokowi harus turut bertanggung jawab penuh atas yang terjadi di bandara tsb. bila Gubernur Jakarta keberatan, maka setiap penerbangan luar negeri harus menyebutkan tempat kedatangan di kota tangerang, banten bukan jakarta. Para Dubes mana perduli itu adalah konflik internal pemprov DKI vs Banten atau dengan pemerintah pusat.

    Sekarang memang sudah seperti mimpi buruk bila harus naik pesawat terbang. 2 jam perjalanan ke bandara udara dari jakpus dan lebih lagi bila dari jaksel atau jaktim. 2 jam lagi menunggu boarding. Belum lagi pesawat delay karna jualan kursinya nga penuh atau terlambat pesawat tiba. Begitu banyak waktu yang terbuang percuma di jalan. Kenapa tidak dibuat kereta api listrik khusus ke bandara dari pusat kota ? tidak bisakah rel KA diperpanjang ke bandara ? harusnya tidak makan waktu lama bukan ? Benar2 mimpi buruk untuk perjalanan ke bandara serasa perjalanan antar kota. biaya taksi pun sangat tinggi. atau sangat bete duduk di bus DAMRI. Tidak bisa tidur karna harus jaga barang dari jambret berkedok penumpang.

    Tolong dipertimbangkan pak Jokowi. thanks.

  4. Untuk papan anti banjir yang dimaksudkan itu aquafence ya ? kalau ya. kenapa nggak bikin di Indonesia saja ? desainnya dari sana. jadi bisa hemat. harganya lebih murah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here