Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama menilai, selain banjir, ancaman bencana yang kerap mengintai sektor pendidikan yakni ambruknya bangunan gedung sekolah. Terlebih, sebagian besar atap dan plafon gedung sekolah masih terbuat dari kayu yang mudah rapuh dan dimakan rayap.
“Kayu atap masih muda, tetapi mudah dimakan rayap karena tidak langsung dikasih anti rayap,” ujar Basuki usai membuka Lokakarya Pembelajaran Implementasi Sekolah Aman Komprehensif di Balaikota, Kamis (14/11).
Untuk itu, kata Basuki, pembangunan gedung sekolah di ibu kota mulai tahun depan tidak akan lagi menggunakan kayu melainkan atap baja ringan. Sebab, kekuatan baja ringan lebih baik dibandingkan kayu karena tidak bisa dimakan rayap dan jauh lebih aman dari bencana gempa.
“Bangunan sekolah yang paling rapuh yakni atap dan plafon yang terbuat dari kayu. Itu yang membuat bahaya. Kalau ada bencana gempa sih relatif kita bisa atasi sebab sebagian besar sarana pendidikan di ibu kota sudah dibangun tahan gempa. Tapi, penyebab utama ambruknya bangunan sekolah diakibatkan bahan baku bangunan yang terbuat dari kayu. Semalam saja baru roboh satu sekolah di Klender,” ungkapnya
Dikatakan Basuki, pihaknya akan merehabilitasi seluruh gedung sekolah dari tingkat SD hingga SMA negeri dengan menggunakan atap baja ringan mulai tahun depan. “Banyak sekolah yang rawan ambruk. Sekitar 30 persen pasti ada. Makanya kita mau bagusin semua gedung sekolah ini dulu. Kita lagi kebut. Yang dibagusin sekolah negeri dulu,” katanya.
Sambil menunggu proses perbaikan atap gedung sekolah rampung, lanjut Basuki, Pemprov DKI juga mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan anti rayap. “Bahan bangunan untuk perbaikan gedung sekolah juga akan dimasukkan ke dalam e-katalog. Tapi, LKPP saat ini masih kelabakan, ya bertahap lah. Kita prioritaskan pengadaan bus dan alat berat dahulu,” tuturnya.
Ditambahkan Basuki, penataan di bidang pendidikan juga ditujukan untuk keselamatan para siswa sehingga nantinya jarak antara rumah dan sekolah dekat. “Anak sekolah keluar dari rumah saja sudah bahaya. Kita akan tata semuanya. Nantinya jarak rumah dengan sekolah dekat sehingga cukup naik naik sepeda atau berjalan kaki saja. Kalau sekarang jalan kaki, lagi nunggu di trotoar saja bisa ditabrak Xenia. Memang butuh waktu lah. Tapi kita sudah kebut untuk tingkatkan keselamatan anak didik kita,” tandasnya. [Beritajakarta]
http://gentademokrasi.com/pembangunan-hotel-di-pgc-bermasalah-jokowi-diam/
http://gentademokrasi.com/susahnya-berhadapan-dengan-birokrasi-sudin-dikdas-selatan/
mendingan tiru jepang.sekolah dijadikan tempat utk pengungsian darurat bila ada bencana.beserta gedung komunitas/fasilitas publik bisa dijadikan tempat perlindungan dari bencana.
dan harusnya anak di indo dilatih persiapan bencana.karna di indo rawan banjir,kebakaran,gempa.dijepang anak” dilatih semua.
Setuju,anggaran harus diaudit dan diawasi karena tanpa e-katalog, dikhawatirkan ada permainan harga oleh koruptor
Kasihan sekali anak2 harus belajar di bawah ancaman keruntuhan atap !