Ahok.Org – Pemprov DKI Jakarta terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan bus TransJakarta. Setelah upaya sterilisasi jalur, Pemprov DKI juga berencana untuk menambah jalur.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, jalur tambahan ini nanti akan menggunakan bahu jalan tol. Pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan pengelola tol, PT Jasa Marga.
“Sekarang tol pun kita mau pakai. Kita bicara sama Jasa Marga. Nanti bahu tol kita pakai buat jalur bus,” ujar Ahok di Balaikota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2013).
Ahok mengatakan, saat ini yang terpenting yaitu menambah jumlah rasio jalan. Berdasarkan data, rasio jalan yang ada di ibu kota hanya sekitar enam persen dari jumlah populasi. Padahal, idealnya yaitu 12 persen.
Ahok pun enggan berdebat soal fungsi transportasi jika jumlah jalan yang ada masih sangat minim.
“Kita enggak usah debat terus masalah fungsi. Semua ada kajiannya. Sekarang gimana jalannya dulu baru kita debat. Kalau jalannya nggak ada apa yang mau kita debatin,” katanya.[Detikcom]
Sebaiknya dipikirkan matang2 jika bahu jalan dijadikan jalur transJakarta!!! Sebaiknya tidak melanggar aturan yang sudah berlaku umum disemua negara.
Lebih feasible membuat trayek pagi dari kota2 Bekasi, Tangerang, Depok ke Jakarta lewat tol.
Sesampainya di Jakarta bus berfungsi seperti bus transjakarta reguler jadi penumpang bisa pindah ke transJakarta trayek lain.
Sore harinya kebalikannya. Jadi bus dipool di masing-masing kota (Bekasi, Tangerang, Depok) untuk digunakan keesokan paginya.
Kerja sama dengan mall yang sepi/kurang pengunjung dan tarif parkir mobil flat misalnya Rp. 10.000 seharian.
Gunakan bus sumbangan CSR (Hino?) yang berbahan bakar solar agar mudah pengisian bahan bakarnya.
mungkin lebih baik pengadaan bus transjakarta diperbanyak secepatnya. DPRD hanya memperlambat proses penanganan kemacetan dan tidak prioritas pada permasalahan dijakarta. Akses transportasi dari pemukiman penduduk ke halte busway juga harus dipertimbangkan sehingga perjalanan menuju halte busway lebih aman dan nyaman. karena faktor keamanan juga penting apalagi untuk perempuan tidak mungkin harus berjalan kaki dengan jarak yg jauh untuk menuju halte ataupun sebaliknya. Akses transportasi menuju halte busway harus dipikirkan juga atau bisa juga didekat halte busway disediakan tempat parkiran khusus sepeda salah satu contohnya kolong jalan layang tol yg dibawahnya kosong mungkin bisa dimanfaatkan sebagai tempat parkir sepeda.
pak wagub, saya usul untuk menambah jumlah panjang jalan yang ada,contohnya jalur sepeda yang ada di banjir kanal timur,bisa dimanfaatkan untuk menambah jumlah jalan,dari dibangun sampai sekarang jarang sekali digunakan,akhirnya ditutup palang2 beton. Membangun jalan dengan biaya yang besar,dibiarkan nganggur,sementara di jalur tersebut kemacetan sudah sangat parah. Dibuatkan jalur sepeda malah akhirnya sia2 saja,dikasih bangku2 untuk duduk dipreteli,tempat sampah juga pada hilang,satpol pp mungkin juga kewalahan menjaganya pak. Mohon ditinjau kembali pak,mungkin bisa dibuat aturan untuk hari libur diperuntukkan untuk sepeda,setidak tidaknya mengurangi beban jalan Basuki Rahmat di hari kerja pak. Terima kasih.
CCTV mana ya? atau harusnya ada reserse yg menyamar, tangkap tangan pelaku pengrusakan/pencurian fasilitas umum!
papan penunjuk jalan aja, masih suka dicuri..
Pak Wagub, bila hendak ambil bahu jalan tol untuk turun/naikkan penumpang, sebaiknya tidak di tiap2 halte busway. tapi halte2 tertentu saja pak. usahakan pas di pintu keluar /masuk tol-nya, biasanya space untuk bikin halte bus mini mencukupi. tapi apa yang di-koment bung Dadang di atas, sebaiknya memang dipertimbangkan baik2 pak Wagub. karna itu memang aturan keselamatan int’l untuk jalan tol 🙂
memang mengkoreksi hasil kerja yg sudah ada menjadi berfungsi lebih sulit daripada membuat baru ! Tiada rotan akarpun berguna, terobosan memecahkan kemacetan….
Lihat aja jalan tol pun mestinya ada masa pakai nya, misalnya 20 tahun sebagai jalan tol, harus nya setelah itu menjadi jalan raya biasa, buktinya bisa diperpanjang masa jalan tol nya !
Jadi sebetulnya siapa menguntungkan siapa??? 🙁
bagaimana bila di jalur itu, bus nya model bus tingkat, tinggi, hanya bawahnya tdk ada badan bus nya. jadi kalo darurat, misalnya ambulance, bus berhenti, ambulance masih bisa lewat di bawah bis tersebut 🙂
ide gila…..
Kaya yang di Cina? Disana saja belum realisasi bro, baru konsep.