Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berjanji akan segera menyelesaikan tumpang tindih antara sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Ia ingin warga Jakarta mendapatkan pelayanan yang baik.
“Memang harus segera dirampungkan agar warga itu betul-betul mendapatkan pelayanan yang sama baiknya waktu KJS,” ujarnya di Balaikota, Jakarta Pusat. Kamis (9/1/2014).
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, lanjut Jokowi, telah berkomunikasi dengan penyelenggara JKN, yakni Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk mengupayakan penyelesaian persoalan itu.
Persoalan yang terjadi di lapangan yakni ada perbedaan langkah medis yang dicakup oleh kedua sistem tersebut. Jika di KJS mencakup langkah medis A, B, C, D dan E, misalnya, sedangkan sistem JKN hanya mengakomodir langkah medis A, B dan C saja.
Hal tersebut paling kentara dilihat dari perbedaan premi yang mesti dibayarkan pemerintah kepada sejumlah rumah sakit antara KJS dengan JKN. Biaya premi KJS dapat mencapai Rp 23.000, sementara JKN hanya mencapai Rp 19.000 saja. Hal inilah yang kerap dikeluhkan pasien JKN. Alhasil, sang pasien harus tetap membayar langkah medis yang tak diakomodir JKN.
Jokowi ingin agar khusus di Jakarta, premi yang berlaku adalah premi KJS karena mengakomodir banyak langkah medis. Yang harus dilakukannya kini adalah mengkomunikasikan dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) agar premi tetap Rp 23.000 dengan pembagian APBD Rp 19.000 dan sisanya APBD.
“Saya mau memperjelas ini dulu dengan dirut (BPJS). Mungkin atau ndak. Wong kita maunya meng-cover semuanya kok,” ujarnya.[Kompas.com]
Mantap jokowi,seharusnya JKN harus lebih baik dari KJS,BPJS seharusnya berkoordinasi dgn pemprop dki agar pelayanan sama dgn kjs dengan selisih kekurangan premi KJN dimintakan ke pemda,agar pelayanan sama.bravo JB
Ini baru sang pemimpin (pak Jokowi)yang dapat dibanggakan, beliau begitu memperhatikan nasib warganya trimakasih pak smoga Allah slalu memberi keberkahan dan kesehatan kepada bapak, amin.
Iya Pak Jokowi/Ahok sy setuju & tolong segera dirampungkan, Sy sendiri pengguna KJS, sblm KJS byk obat2an yg tdk di cover di RSUD2 yg di Jakarta, Coba di sidak RSUD2 dengan menanyakan kpd Pasien2 pengguna KJS di RSUD2, Pak.
Apalagi dgn JKN byk yg tdk dicover skrg
Bagaimana dgn Jasa2 Medis yg melayani program2 KJS krn Pernah dokter yg mengobati sy mengeluh krn byk mereka yg tdk dibayar
Dear Pak Jokowi/Ahok,
Pengalaman sy & Org tua sy pengguna KJS :
Yg Menjadi Kendala Program KJS di Lapangan :
1. Obat2an yg tdk di cover di RSUD2 utk Rawat Jalan (Mis. Dokter memberikan 5 Jenis obat2an tp hanya 1 atau 2 Jenis yg di cover sisanya beli di luar)
2.Dokter & Perawat Medis RSUD mengeluh krn Jasa medis mereka tdk terbayarkan
Krn itu tolong di Cek spy tdk menjd kendala utk pengguna KJS (BPJS) & Hubungan RSUD dgn Pasien dpt berjalan dgn baik.
Dear Pak Jokowi/Ahok,
Bila sy berobat dokter2 yg Perawat yg sharing kpd sy menganggap Pak Jokowi/Ahok pencitraan saja melalui Program KJS & Politiksasi bid. Kesehatan. Mohon pak bs ditinjak lanjuti krn sy pribadi tdk setuju dgn pendapat mereka itu
Dear Pak Jokowi / Ahok
Saya adalah pengguna BPJS Kesehatan / Jkn, tp setelah sy pikir2 apa seh untungnya sy ikut Program ini?
Tadinya sy mengira kalau saya ikut Program ini, maka segala sesuatu mulai dr Perawatan s/d Obat2n bahkan berobat jalan pun bisa dilayani, ternyata tidak. Jangankan berobat jalan, obat2an-pun bagi Pasien Rawat Inap tidak semuanya ditanggung, jd sy rasa buat apa sy meneruskan untuk ikut BPJS / Jkn, toh Iuran yg dibayarkan semua Pasien juga tidak ada hitung2annya berapa jumlah yg mereka sdh bayarkan dan berapa total biaya yg dihabiskan pasien saat Rawat Inap. Lalu apakah ini yg dinamakan melayani Masyarakat? Ini ibarat pepatah “mengangkat lalu kemudian menjatuhkan” tetap ajakan gak ada keuntungan apa2 buat Masyarakat? mendingan Uang untuk bayar Iuran BPJS / Jkn itu ditabung sendiri kan Pak?
Harap ditindak lanjuti ya Pak? Terimakasih.