Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku memiliki banyak pengalaman terendam banjir. Saat masih tinggal di Belitung hingga hijrah ke Jakarta, Basuki merasakan jadi korban banjir.
“Jadi, siapa bilang saya enggak pengalaman banjir?” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (24/1/2014).
Saat Basuki duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) pada tahun 1981, ia bersama keluarganya menetap di Pademangan II, Jakarta Utara. Di kawasan tersebut, kediamannya menjadi langganan banjir, baik banjir rob maupun banjir tahunan.
Tak tahan banjir datang ke rumahnya, ia dan keluarga pindah ke Jalan Industri III Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada tahun 1982. Lagi-lagi, di rumah barunya itu tak luput dari banjir. Kemudian, pada tahun 1984, saat Basuki mengenyam pendidikan di Universitas Trisakti, Jakarta, keluarganya memutuskan untuk pindah rumah lagi. Kini, pilihan mereka jatuh di kawasan Muara Karang Blok V, Jakarta Utara.
Ada pengalaman menarik ketika ia dan keluarganya terkena banjir di Jakarta pada 2002. Ayah tiga anak itu pernah mengungsikan anak serta istrinya menggunakan truk. Saat itu, anaknya baru berusia 1 tahun dan Veronica Tan, istrinya, sedang terkena demam berdarah dan membawa bayi. Mereka diungsikan memakai truk menuju bandara untuk pulang ke Belitung Timur.
Saat menetap di Industri III Dalam, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Basuki kembali memiliki cerita unik. Ketika bangun tidur, ia kaget mendapati air sudah masuk ke dalam rumahnya. Begitu terkejutnya, ia pun berdiri. Ternyata tempat tidur dari kayu itu mengapung.
Basuki mengatakan, korban banjir menghadapi beragam risiko buruk. Selain ancaman penyakit akibat sampah dan sumber penyakit yang bertebaran, warga juga berisiko tersengat aliran listrik. “Jadi, siapa yang bilang aku enggak mengerti joroknya banjir. Saya ngerti sekali susahnya banjir, aku sudah kenyanglah,” kata Basuki. [Kompas.com]
buset dah,,, ntu ko ahok pait bener pngalamannye,,, gue percaya die pasti peduli bgt dng korban banjir, smoga bencana ini cpt teratasi,,, i love ahok
Saya orang yg BERUNTUNG.Sebelum sy pindah di tempat sy skrng dulu ktny langganan banjir.Tp stlh pemerintah serius membangun DAM besar tdk ada lg istilah keBANJIRAN.Rumah sy tepat sebelah kanan ada sungai yg mengalir, dan klo hujan bsr klo petugas lupa nutup pintu air airnya jg hampir rata sm batas beton tertinggi, agak was2 juga.Ini berarti jika pemerintah serius entah membangun DAM, normalisasi kali dll banjir pst bisa diatasi.Dukung kerja pemerintah sepenuh hati krn perlu peran serta warga untuk mempermudah PROSES jika mmg ingin bebas banjir.Ini yg saya lihat RUWET sekali di JAKARTA.Warganya sendiri yg mempersulit PROSES.