Basuki Gowes Sepeda Sebelum Naik Bus ke Balaikota

18
528

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menepati janjinya menggunakan bus kota menuju Balaikota Jakarta, Jumat (7/2/2014) pagi. Sebelum menggunakan bus kota terintegrasi busway (BKTB), Basuki berangkat dari rumahnya di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara, menggunakan sepeda.

Pewarta terkejut ketika melihat Basuki keluar dari rumahnya. Dengan berpakaian setelan batik, celana bahan, dan sepatu pantofel, Basuki siap menggowes sepeda bercorak army yang digunakan menuju halte BKTB Waduk Pluit. “Ayo, kita naik bus,” kata Basuki menyapa pewarta, Jumat pagi.

Basuki asyik menggowes sepeda dari rumah menuju gerbang Kompleks Pantai Mutiara sepanjang sekitar 500 meter. Dua ajudannya menjaga Basuki dengan mengendarai motor, mengawal di belakang sepedanya. Sepanjang perjalanan, Basuki menyapa para penyapu jalan dan pengamanan kompleks. Para pewarta pun berlomba-lomba untuk mengambil momen “langka” tersebut.

Setiba di gerbang kompleks, pria yang akrab disapa Ahok tersebut langsung berjalan cepat menuju Waduk Pluit. Sesekali, ia menengok arlojinya sebab waktu telah menunjukkan pukul 07.30 WIB, sementara ia harus tiba di Balaikota pada pukul 08.00 WIB.

Jumat pekan ini merupakan penerapan kebijakan one day no car kedua setelah Januari lalu disosialisasikan. Kebijakan itu tertuang dalam Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 tentang penggunaan kendaraan umum bagi pegawai negeri sipil (PNS) Provinsi DKI. Mulai dari sekretaris daerah hingga PNS tingkat kelurahan diimbau untuk menggunakan transportasi massal ke kantor. Instruksi ini untuk memberi contoh kepada warga Jakarta lainnya agar beralih menggunakan transportasi massal. [Kompas.com]

Ahok Tepati Janji, Gowes Sepeda dari Rumah dan…Pakai Batik

18 COMMENTS

  1. He…he…he…
    Sungguh berjiwa kesatria mas ahok mau menerima masukan n mau intropeksi diri, maunya sih pakaian sport aja jgn batik donk mas ahok
    terima kasih mas ahok

  2. Pak Ahok, kalau naik sepeda, jangan lupa pakai helmet (http://en.wikipedia.org/wiki/Bicycle_helmet ). Juga, (mungkin agak terlalu pagi kita berdiskusi hal ini untuk DKI Jakarta), di negara Barat, biasanya sepeda punya jalurnya sendiri, karena kecepatan maximum sepeda dibawah 30 km/jam, sedangkan mobil/kendaraan bermotor diatas 30 km/jam, sehingga kalau keduanya pakai jalur yang sama, pengendara mobil/kendaraan bermotor menjadi tidak sabar dan bisa membahayakan pengendara sepeda.

    • Betul pak Ahok. Helmet dan sarung tangan, itu kudu penting, wajib untuk keselamatan bagi pengendara dan juga orang lain. belum lagi lampu kerlap kerlip yang harus jadi perlengkapan sepeda di jalan2 raya seperti halnya aturan untuk sepeda motor. mungkin ada baiknya bapak bersepeda dan naik bus pake kaos / kemeja sport lalu ganti baju atau mandi sebentar di kantor. selain membuat badan sehat bersepeda pakai tas ransel yang jadi beban, naik bus juga itu tas ransel bisa jadi pengaman supaya tidak nempel tubuh desak2an di bus. ada jarak perantaranya pak. itu taktik saya menghindari terjadinya tindak pelecehan seksual saat harus berdesakan naik bus dari para penumpang lelaki :)kalau perlu, tas ransel itu jadi senjata handal untuk gebuk orang / tameng pelindung diri hahahahaa….. 😉

  3. ah biarin aja lah pak ahok mau pake helmet,sarung tangan,kaos,tas apa kagak yg penting naek sepedalah kalau banyak tuntutan malah P’ahok bisa tiba2 berubah pikiran balik ke mobil dinas lagi,biarin aja yg penting udh mau naik sepeda

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here