Masuk “The World’s 50 Greatest Leaders”, Ini Komentar Jokowi

9
309

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku belum mengetahui bahwa dirinya masuk dalam daftar “The World’s 50 Greatest Leaders” versi majalah Fortune. Dalam daftar tersebut, Jokowi duduk di peringkat ke-37.

“Saya belum tahu,” ujarnya di Balaikota Jakarta, Senin (24/3/2014).

Meski demikian, Jokowi mengaku bahwa penghargaan semacam itu justru hanya akan menjadi beban baginya. Walaupun ia juga mengakui, sebuah penghargaan juga bisa menjadi pelecut bagi seseorang untuk lebih maju lagi.

“Hebat apaan, biasa saja. Penghargaan seperti itu bisa jadi ujian, tapi bisa menjadi pendorong, ya kan? Dan itu berat,” ujar pria yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden ini.

Di dalam artikel tanggal 20 Maret 2014 itu, Fortune menggambarkan sosok calon presiden yang diusung PDI Perjuangan itu secara singkat.

“Pada 2005, eksportir furnitur itu terpilih sebagai Wali Kota Solo, kota dengan populasi 500.000 orang di Indonesia. ‘Jokowi’, begitu dia biasa dikenal, membersihkan kota itu dan membongkar korupsi, mencengangkan kelelahan publik Indonesia terhadap status quo. Jokowi melejit dengan cepat. Pada 2012, dia terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kini dia menjadi favorit untuk memenangi pemilihan presiden RI pada Juli 2014.”

Dalam daftar tersebut, Jokowi berada bersama dengan para pemimpin dan pebisnis dunia. Peringkat pertama diduduki Paus Fransiskus, disusul dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di posisi 2. Peringkat 3 dan 4, menjadi milik CEO Ford Motor Co Allan Mullaly dan miliarder dan filantropis Warren Buffett. Di peringkat ke-5 ada nama mantan Presiden AS, Bill Clinton, disusul tokoh demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi. Panglima Angkatan Bersenjata AS di Afganistan, Jenderal Joe Dunford, berada di urutan ke-7.

Berikutnya ada nama musisi Bono, pemimpin Tibet Dalai Lama, dan bos Amazon.com, Jeff Bezos. Nama-nama terkenal lain yang masuk dalam daftar itu adalah Direktur IMF Christine Lagarde; aktris Angelina Jolie; bos Apple, Tim Cook; dan aktivis muda, Malala Yousafzai. [Kompas.com]

9 COMMENTS

  1. Aneh juga ya di Indonesia,kalau ketum partai jadi capres dibilang tidak negarawan,ambisius,memaksa diri tapi kalau yang dijadikan capres anggota partai dibilang jadi boneka ketum partainyalah dsb nya.

  2. BIASANYA KETUM PARTAI MENCAPRESKAN DIRINYA, KARENA TDK ADA KADER PARTAI YG LEBIH BAIK / POPULER DICINTAI RAKYAT. KETUM PDI-P MEMBERIKAN MANDAT KEPADA JOKOWI JADI CAPRES KARENA DORONGAN RAKYAT BANYAK SELURUH INDONESIA.BILA BUKAN KARENA DORONGAN RAKYAT BANYAK, KETUM PDI-P PASTI MENCAPRESKAN DIRINYA SENDIRI. PIHAK LAWAN YG TDK SENANG JOKOWI JADI CAPRES, TENTU BERUSAHA DNG BERBAGAI MACAM CARA AGAR BISA MENGHAMBAT LAJUNYA JOKOWI.SAYA HARAP SELURUH RAKYAT INDONESIA YG MENCINTAI JOKOWI TDK GOYANG HATINYA.JANGAN KATAKAN “JOKOWI YES, PDI-P NO” KARENA BILA KURSI PDI-P KURANG DARI 25% PADA PILEG 9 APRIL, SULIT MENDUKUNG JOKOWI JADI CAPRES. INGAT ITU.

    • andaikan bu Mega berani berseru, PDI P siapkan 10002 petimati, 10000 untuk hukuman mati pejabat yg korupsi, dan 2 untuk saya dan p Jokowi, jika kami korupsi! hehehe…kenapa ber 2 ya…

      inti nya gitu, tapi maksudnya, teken perjanjian dgn rakyat, sebelum pileg ya, akan berlakukan hukuman mati bagi para koruptor! Korup diatas 1M, hukuman mati!

      jika tdk dilaksanakan, saya bersedia mundur!

      tp hati2 juga, jgn2 caleg2 nya pada mundur duluan….

  3. Walau cuma sebuah majalah, tapi statusnya majalah bergengsi dunia..
    .
    Boleh-boleh bangga deh ada orang kita masuk majalah bergengsi dunia (secara positif tentunya) .. 😆

  4. Jokowi is Jokowi
    sing mangerteni
    kok ya luar negeri
    tindak tanduk budi
    kok luwih dipahami
    tinimbang njero nagari
    kang kebacut korupsi
    petungan piti lali rai
    kang ndrawasi
    seneng dengki srei
    bin kemaki
    kang nge-trend saiki
    hi…hi…hi…

    • Iya, betul negara luar lebih menghargai dan menghormati beliau. Apa yg dikerjakan Pak jokowi juga Pak Ahok tulus dan murni dari hati untuk rakyatnya. Negara kita mayoritas lebih suka menghujat, mengolok-olok dia, menyindir2 dia (kayak yg nyindir bersih dari dosa saja). Tetap semangat Pak Jokowi, saya dukung semoga beliau jadi Presiden dan Pak Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta sehingga beliau berdua dapat bersinergi menjadikan Jakarta Baru dan Indonesia baru. Jaga kesehatan ya Pak Jokowi dan Pak Ahok. Jesus Bless yours …

  5. Kalau ada orang Indonesia bisa bangga nama Pak Jokowi masuk daftar 50 pimpinan dunia versi majalah fortune, sungguh perlu dikasihani. ini ulasan tentang hal tsb dari Washington Post tgl. 24 maret kemarin.

    Such a list is, by definition, subjective. (The magazine says it limited its list to currently active leaders; it asked leadership experts and Fortune reporters to suggest candidates and then vetted the ideas with people in each industry.) Any ranking of something as abstract as leadership — particularly one that crosses industries — is hardly something that can be judged by hard numbers or strict data, and is bound to generate plenty of debate. Indeed, that’s probably the point: Is Alan Mulally a better leader than Burmese opposition leader Aung San Suu Kyi? Should DuPont CEO Ellen Kullman rank above Apple’s Tim Cook? Why is Bono listed ahead of the Dalai Lama?

    But whatever inherent arbitrariness may exist in such lists, they can also be quite revealing. In this case, what’s most telling is not just whether certain individuals were missing — for example, it didn’t go unnoticed that President Obama didn’t make the list — but that there was not a single currently active U.S. politician among the top 50. Bill Clinton is there, as is former New York Mayor Michael Bloomberg and former U.S. Rep. Gabrielle Giffords. Hillary Clinton shows up on a list of “9 power couples” but not on the main list. But no other current U.S. political leader — or hopeful — is among the top 50.

    It’s hardly surprising that no one from the 113th Congress — which made Fortune’s “Leadership Infamy Awards” — is on the list. And the absence of political types may say something about the source — Fortune is, of course, a business magazine. But the utter lack of a single current political leader — not even any up-and-coming governors or mayors were included — is a disheartening sign for our future.

    What do you think? Who should or shouldn’t have been on the list? Leave your thoughts below in the comments.

    Sumber : http://www.washingtonpost.com/blogs/on-leadership/wp/2014/03/24/fortune-magazine-names-the-worlds-50-best-leaders/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here