Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali geram perihal sumbangan bus dari swasta yang dipersulit. Kali ini, sumbangan 30 bus itu dibenturkan pada persoalan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 terkait Pengendalian Pencemaran Udara.
Menurut Ahok, dalam surat yang diterimanya disebutkan bahwa bus sumbangan tersebut tak bisa dijalankan karena terganjal Perda. Perda tersebut menyebutkan bahwa setiap angkutan umum dan kendaraan operasional di Jakarta wajib menggunakan gas. Sedangkan bus-bus tersebut merupakan bus solar. “Lihat kendaraan operasional Pemda sekarang pakai apa? Solar kan?” kata dia Selasa 25 Maret 2014. “Kenapa cuma bus sumbangan yang kena Perda ini?”
Ahok mengaku sangat heran karena Perda ini sudah ada sejak tahun 2005, namun 9 tahun berlalu pengadaan kendaraan operasional masih berupa kendaraan berbahan bakar solar. “Itu mobil operasional saya dibeli 2012 bahan bakarnya solar, mobil operasional Dishub solar juga,” kata dia. “Kalau mau tegakkan aturan ya konsisten semuanya.”
Hal ini, kata Ahok, cenderung dilakukan hanya untuk menghalang-halangi bus sumbangan agar masuk. “Yang dirugikan ya warga Jakarta karena enggak bisa dapat bus baru,” kata dia. Bahkan dia menganggap hal ini merupakan sabotase.
Sebelumnya diketahui, tiga perusahaan swasta yaitu Telkomsel, Ti-Phone dan Roda Mas memberikan sumbangan bus masing-masing sebanyak 10 buah. Namun, sumbangan tersebut sempat terhambat karena persoalan pajak reklame yang dikenakan pada iklan di badan bus tersebut. Ahok sempat mengungkapkannya kemarahannya pada rapat penandatangan MoU tersebut pekan lalu. [Tempo.co]
lucu nya pula, station BBG juga masih minim…. solusi nya pak Ahok, spek bus sumbangan diubah, atau perda nya diubah.
Sebenarnya BBG jg bagus, emisi gas buang lbh bersih.
Usul! bagaimana kalo kendaraan operasional anggota dewan yth jg harus BBG!!!!
Itu permainan Dishub…kemungkinan mereka udah terlanjur menerima uang dari supplier bus dari china itu…jadi kalo Bus sumbangan itu masuk dan dijadikan perbandingan kan akan jadi masalah buat mereka…sebaiknya Dishub diganti aja semua dari atas sampai bawah jabatan kecuali yg dilapangan…
Pak JB
lakukan saja sekaligus 3 cara
Ke 1.
Seandainya mungkin dimohon Ke Presiden diterbitkan Perpres
karena berdasarakan UU no 12 Tahun 2011
Perpres berada diatas Perda
K e2.
Ajukan amandemen ke DPRD
Ke 3.
Ajukan ke MA
karena sethau saya ini bukan UU ,kalau UU ke MK
Ya maklum lah ,semakin pintar orang semakin tinggi pendidikan maka antara niat yg suci dan niat yg munafik ,akan terlihat samar samar
Yg harus diwasapadai kemungkinan Corruption dengan cara yg sangat shopisticated
“Constitutional Corruption”
Contoh misalnya bisa saja ada kemungkinan,syukur syukur tidak:
“2 kurawa di birokrat’ “2 Kurawa di legislatif” misalnya mereka sepakat mau korupsi agar tidak terjerat hukum maka hukumnya mereka bareng bareng buat dulu .
Itu kan jelas perdanya mengharuskan menggunakan BBG tapi BBG nya tidak memadai.
Ada yang mengatakan lg kena syndrome
“Sick Society”
Maju terus pantang mundur untuk memajukan NKRI
Pak JB
atau diakalin saja
Tetap miliknya Swasta dipinjamkan ke Pemprov
Untuk Perawatannya
Kerja sama dengan Biro Iklan
hasil iklan u mereka ,mereka tanggung biaya operasional
jangan kesannya “Membela Diri” ntar dibilang orang “BANCI”
Pak Ahok “Pimpinan” mereka “Bawahan”…
Ambil Langkah Cepat Pak…
Minimalnya Rubah PERDANYA…
klo bisa detik ini perda di ubah sendiri yah pasti sudah di ubah… masalahnya perda itu bakal berhubungan dengan DPRD .. anda tau DPRD? ada yg lurus dan ada yg bengkok, blm lgi para bawahan DKI ada yg lurus dan ada yg bengkok… dan yg lurus di bandingkan yg bengkok itu lebih banyak yg bengkok. anda tau kan kalau yg bengkok lebih dominan…apa yg terjadi? makanya kita harus dukung pemimpin yg lurus
makanya nanti kalau ikut pemilu legislatif JANGAN PILIH PARTAI YANG BANYAK KORUPTOR dan TIDAK PRO RAKYAT yang menghambat kebijakan PEMPROV untuk memakmurkan masyarkatnya.
JANGAN PULA PLIH YANG NOMER URUTNYA KECIL ATAU 5 BESAR tetapi
pilihlah yang nomer besar atau yang bontot sekalian biar mereke mereka yang masih maruh duduk di dewan atau maruk kekuasaan nyingkir semua.
setuju ide Bung Baracuda tsb Pak Wagub..ada sj “dalih2” aturan yg di gelontorkan pada Bus sumbangan ini, dan anehnya kok perintilan ya aturan tsb di pretelin mulai dari benturan dg perda reklame tempo hari..skg perda bahan bakarnya..
saya pernah tahu bahwa mobdis operasiunal pada salah satu dinas teknis dulu era tahun 2000 an ada dua switch jenis bahan bakar yaitu tombol utk saat pemakaian bhn bakar gas, dan saat penggunaan bhn bakar premium.
era sekarang justru yg saya jumpai kendaraan operasional dinas teknis tsb berbahan bakar premium…dalih dalih jg kalo pakai premix tdk sesuai dg penggantian anggarannya alias tekor si pemakai..dan..sdh tdk menggunakan bahan bakar gas lg dg reason penggantian/anggaran mobdis tsb adalah berupa bensin bkn gas..
Hahaha….perangkap jebakan batman sdh mulai berani digelar bawahannya…khan sdh sy bilang dari beberapa bulan lalu…kalo style leadership model pak ahok yg suka ngamuk2 dan bikin sakit hati bawahannya, suatu saat bakal dikerjain jebakan batman bawahannya…hati2 aja kalo pak jokowi sdh engga ada disamping pak ahok, maka pola sabotase kebijakan pak ahok bakal lebih banyak dan berani lagi….
Simple dan mudah saja urusan gitu Pak…Panggil saja siapa yang bertanggung jawab atas hal ini….minta saja mereka melakukan uji emisi atas bus-bus baru tersebut, kalau lewat dari ketentuan yang diberlakukan harusnya Ok dong…trus suruh cek emisi kendaraan dinas mereka masing-masing. Kalau tidak lolos, kandangin dan tidak diperbolehkan pakai kendaraan dinas lagi…suruh mereka naik bus sumbangan saja.. Kalau ada bawahan yang sengaja ngeyel dan tidak sehati dengan pimpinan… ya bereskan saja pak, ngak usah ribut-ribut…itu masih dalam koridor hak Bapak sebagai atasan kok. Jadi tidak usah dengerin provokator..itu perkara mudah kok. Pegawai pemda kan masih banyak yang bagus-bagus, kalau tidak ada, ya ambil yang profesional ajalah…Gitu aja kok repot kata Gus Dur…Salam…Go…JB
RUBAH PERDA NYA CEPET GAK YA?MASALAHNYA INI URGENT
lebih baik pake gas, walopun sdh mendesak ada baiknya pake BBG. nanti bapak dibilang gak memikirkan lingkungan. mungkin pak sekda takut disalahkan karena di situ kebentur perda. lebih baik diskusi dulu sama gub. ini juga salah anda, seharusnya bilang sama perusahaan beli yg gas bkn solar. sy tau penumpang mana nanya ini pake gas ato solar.
nanti banyak yg bilang bapak itu selalu menyalahkan anak buah.
kan deket sama pak sutiyoso coba aja nanya sama beliau.
ingat pak ini tahun politik, banyak yg ingin jegal anda agar tidak jadi gub. walopun tidak ada hubungan langsung tapi mereka ingin jegal pak jokowi.
Memang gila tuh moko . Pak ahok tolong blg ke jokowi dilakukan pergantian jabatan.yang mempersulit habisi semua. Ini mendesak
gak bisa gitu belum ada buktinya. ini juga salah pak wagub, seharusnya kasih tau ke perusahaan pake gas punya. dki memang mendesak butuh bus. tapi bawahan kalo kebentur perda mau bagaimana lagi. perda kan masih bisa diubah, ubah aja dgn sementara.
dako,perda itu bukan ayat suci yg tidak bisa di ubah,ini yg slalu pak ahok sampaikan dri awal beliau baru menjabat, sekiranya perda menghambat tolong di ubah,masalahnya untuk merubah perda itu tidak gampang harus bersama DPRD,dan apakah pergantian perda bisa berjalan mulus? BISA SAJA, kalau smuanya sehati dengan pak jokowi ahok bergotong royong memikirkan RAKYAT. soal penyumbang.. masih bagus mereka mau sumbang .masa mau nyumbang kok di persulit nanti kalau mau nyumbang busnya yg gas yah kalau mau iklan di bus yg di sumbang harus bayar pajak yah…wohhh mana ada yg mau nyumbang,terus emang nya rakyat kalau naek bus nanya ke supirnya, ini bus pake bensin,solar apa gas?anda udah pernah naek angkutan umum blon sih?
mungkin anda yg selalu naek mobil. sy sejak kecil sampe sekarang selalu naik angkutan umum. nunggu transjakarta pernah sampe 3 jam. gak punya mobil dan motor bahkan sepeda. kemana2 setia naik transjakarta. kalo gak ada halte busway kadang jalan kaki. naik ojek aja gak pernah. menyumbang dipersulit itu dah pasti keterlaluan pns dki. sekolah sy pun juga gak tinggi hanya tamatan smp. gak kaya anda mungkin berpendidikan tinggi.
pantes saja anda tamatan SMP. ketersediaan bahan bakar gas itu kurang. mau dipaksa pake gas. paling busnya buat pajangan doank. mau nunggu berapa tahun baru ada SPBG biar bisa mencukupi pelanggan bis transjakarta.
Kalau bisa diubah dari kemarin uda diubah. Masalahnya DPRD mau tidak mengubahnya atau menghapus.
Kalau program bus sumbangan ini jalan maka anda tidak bayar ongkus bis sumbangan ini. enak kan anda
hehehe..mang gampang isi gas di DKI? lucunya negeri ini gas dijual ke singapura/china, malah import BBM lalu disubsidi, dulu kalau nga salah banyak taksi yg pasang converter gas, skrg udh menghilang bro…lalu kenapa dari tahun 2005 sampai skrg pengadaan kendaraan operasional pemda masih pakai solar kalau memang mau taat perda??? kalau komen itu baca dulu beritanya baik2 dan dipahami.
jgn selalu bela pak ahok. wagub juga perlu dikritik, kali ini salah pak ahok ky gini aja gak dipikirkan taunya minta perusahaan hibah aja. kalo udah begini perusahaan mana mau percaya lagi. mereka nantinya ragu2 nyumbang.
kritik sih blh saja,masalahnya kritikan lu tuh masuk akal/logika apa ga?apa yg lu kritikan ? lu pikir ini masalh baru yah? udah lama 8 bulan haduh, tugas atasan adalah memberikan perintah dan tugas kepada bawahannya, bawahan yah harus melaksanakan perintah sesuai mandat atasan. kek nya anda kurang paham… deh.. baca lagi lalu sinkronkan dengan logika anda, hati anda, nurani anda, otak anda, dako dako
baca lagi comment gw dari atas sampe bawah. dipersulit 8 bulan gw juga tau. pak ahok selalu bilang kalo kepala lurus gak mungkin bawahan tidak lurus. kalo bawah gagal dah pasti atas juga gagal. 8 bulan seharusnya diperhatikan pak wagub. bawahan dah pasti menuruti perintah atasan. kalo bawahan terbentur perda jgn berburuk sangka dulu. cari tau dan koordinasi dgn gub. ada lebih baiknya itu bus bbg kalo buatnya lama ya sabar juga gpp.
sy selalu dukung pak ahok. tapi sy tidak ingin pak wagub selalu berburuk sangka dulu. kalo dari awal pak ahok minta yg gas kan gak jadi begini juga. akhirnya yg dirugikan pengusaha juga.
Mengenai penyumbang tidak membeli Bbg karena harus pesan dulu pabriknya, sebelum nyumbang dah malas duluan
betul kita bukan membela pak Ahok secara membabi buta, tapi masalahnya kan waktu si penyumbang mau membeli unitnya sudah konsultasi dengan bagian terkait kenapa tidak diberitahukan dari awal mengenai speknya secara jelas dan lengkap giliran sudah jadi ada ada saja alasannya….
makanya tidak salah kalau kita semua mempupnyai pemikiran atau praduga bahwa ini semua dilakukan agar bis sumbangan tidak bisa lancar sehingga mau tidak mau bisa (se)Karat(an) kudu dipakai dan dibayar nah..duit itu nanti ada komisi yang akan dibagi bagi….
selanjutnya kan itu Perda tahun 2005 kenapa mobil dinas dan operasioan masa gubernur lama masih pada pakai solar….
Moko moko awakmu kok yo ciek mokong e tho cak cak….wis nyengkre ae peno…lengser ya lengser saja segera…
BILA PERDA NOMOR 2 TH 2005 MAU DIJALANKAN SECARA KONSEKWEN, BERARTI PEMPROV DKI HARUS MENGHENTIKAN SEMUA OPERASIONAL BUS ANGKUTAN UMUM SEPERTI METRO MINI, KOPAJA, DAN ANGKUTAN OPERASIONAL PEMDA DKI TERMASUK DPRD.APAKAH BISA PEMDA DKI MENINDAKNYA? BISA DIDEMO HABIS2-AN.PERINTAHKAN KADISHUB MENINDAKNYA SEKARANG ATAU TERIMA BUS SUMBANGAN TSB.SEGALA RESIKO KARENA TINDAKAN KADISHUB TANGGUNG SENDIRI. BOLEH GAK?
Persoalan sudah didepan mata masih mau debat mana yg benar mana yg salah…bus sumbangan udah tersedia 30 buah, rakyat butuh…udah pake aja dulu, kalo perlu dipinjamkan ke pemprov DKI aja tapi dioperasikan koridor yg kekurangan bus nya, kayak koridor 12 Pluit – Tg.Priok , pt.Bianglala cuma sediain ga lebih 15 bus, gimana ga manyun nunggunya??? Kayak ga ada pengawas pt.TJ dikoridor ini????
gak usah pilih lg deh caleg2 yg kmaren kliatan bersebrangan dg duo JB spt lulung (p3), abdurahman habsyi (demokrat) trus siapa lg tuh