Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan kasus meninggalnya Andini, bayi 2,5 tahun di RSUD Koja, Jakarta Utara. Menurut dia, hal itu seharusnya bisa dihindari jika pihak rumah sakit mempunyai inisiatif lebih.
Basuki mengatakan, rumah sakit di Jakarta memang kekurangan fasilitas perawatan untuk bayi, yakni ruangan PICU. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah fasilitas itu di sejumlah rumah sakit, antara lain di RSUD Koja dan RSUD Budi Asih.
“Harusnya, dia (Andini) masih bisa dilarikan ke tempat lain. Kalo pinjam, itu waktunya enggak keburu,” ujarnya di acara Jakarta Fashion and Food Festival di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (15/5/2014) malam.
“Inisiatif rumah sakit kurang, sangat kurang. Karena kan rumah sakit kita jadi tumpuan harapan,” lanjut pria yang akrab disapa Ahok.
Basuki berharap pihak rumah sakit berorientasi pada kesembuhan pasien. Jika dalam waktu yang akan datang pihak rumah sakit mendapatkan kasus serupa, apa pun, lanjut Ahok, rumah sakit harus merawat pasien. Yang penting, kata Ahok, sang pasien tidak boleh telantar terlebih dulu.
“Sambil kekurangan fasilitas ini akan terjadi sampai tahun depan. Akhir tahun depan kita akan kejar terus ini,” ujar Ahok.
Ahok mengatakan akan melakukan penyelidikan lebih jauh mengenai kronologi mengapa bayi Andini meninggal dunia. Apakah benar seperti yang diberitakan sejumlah media massa atau tidak.
Andini, bayi penderita infeksi paru-paru, meninggal di RSUD Koja, Jakarta Utara, Selasa (13/5/2014) lalu. Meninggalnya Andini diduga lantaran telat mendapatkan perawatan di ruang bayi. Dokter Pemberi Jaminan Perawatan (DPJP) RSUD Koja Dewi Iriyani mengatakan, pasien penderita infeksi paru-paru seharusnya dirawat di ruang intensif dengan fasilitas oksigen. Namun, enam bed ruang intensif penuh.
Aam (40), nenek Andini, mengatakan bahwa anak dari pasangan Iwan (30) dan Titin (27) itu dirawat di ruang perawatan anak biasa lantai 4 Blok B hingga ajal menjemputnya. [Kompas.com]
Iya pak Ahok
Kalo orang miskin tetap aja susah berobat di rumah sakit. Ujung2nya pasien juga akan meninggal dunia cepat atau lambat.
Seharusnya pak Ahok ganti aja dirutnya rsud koja sebab menelantarkan pasien sehingga pasie meninggal dunia
Ini menyangkut nyawa, mau org tua, dewasa, anak2, bayi, tak terkecuali tolong deh hargai nyawa org. Mindset yg hrs dibentuk adl bagaimana spy pasien dlm keadaan kritis dpt survive, ini menyangkut profesionalitas jabatan dokter, suster, petugas admin rmh sakit. Kl sampe meninggal berarti anda gagal/loser berkaitan dgn panggilan tugas anda. Kl fasilitas kurang bs secepatnya cari alternatif lain spt alihkan ke rs lain, anda sdh turut berandil utk menyelamatkan nyawa org. Jg diingat utk profesi spt ini hrs lbh utamakan segi sosialitas drpd sisi komersial, lagian jarang2 ada pasien yg sampai kritis jd tolong dibantu semampunya, kebanyakan pasien yg dtg utk berobat.
Kl sdh kritis gitu segi komersial mohon diabaikan, nyawa jauh lbh penting.
neh lah bukti rusaknya akhlak dan moral anak bangsa, orang sakit datang ke rumah sakit yang di utamakan duitnya bukan nyawanya, alasannya selalu itu itu aja, ruang penuh, duit jaminan gak ada, dokter gak ada, peraturan nya gak memungkinkan, katanya nasionalis lah tapi bangsa sendiri mo mati aja gak dibela-belain di tolong, dapat piala ini lah penghargaan itulah tapi kalau dah kejadian ntar bilang lalai lah apalah, dah bertahun2 itu itu lagi peristiwa yang terjadi terulang2 lagi, emang udah jadi bangsa munafik lah neh negara kita
Halo pak Ahok
Tolong bapak Ahok copot aja Direktur Utama RSUD KOJA beserta dg Semua Direkturnya karena di otak mereka hanya ada DUIT, DUIT dan DUIT lagi
Weleh… weleh…
Pak Ahok… mudah memang menyalahkan pihak rumah sakit tidak segera mengambil tindakan untuk si bayi sehingga si bayi meninggal. tapi, warga juga harus diedukasi bagaimana melakukan P3K untuk keadaan2 darurat bagi setiap orang yang membutuhkan pertolongan. dan ini harusnya jadi tugas penyuluhan dari setiap puskemas2 yang ada. dan bila ada bayi2 yang punya penyakit2, si ortu / yang merawat si bayi / balita, wajib bertindak apapun untuk melakukan sesuatu – tidak pasif saja begitu sudah sampai di rumah sakit.
–
Adik saya pernah hampir mati di satu rumah sakit swasta mewah bergengsi di jaksel karna dokter disitu kasih salah obat sehingga ketika balik harus masuk UGD tapi penuh dan rawat inap juga sama. suster cuek. sampai saya harus gedor itu kantor manajemen – bikin rusuh – sehingga direkturnya cepat2 turun carikan tempat buat adik saya, dan ia tertolong. kalau rs mewah saja pelayanannya kayak siput, bagaimana bisa harapkan RSUD bisa lebih cepat dari siput pak ????
–
Bagaimana bisa dokter bisa duduk tenang2 di UGD sedang ada pasien yang butuh penanganan cepat tergeletak disitu ???? Dokter2 kita sungguh sangat tipis sekali peri kemanusiaannya pak. mereka merasa diri mereka adalah Tuhan harus dimohon2 dulu. ironis memang. Itu di Jakarta Pak Ahok. gimana lagi kalau di daerah. pasti lebih parah 🙁