“Saya Tinggal di Sini Lebih Lama dari Umur Kamu, Hok”

9
113

Ahok.Org – Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyadari bahwa masih banyak warga Jakarta penghuni bantaran sungai dan bantaran waduk yang enggan untuk dipindah ke rumah susun. Dia menilai, keengganan warga tersebut disebabkan karena mereka sudah terlalu lama tinggal di kawasan tersebut.

“Saya tahu mungkin bapak-bapak dan ibu-ibu ada yang sudah lama tinggal di pinggir sungai. Ada yang bilang, ‘Saya tinggal di sini lebih lama dari umur kamu, Hok’,” katanya saat acara peluncuran HUT ke-487 Kota Jakarta yang dilaksanakan di Jembatan Marto, Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2014).

Meski demikian, Basuki mengatakan bahwa penertiban yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bukan bermaksud untuk merendahkan warga, justru dia menilai Pemprov DKI sangat menghormati warga.

Oleh karena itu, Pemprov DKI bermaksud menyediakan lahan tempat tinggal yang dinilainya jauh lebih layak dibanding harus tinggal di bantaran sungai dan bantaran waduk.

Selain itu, Basuki juga mengungkapkan bahwa Pemprov DKI saat ini tengah berencana membangun ruang terbuka hijau di tengah sejumlah permukiman padat. Karena itu, dia mengimbau warga yang memiliki lahan yang relatif luas agar bersedia melepas dan menjualnya ke Pemprov DKI.

“Nanti tamannya bisa dipakai buat olahraga. Sekarang kan sewa gedung olahraga sudah mahal. Yang datang kebanyakan orang-orang yang pakai mobil. Orang kampung jadi ngiri. Karena itu, orang di kampung perlu disediakan lahan untuk olahraga juga,” tuturnya.

“Tapi tamannya nanti dibangun di tempat yang tidak bisa dilalui mobil, supaya lahannya tidak disalahgunakan untuk tempat parkiran,” tambahnya kemudian. [Kompas.com]

9 COMMENTS

  1. Pada nonton video berita pengakuan warga yang rumahnya sudah di renovasi dengan program kampung deret gak? Saya rasa kenapa ada warga yang menolak?

    1. Yang menolak tersebut bisa saja adalah para preman, atau oknum yang memanfaatkan kondisi masyarakat kumuh sebagai sumber penghasilan dengan cara memintai uang iuran ini itu kepada warga. Kalo perumahan kumuh itu di rubah menjadi perumahan bagus seperti kampung deret, maka oknum tersebut tidak lagi mendapat penghasilan kan. Nah…. Oknum inilah yang mempengaruhi agar warga menolak program pak jokowi ahok. Kan ada tuh videonya kalo ketua RT nya yang menghasut untuk menolak program, alhasil begitu mereka melihat rumah hasil program seperti kampung deret yang begitu bagus, mereka menyesal karena menuruti asutan oknum RT.

    2. Bisa juga memang warga sendiri yang menolak, ini bisa karena warga tidak mengetahui rumah yang dibuatkan oleh pemprov DKI begitu bagusnya, bahkan yang awalnya rumah triplek dirubah jadi rumah permanen, dan lengkap isinya. Kebanyakan menyangka kalo bangunan yang dibangun pemerintah itu ukurannya kecil dan gak menyenangkan untuk di tinggali. Coba kalo warga kumuh itu tahu seperti apa rasanya menempati rumah program pak jokowi ahok pasti mereka gak akan menolak, malah meminta. Caranya gimana, ya berikan contoh rumah jadi yang di buat pemprov disana. Biarkan mereka merasakan sendiri. Dijamin gada lagi penolakan….

    Saya bukan warga jakarta, dan juga gak tinggal dijakarta, tapi tahu kalo rumah program pak ahok dan jokowi itu sangat bagus karena nonton di youtube. Nah kalo warga kumuh pasti gak tahu, karena mereka pasti gak bisa menggunakan internet, walaupun di siarkan di TV pun mereka bisa saja gak nonton karena sibuk jualan kaki lima kan. Artinya mereka gak pernah tahu.

    Ini pendapat ane.

  2. Pak JB

    yg hrs kita apresiasi dr Wraga yg bilamng dia tinggal lebih lama dr Umur Pak wagub

    Positifnya:

    tandanya orang tsb JUJUR bahwa dia sudah melanggar Aturan Hukum Puluhan Tahun.

    Negatifnya:
    Koq gak tahu diri ,tidak tobat tobat setelah disadari

  3. Saya gak setuju dan gak masuk akal dengan alasan menolak karena sudah lama tinggal. Prinsipnya, manusia pasti akan memilih yang lebih baik kan. Misal kalo saya sebagai warga sana, saya udah tinggal di bantaran kali selama 30 tahun dan menempati rumah triplek atau semi permanent. Trus saya di tawari untuk pindah dan tinggal di rumah yang permanent, bersih, air PDAM, listrik, ada tamannya, bersih… Pasti saya mau.

    Persoalannya, kapan kita bisa mengatakan itu lebih baik? Yaitu saat ada pembanding nyata antara rumah dan tempat yang saya tinggali sekarang dengan rumah atau tempat yang di buat pemprov DKI. Maksudnya kalo mau mengatakan rumah yang dibangun lebih baik dari rumah warga maka saat itu harus ada contoh rumah yang sudah jadi yang bisa di liat dan dirasakan secara nyata oleh warga setempat. Kalo dalam sosialisasi hanya mengatakan rumah yang di buat pemprov lebih bagus dan hanya memakai gambar gambar, maka wajar lah mereka meragukannya. Karena dalam benak mereka rumah susun itu jelek….. Kan udah terbukti kalo warga yang udah merasakan bagusnya rumah buatan pemprov sangat senang, dan warga yang belum di renovasi malah berharap ikut program pemprov setelah melihat rumah buatan pemprov di tetangganya….

  4. Kasus Rusunawa, dievaluasi lagi, masih ada ga penyelewengan, tiap lantai kalo ada yg nyeleweng, dievaluasi satu lantai…jadi saling mengawasi…

  5. Halo pak Ahok

    Tolong bapak Ahok hukum mati aja dah semua penjahat yang ada di Indonesia..

    Susah pak kalo bapak debat kusir sama preman dan warga yang bodohnya minta ampun.

  6. Di daerah kecamatan cipayung jaktim sdh banyak taman, baik di pinggir jalan maupun yg yg berada di dalam kampung, ada yg luas bbrp ratus meter persegi tp ada jg yg luasnya ada kali kalo 5hektar (namanya Taman Cempaka, di kelurahan cilangkap)..tapi sayangnya msh blm ada fasilitas tempat sampah

    Mgkn pihak pemprov mau membantu menyediakan sarana itu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here