Ahok.Org – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut, Kota Jakarta mendapatkan kado pahit pada hari ulang tahun ke-487 yang jatuh pada hari ini, Minggu (22/6/2014).
Selain gagal mendapatkan Piala Adipura, pengelolaan keuangan DKI Jakarta 2013 hanya mendapatkan opini “Wajar Dengan Pengecualian (WDP), atau menurun satu peringkat dibanding tahun sebelumnya yang mendapatkan opini “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penilaian ini disampaikan BPR RI pada pekan ini.
“Dulu (di MTQ) DKI selalu juara umum. Tapi tahun ini pil pahit karena cuma peringkat 6. Tapi alhamdulillah karena yang ikut benar-benar orang DKI. Kenapa kita mesti malu kalau ini kenyataannya,” jelasnya.
“Saya juga heran kenapa dulu selalu dapat Adipura. Mungkin yang dinilai cuma Sudirman-Thamrin. Padahal sungai-sungai dulu penuh sampah,” tambah mantan Bupati Belitung Timur itu. [Kompas.com]
Pak Basuki Setuju
Piala bisa dibeli
Trophy bisa dibeli
Sertifikat bisa dibeli
Ijazah bisa dibeli
Titel bisa dibeli
Pangkat bisa dibeli
Hampir semua bisa dibeli
Yang tidak bisa dibeli adalah KEJUJURAN
Karena dengan Kejujuran kt bisa buka Kebenaran dan dengan Kebenaran kita bisa cari Keadilan.
yes KEJUJURAN! ini yang gak bisa dibeli.
quotenya keren banget om baracuda. #AHOK4G
Benar, Adipura mash bisa dibeli. Sekarang anggarannya kl dipakai utk beli Adipura ketahuan sama Pak Ahok. Mending Jkt nga dapat Adipura, tapi faktanya semakin lama semakin bersih got-got dan kali-kali’nya. Jaman Suharto dan Bowo hanya membuat warganya pakai cara2 praktis, KUHP : Kasi Uang Habis Perkara. Beda dgn Jokowi dan Ahok. Sekarang koruptor2 PNS pada ketakutan kl Jokowi jadi Presiden……tambah susah utk korupsi!!!
kerja kerja …. kasihan perusahaan kena csr mulu ^_^
Peserta MTQ dari DKI kok cabutan ? emangnya sudah tidak ada anak – anak DKI yg tidak berpotensi menjadi qori / qoriah ? wah ini mah sungguh terlalu. Pak Ahok, tolong dimulai lomba qori / qoriah tingkat kecamatan s.d Walikota. Supaya anak – anak yg berpotensi menjadi qori / qoriah semakin banyak yg muncul. Sehingga ketika diadu di level nasional, pesertanya adalah pemenang lomba di DKI.