Beda Bus Tingkat Gratis Kompensasi ERP dengan Bus Wisata

6
249

Ahok.Org – Sedikitnya 50 unit bus tingkat akan dibeli Pemprov DKI Jakarta sebagai kompensasi penerapan sistem electronic road pricing (ERP). Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelaskan bus gratis ini memiliki perbedaan dengan bus tingkat wisata.

“Ya bedanya kita nggak mau lagi ada polisi, ada tour guide di dalam busnya,” kata Ahok di Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).

Sebagai informasi, di dalam bus tingkat gratis untuk wisata ada empat petugas yang berjaga, yakni polisi wisata, tour guide, sopir dan kondektur.

Namun, menurut Ahok, keberadaan petugas-petugas tersebut tidak terlalu berdampak besar.

“Itu biayanya besar, kerjanya juga kayak main saja kan,” kata dia.

Alih-alih seperti bus wisata yang jalan dengan kecepatan 20 km/jam, bus tingkat gratis ini akan dijadikan bus cepat dengan jadwal teratur. Sebab sebagai kompensasi, bus itu ditujukan bagi para karyawan dan masyarakat umum yang mengejar waktu untuk beraktifitas di kantornya.

“Kita mau paksa dia kayak bus, setiap sepuluh menit,” kata Ahok. [Detikcom]

6 COMMENTS

  1. saran aja yg gratis lebih baik beli bus biasa aja. bus tingkat biarkan untuk yg pariwisata. kalo tingkat di masukin bnyk orang dan pada berdiri tanpa ada pegangan tangan pasti akan ada yg celaka. biarkan bus tingkat khusus untuk pariwisata jgn dicampuradukkan dgn transportasi umum biasa. kalo yg biasa pasti lebih cepat pembuatannya. kadis sdh benar dan tepat. biarkan warga yg milih antara bus tingkat gratis yg lambat dan bus biasa yg cepat. sekali lagi biarkan bus tingkat khusus untuk pariwisata saja.

    • kalau perlu kerjasama dgn perusahaan metromini atau kopaja dibayar perkilometer. tapi mereka harus tetap dibawah pt transjakarta. jadikan supir metromini atau kopaja yg dibyr hanya 1x ump saja. supirnya harus dilatih dulu. jadi mereka gak demo2 lagi. pak wagub harus kaji lagi ini. dipikir ulang lagi bus tingkat gak cocok untuk yg cepat. apalagi yg kerja di sudirman itu bnyk. tingkat dimasukin penuh bnyk orang gitu pasti bakalan celaka (ada yg jatuh, terinjak karna supir gak bisa lihat diatas saat ngerem) transjakarta koridor 1 saja sering penuh apalagi gratis yg tingkat. jadi warga ada 3 pilihan di sudirman thamrin yaitu busway(brt), bus tingkat pariwisata lambat dan Bus biasa yg modern ky eropa tapi gratis n cepat. di kaji lagi boss.

      • Halo om Doko

        Sekarang sudah zaman bus tingkat gandeng kalo om masih mau bus biasa artinya om Doko salah.

        Seharusnya pak Ahok membeli 200 bus tingkat gandeng merek Scania dan Mercedes untuk transportasi dalam kota Jakarta.

        • jgn samakan orang indo dgn luar lihat aja transjakarta kalo penuh aja tetap paksa masuk, itu yg kerja disudirman sana pasti bnyk (kecuali ada petugas jaga yg membatasi di setiap halte), kalo erp jalan pasti penumpang membludak. produksi tingkat pasti lama. kalo yg biasakan produksi lebih cepat. lebih baik transjkarta beli bus gandeng yg 3. yg bayar harus lebih bagus daripada gratis. itu semua keputusan pak wagub lebih baik dikaji lagi sisi keamanan didalam yg tingkat kalo penumpang membludak gimana. itu kalo paksa masuk penuh pasti ada copetnya apalagi gratis naiknya. 10 menit lama seharusnya 5 menit.

  2. Baca di tempo , katanya per 1 agustus penumpang ATPB naik transjakarta mesti bayar… Apa transjakarta mulai running keluar dari visi misi pemprov dki ?

    • begini om, penumpang aptb turun di halte transjakarta terus transit/naik ke transjakarta tidak bayar. yg dirubah hnya tiket aptb yg 6rb sdh tidak dijual di halte tj, jadi semua penumpang masuk halte byr 3500 dgn kartu. kalo ada aptb lewat terus naik nanti didalam kamu dikenakan 5rb jadi total naik aptb 8500. ini maksud pt TJ agar semua warga menggunakan kartu byrnya. nanti kedepannya semua halte transjakarta tidak ada loket jual ticket kertas lagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here