Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merasa senang karena sistem e-budgeting yang diterapkannya mulai membuahkan hasil. Ia mengatakan telah menghemat anggaran hingga Rp 5,3 triliun.
Ahok menceritakan soal e-budgeting kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (2/2/2015) sore.
“Terus e-budgeting. Kan saya bilang, kata sosialisasi nggak boleh, beli mesin penghancur kertas, penghitung duit, nggak boleh. Begitu masuk ke komputer, sistem kami menolak,” kata Ahok mengawali ceritanya.
Dengan e-budgeting, Ahok berkata, anggaran-anggaran yang tidak memiliki nilai atau fungsi penting akan langsung dieliminasi. Dengan begitu, anggaran pun bisa dihemat sangat banyak.
“Kemaren tau nggak, berapa duit yang kita dapet dari penolakan-penolakan dari mereka-mereka yang masih bandel mau masukin? Itu Rp 4,3 triliun. Semalam ada yang masukin lagi, kan harus 100 persen e-budgeting, dapat lagi Rp 1 triliun,” ucap Ahok.
“Jadi Rp 5,3 triliun kita hemat dari sistim e-budgeting. Jadi sistem yang kita bikin ini mulai jalan. Harusnya 2014 sudah jalan. Hanya waktu itu mereka masih bandel, ngeles, ngeyel, nggak mau kan,” sambung Ahok. [Detikcom]
yg ngeyel dan coba2 itu diumumkan saja pak, atau dipecat sekalian kalo memang sengaja coba2….
setuju bro !!!
.
sebagai pencuri duit, bakal biaya :
1. mencerdaskan bangsa,–>kebutuhan pokok!!
2. mensehatkan bangsa,–> kebutuhan pokok!!
3. hunian,–> kebutuhan pokok!!
4. iklim usaha yg merata,–>kebutuhan pokok!!
5. dan masih banyak lagi.
maka, nama dan tampangnya layak dipublikasikan dng luas; karena siapa tahu dng masih mampunya sembunyi dibawah selimut, mereka teruskan penggarongannya di tempat/jabatan publik lain. kan diluaran, konconya masih banyak.
.
dan harus dipecat. tapi kalau bertobat, kita juga harus konsekuen utk berlaku proper; menerima mereka sebagai “anak hilang” yg telah kembali, tanpa dendam, tanpa tanda di ktp nya.
.
salam,