Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadiri gelaran konferensi pers hasil Operasi Bina Kusuma dan Cipta Kondisi 2015. Ahok datang bersama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edy Marsudi.
Dari antauan di halaman polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/2/2015) Ahok langsung disambut oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono. Suami Veronica Tan ini sempat meninjau ‘pameran’ barang bukti yang berhasil disita oleh masing-masing polres jajaran Polda Metro Jaya selama 30 hari terakhir.
Dalam kesempatan itu, Ahok juga menyebut ingin membangun keamanan di DKI berbasis teknologi yakni ‘Jakarta Smart City’. Mengingat tindak kejahatan di Jabodetabek yang kian meningkat, maka Ahok berkomitmen untuk meningkatkan keamanan di Ibu Kota.
“Kalau situasi tambah tidak aman kita harus yakinkan bahwa Anda aman. Semua sisi jalan kita pasang TPE (Terminal Parking Economic/parkir meter) dan wajib ada CCTV,” ujar Ahok dalam konferensi pers.
“Kami pasang CCTV yang bisa lihat nomor dan wajah. Mungkin akhir tahun bisa berjalan optimal. Kalau Anda di bus merasa tidak aman, maka Anda juga bisa langsung kirim aplikasi dengan Klue (berbasis Android) yang langsung terhubung ke lurah dan lainnya
Selain itu, Unggung juga menegaskan pihaknya akan menjamin keamanan Jakarta. Terlepas dari hasil survei mengenai tingkat keamanan kota Jakarta berada pada posisi terendah di dunia, dia meminta agar warga tidak mudah resah.
“Negara tidak boleh kalah dengan aksi kejahatan seperti premanisme dan lain sebagainya. Dalam rangka pencegahan kita lebih bagus,” tutur Unggung. [Detikcom]
–
Langkah Basuki Ciptakan Jakarta Aman
Pemerintah DKI Jakarta telah menjalankan dan menyiapkan sejumlah program guna menciptakan Kota Jakarta aman serta nyaman. Langkahnya, mulai dari pemasangan CCTV, menelurkan aplikasi Jakarta Smart City yang terintegritas dengan Android, hingga mengatasi pendapatan masyarakat agar tidak melakukan tindak kriminalitas.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama, mengatakan pihaknya menyadari, sebagai kota metropolitan, tingkat kejahatan di Jakarta cukup tinggi.
“Makanya, tahun lalu kami bentuk semacam tiga pilar (Babinsa, Babinkamtibmas, dan Kelurahan). Kami juga sudah memasang CCTV. Namun, CCTV-nya tentu bagaimana sampai bisa kelihatan pelat nomor dan wajah. Ini sedang dikerjakan, mungkin akhir tahun sudah dapat 2.500 (CCTV terpasang),” ujar Basuki, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/2).
Dikatakan Basuki, pihaknya juga menelurkan aplikasi Jakarta Smart City yang terintegrasi dengan Android.
“Jadi kalau ada bahaya, Anda tinggal kirim. Di kelurahan terdekat di wilayah itu, ada anggota Satpol PP yang nanti melihat ada tanda bahaya. Berarti ada yang tidak aman. Model ini sedang dirancang,” ungkapnya.
Sementara itu, menurutnya, di Jakarta 40 persen warga berusia 16 sampai 18 tahun putus sekolah, karena tidak mampu. Berdasarkan survei BPS, rata-rata 15 sampai 20 persen orang Jakarta berpenghasilan di bawah Rp 2,4 juta.
“Biaya hidup orang lajang di Jakarta itu, minimal Rp 2,4 juta. Jadi bisa kita bayangkan ada orang dapat gaji Rp 2,4 juta punya anak-anak dua sampai tiga orang, tentu bisa juga ada godaan menodong untuk mencari uang,” jelasnya.
Guna mengatasi permasalahan itu, tambahnya, Pemda DKI Jakarta akan melepaskan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebesar Rp 1,7 triliun.
“Kira-kira Rp 200.000-Rp 800.000 per anak per bulan agar bisa membayar sekolah dengan autodebet,” sebutnya.
Ia melanjutkan, Pemda DKI juga sedang memperbaiki perumahan. Targetnya, 7.200 rumah susun akan dibangun tahun ini, di kawasan padat penduduk.
“Di kawasan kumuh yang tidak bisa dikontrol, kami bersihkan. Sambil normalisasi sungai, waduk, dan membangun jalan inpeksi,” jelasnya.
Basuki menyampaikan, pihaknya juga akan mencari mana saja keluarga yang tidak mampu. Setelah itu, akan diberikan bantuan. Namun, untuk mengetahui siapa saja yang harus dibantu dibutuhkan peran RT dan RW.
“Saya sudah keluarkan Pergub, RT/RW yang kurang ajar akan kami pecat. Kami butuh RT/RW yang pemerhati. Kami akan buka ruang terbuka ramah anak dan lansia, Maret atau April mendatang. Setelah itu menjadi sebuah komunitas PKK untuk mengetahui siapa yang di rumahnya asapnya metidak ngepul. Yang tidak berasap akan dibantu. Kami mau RT/RW menjadi pemerhati, jadi tahu siapa yang butuh dibantu,” jelas Basuki. [Beritasatu.com]
masih banyak trotoar di jakarta yg belum di perbaiki. tolong diperbaiki trotoar dekat jpo halte busway yg disunter.
Pak Ahok, Jakarta tidak aman mgkn bukan masalah crime rate saja pak. Namun masalah kenyamanan juga. Mau nyebrang jalan aja ngga bisa. Plus pengamen disana-sini.
Kalau penyebrangan jalan, bisakah bapak pikirkan untuk pemasangan “pedestrian crossing islands” seperti di negara2 tetangga, pak? Kasi island bukan di tengah saja, namun di setiap lane, jadi nyebrang 1 lane demi 1 lane. Jauh lebih aman pak.