Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan DPRD tidak akan mencabut surat penolakan penerbitan peraturan daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (perda APBD) 2015 dengan nomor 207/-071.762. Sebab, jika DPRD menerbitkan perda APBD 2015, hak angket otomatis gugur.
“Saya tidak tahu, ya kalau mereka (DPRD) mau cabut (surat penolakan penerbitan perda) lagi, nanti tambah malu lagi dong mereka, hak angket juga dicabut. Jadi, saya enggak tahu sakitnya (DPRD) tuh di mana ya,” kata Basuki, sambil menunjuk hatinya, di Balai Kota, Senin (23/3/2015).
Di dalam surat penolakan penerbitan perda APBD 2015, juga dilampirkan keputusan pimpinan DPRD DKI Nomor 3 Tahun 2015 tentang hasil rapat pimpinan gabungan DPRD DKI dalam rangka koordinasi persetujuan hasil pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD 2015 yang ditandatangani Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi pada 23 Maret 2015.
Meski menerima keputusan DPRD, Basuki mengaku kecewa dengan keputusan DPRD yang tidak mau menunggu pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Pimpinan DPRD justru terlebih dahulu mengirimkan surat pernyataan untuk tidak menerbitkan perda APBD DKI 2015 dan merekomendasikan penerbitan pergub.
“Jadi, kenapa sih (DPRD) tidak mau nunggu, kami saja nunggu. Jadi, ini siapa yang tidak ingin perda? Ini Wapres lho yang (panggil) yang hari ini jadi Plt Presiden. Jadi, Pak Jusuf Kalla adalah Plt Presiden, kenapa (DPRD) enggak mau nunggu gitu loh,” kata pria yang biasa disapa Ahok itu kesal.
Dia mengaku tidak mengetahui apakah DPRD memiliki iktikad baik untuk menerbitkan perda APBD 2015 atau tidak. Yang pasti, Pemprov sudah menunggu sejak Jumat (20/3/2015) malam sejak pimpinan Banggar DPRD menyepakati pergub.
Terlebih lagi, pada hari penentuan tersebut, Pemprov menyiapkan segala sesuatunya untuk perda meski pergub pun sudah dilakukan ancang-ancang persiapannya.
“Tetapi, waktu Jumat itu, dia (Ketua DPRD) menghilang, Sabtu kami siapkan pergub. Begitu sudah siapkan pergub, kami kasih enggak (ke Kemendagri)? Enggak! Pak Mendagri kasih kelonggaran sampai Senin, berarti pukul 8.00 pagi harus dikirim, tetapi tetap kami tunda sampai sore,” kata Basuki lagi. [Kompas.com]
Pelajaran yg sangat berharga, bahwa niat baik jika dieksekusi dgn amarah hasilnya NOL.
Pelajaran yg barharga, niat busuk tidak akan mau menerima niat baik. Salahnya Ahok sendiri gak mau main2 duit anggaran, sulap2 proyek pemda, nyolong2 duit rakyat. Rakyat gak perduli kok duitnya di colong yg penting dia bisa hepi saat ini. Coba liat komen2 pengamat dan rekan2 sosmed, banyak yg selalu mempersoalkan sopan santun Ahok. Rakyat masih banyak yg berjiwa balita, ibaratnya lebih suka dapat permen warna warni yg berformalin dan gak perduli jika dia di sodomi predator. Coba tonton tayangan H. Lulung saat jalan2 di Tanah Abang. Duhhh berkerumun menciumi tangannya. Begitu hormat ……ihhhhh……
Hasilnya gak Nol juga sih, itu sama aja anda bilang ke pejuang sebelum 45′, “tuh kan anda pakai amarah sih, perang senjata sama Belanda, gak menangkan anda, gugur juga, coba anda bernegosiasi.”
Ok setuju klo anda menilai Ahok punya pribadi kurang santun, apa lagi sekrang di Banding2in sama Walkot BDG. Tapi ini bukan sedang beauty Contets, ini sedang mengungkap/memberantas korupsi dan sialnya yang jadi jagoannya Ahok, ya begitu ekspresinya. Jangan di cegah, ayo kita sama2 fokus ke inti permasalahanya “Korupsi”. Dan jangan munafik, saat kita sedang membicarakan korupsi sebagian besar dari kta sering mengumpat ke pada koruptor dengan kata yang jauh lebih kasar.
Opini sekarang: mulut tidak santun Ahok dapat mempengaruhi sikap orang banyak….. Ini sinting, seakan2 korupsi tidak mempengaruhi sikap orang banyak.
beberapa media dan pengamat menggiring perseteruan Ahok dan DPRD DKI ke arah merugikan rakyat DKI karena anggaran yg semestinya cair di bulan januari tapi tersendat sampai bulan ini. pengamat dan media rame2 mengatakan supaya Ahok merubah kelakuannya supaya anggaran segera bisa cair dan tidak merugikan rakyat DKI. Maka jika anggaran ini tersendat itu karena ulah Ahok. ohhhh…….. Jadi kesimpulannya lebih baik duit rakyat dicuri 12T lebih asal SISANYA segera cair dan dapat dinikmati rakyat DKI…… ohhh betapa bodohnya pemikiran seperti itu….emang duit itu jatuh dari langit?????….DUIT ITU DARAH DAN KERINGATMU RAKYATTTTT…….
Apapun keputusannya, yg penting kerja untuk rakyat DKI Jakarta, bukan untuk nyenengin hati “wakil rakyat”…