Pembangunan ITF Mandek, BTP Curigai Ada Oknum Dinsih DKI yang ‘Main’

5
311

Ahok – Pemprov DKI sudah lama berencana membangun Intermediate Treatment Facilities (ITF) di sejumlah lokasi untuk mengelola sampah dengan memanfaatkan teknologi. Akan tetapi hingga kini realisasinya masih sangat jauh.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mencurigai ada oknum yang sengaja menghambat proses pembangunan tersebut.

“Saya juga bingung kenapa selalu dihambat, kita enggak tahu lah orang-orang kebersihan. Saya curiga saja, apa ada permainan di oknum kebersihan. Makanya kita ganti kan,” ujar Ahok saat ditanya wartawan mengenai progres pembangunan ITF di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).

Ahok menduga ada permainan di kalangan internal dinas. Dia pun berbagi cerita soal tidak tegasnya Kadis Kebersihan DKI terdahulu dalam mengeluarkan SP 1 terhadap PT Godang Tua Jaya (GTJ) selaku pengelola sampah di TPST Bantargebang.

“Dulu kadis yang lama saya minta kasih peringatan tapi enggak mau bikin surat, sekarang aku ancam baru bikin SP 1. Itu saja, kenapa bisa gitu saya kira orang dalam ada masalah,” terangnya.

Sebelum ini, Kadis Kebersihan DKI Isnawa Adji mengungkapkan pihaknya tengah membangun Intermediate Treatment Facilities (ITF) di sejumlah lokasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap Bantargebang.

“Seiring dengan keluarnya SP 1 sampai ditutup Bantargebang, tentunya kita berpikir harus ada lokasi lain yang nantinya bisa mengurangi volume sampah. Kan ada master plan kita, yang 2015-2016 di Bantargebang itu seharusnya sudah tinggal 250 ton per hari. Tapi kondisi sekarang masih 6.300 – 6.500 ton kan,” kata Isnawa di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/10).

Mantan Camat Tambora ini menyebut proyek pembangunan ITF sudah direncanakan sejak 4 tahun lalu. Namun selalu gagal direalisasikan karena proses lelang yang mandeg.

Ahok pun meminta Isnawa untuk dapat merealisasi pembangunan ITF tahun ini. Isnawa juga mengungkapkan, pihaknya kini berupaya mengurangi jumlah pembuangan sampah ke Bantargebang. Namun kini dia juga mengatakan ketergantungannya terhadap Bantargebang masih 90 persen.

Dia memperkirakan kalaupun ITF sudah jadi, maka baru bisa dioperasikan sekitar 2 tahun lagi. Lokasi pembangunan ITF yang paling memungkinkan adalah di Sunter, sedangkan Cilincing dan Marunda masih berproses. [Detikcom]

Ahok akan Gugat Pengelola Sampah Bantargebang

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah melayangkan surat peringatan (SP 1) kepada PT Godang Tua Jaya (GTJ) selaku pengelola sampah TPST Bantargebang. Ia juga segera menggugat perusahaan swasta tersebut.

“Sekarang kamu nemuin (kontrak kerjasama) karena ada adendum. Itu yang ditemukan. Ya sudah kita sudah SP 1, saya akan gugat saja,” ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).

“Itu ada temuan BPK bahwa sebetulnya nggak boleh dendum, dia kan wanprestasi enggak mencapai target, lalu dibuat adendum oleh kepala dinas, boleh nggak surat perjanjian gubernur dengan PT lalu diadendum oleh kepala dinas? Nah itu saja masalahnya,” lanjutnya.

Ahok menyebut selama ini pihaknya menemukan dua rekening terpisah. Ahok menyinggung GTJ yang dianggap lalai lantaran tidak sigap saat kebakaran melanda Bantargebang pada 19 September lalu.

“Ya sudah kita ada prosesnya kan SP 1, SP 2 dan SP 3, terus DPRD Bekasi ngomongnya apa? Dia mengatakan waktu kebakaran itu kan dia enggak membuat parit, artinya kamu wanprestasi ngelolanya. Terus waktu kebakaran kita selidiki sama pemadam kebakaran kenapa kebakaran sampah sana begitu lama? Harusnya tiap dua apa tiga meter dilapisin tanah biasa, jadi enggak dikesankan itu ditumpuk. Dia mesti ada teknisnya,” terang dia.

Sebelumnya, Ahok menegaskan bukan dirinya lah yang pertama kali menyebut GTJ wanprestasi. Akan tetapi, hasil dari audit BPK yang menunjukkan demikian.

Hal yang sama juga akan dilakukan oleh  Dirut PT Godang Tua Jaya Rekson Sitorus. Mereka merasa terganggu dengan dugaan permainan dengan DPRD Bekasi, GTJ berencana menempuh jalur hukum. [Detikcom]

5 COMMENTS

  1. Segera laksanakan ITF, kalo perlu ganti Kadis yg menghambat, jangan tergantung sama kabupaten tetangga urusan sampah, untuk apa duit APBD segitu gede, jangan mau dibodohin

  2. ya,lebih baik fokus ke solusi: ITF nya diwujudkan. komplainnya khan masalah bau dan air tercecer di jalanan akibat sampah basah. kalau fasilitas ini jadi, hasil pembakaran = kering seperti pasir, dan baunya berkurang. hal ini membawa hasil positif lainnya: jam angkut truk ke TPA. bolehkah membawa pasir di siang hari? dan mungkin sebagian pasirnya bisa dipakai untuk program reklamasi pulau, jalanan atau bahan bangunan.

  3. cek aliran dana biarkan hasil pemeriksaan disadap kpk karena dprd bekasi banyak bermain, ini saatnya rakyat bekasi membersihakn dprd bekasi yg korup, belum jalan bekasi yg jelek jelek

  4. HAHAHA…UDAH LAMA GW INGETIN DARI DULU KALO SUATU SAAT LO BAKAL DIKERJAIN BAWAHAN YG SEBEL SAMA GAYA KEPEMIMPINAN LO YANG NORAK….PALING2 ENTE SAMPAI 2017 (2 TAHUN LAGI) ATAU KALO MUJUR BISA SAMPAI 2019 (7 TAHUN) LAGI….SEDANGKAN BAWAHAN ENTE BISA MASIH ADA YANG 15 SD 20 TAHUN LAGI…WKWKWKWK.

    • pinteran sedikit lah dek…jangan menghasut orang berbuat dosa, giliran mereka di PECAT, keluarga mereka susah, duit buat makan gak ada, ente mungkin masih bisa HAHAHAHA…
      jangan menyusahkan orang dek.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here