Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memiliki pandangan tersendiri terhadap peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Dalam memperjuangkan Negara Republik Kesatuan Indonesia (NKRI) ini tidak masalah selalu jatuh bangun, karena semua adalah proses.
“Memperjuangkan NKRI ini, wujudkan keadilan sosial kita bisa jatuh. Jatuh tujuh kali, bangkit tujuh kali. Jadi kita bisa jatuh bangun,” kata Basuki usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108, di IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/5).
Namun, lanjut Basuki, jatuh bangun yang dialami grafiknya harus naik. Sehingga tetap ada kemajuan terhadap tindakan yang diambil. “Kita bisa naik-jatuh-naik-jatuh tidak apa-apa tapi grafiknya ini harus ke atas. Jadi bukan plus minus. Nah ini prinsip, dalam hal mewujudkan keadilan sosial, memberantas korupsi, dan pelayanan,” katanya.
Sementara untuk Jakarta sendiri, Basuki akan berusaha mengentaskan kemiskinan. Caranya dengan merelokasi warga yang tinggal di daerah kumuh ke rumah susun (rusun).
Basuki menilai banyak oknum yang memanfaatkan warga untuk memanfaatkan tanah negara dengan bangunan yang tidak layak. Salah satunya yang berada di bantaran Sungai Ciliwung.
“Yang penting di Jakarta saat ini bagaimana kami dengan Polda dan TNI melepaskan orang miskin dari cengekraman penjahat yang memaksa mereka tinggal di rumah yang tidak layak. Mereka dimanfaatkan untuk menduduki tanah negara,” tandasnya. [Beritajakarta]
PakGub sementara ritual Harbangnas berlangsung ada demo mau membunuh Bapak.
Itu Kapoldanya bagaimana ya dan dimana, sekarang sudah lain dari waktu Komjen Tito, yang sekarang ini lelet apa memble apa tidak sadar kalau Jakarta ini keras apa tidak tahu spertinya tidak mungkin tidak tahu, dimana dia ya, apa sedang makan-makan dengan Aher?
Ini orang2 dari JakUt (orang2nya RE kah?) cukup promitive, sepertinya mereka2 ini dari planet lain dan tidak ikut laju setiap hari (updated). Mengapa ada bentukan seperti ini di Jakarta (Utara) dan dimana-mana rptra dibangun dan rusun dibangun. Diarahkan Gub lantang panjang lebar untuk kesejahteraan rakyat, tetapi datang darimana gerangan bentukan ini, katanya mau membunuh Bapak lagi, psychopath!!
Ayo ajudan jangan lengah!!
Setiap kali terjadi demo yang anti ini apa tidak dikirimkan orang2 ke lapangan untuk participant observation? Ini penting untuk melihat situasi dan kondisi politik yang kini, sehingga bisa ada strategi dengan approach yang tepat kedepannya. Jangan meremahkan hal2 ini apalagi semenjak undurnya RE. Selalu harus dipantau on the spot tidak cukup hanya dengan smart city!
Baru saja melihat videoclip dari kcm ada penampakan bendera dari Gerindra, tetapi sepertinya memang partai yang mendirikan tenda2 dan memberikan sumbangan makan ini menggerakkan orang2 ini untuk demonstrasi, sangat jelas. Kalau si Taufik juga didaulat untuk naik ke atas mobil pendemo, tak pelak bahwa Gerindra ada di belakang anarki ini. No excuse for you Gerindra Mas ArioDjojo dan Mbak Saraswati, more than vicious!
Dan dari wawancara 20 Mei jadi hari Jumat sungguh makin jelas bahwa Gerindra dengan si Taufik ada dibalik semua keonaran ini. Sepertinya memang betul sekali semuanya diarahkan ke Gub mengenai si Sanusi sudah tidak dengar apa2 lagi, Gerindra memang bajingan, untung Prabowo tidak menang capres kemarin, abis republik ini. Baiklah Gub keluar dari Gerindra. Keterangan PakGub soal kemungkinan penggiringan opini dengan tema 15% itu sangat brilliant, PakGub memang seperti kata Bu Susi HEBAT hanya hati2 Gub Taufik dan Gerindra itu bajingan musang dan Prabowo itu pembunuh! Hati-hati mereka melakukan semua hal untuk menjegal Gub juga Tempo! Ever onward every1, we keep up the hard work!
Selamat hari Sabtu JKT. Ajudan take after the boss.
Buat wartawan dan media abal yg menjelek-jelekkan dan fitnah kebijakan pemprov DKI Jakarta qq Gubernur Ahok, sudah sekayak nya mereka di BLACKOUT di Balaikota DKI Jakarta, tidak usah debat giring opini, cukup kerja positip melayani masyarakat…