Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Harus Melayani dengan Hati

0
54

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyoroti, pentingnya gotong royong kesehatan. Warga yang telah memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan harus dilayani dengan baik.

Ia menjelaskan, selama ini banyak orang kurang mampu yang akhirnya menjual harta bendanya untuk biaya berobat. Sebab tak jarang rumah sakit meminta uang muka sebagai jaminan perawatan.

“Kalau anda panik anda mengeluarkan DP. Begitu masuk seminggu, berapa hari ditagih. Bapak itu sopir ojek bilang nggak mampu, masa harus jual motornya,” ujar Basuki dalam saat Membuka dan memberikan arahan pada Pertemuan Koordinasi Petugas Puskesmas, Rumah Sakit dan BPJS Kesehatan dalam rangka Pemantapan Pelayanan dan Obat di Era JKN Wilayah DKI Jakarta, Rabu (29/6).

Oleh sebab itu, Ia meminta warga DKI Jakarta yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS) atau BPJS Kesehatan tetap dilayani. Pasalnya, jaminan itu membantu mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.

Ia akana berjalan baik, jika pelayana  puskesmas dan rumah sakit juga tidak tebang pilih dalam melayani pasien.

“Bapak Ibu tidak mengerti konsep gotong royong kesehatan. Kita kan PNS dipanggil melaksanakan undang-undang. Kalau kelakuan kita tidak beda, buat apa jadi dokter jadi perawat,” tandasnya. [Beritajakarta]

Basuki Ingin Seluruh Warga Miliki BPJS Kesehatan

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan, di ulang tahunnya yang ke 50, semua warga sudah mengikuti pelayanan kesehatan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Harapan saya hadiah ulang tahun untuk saya paling spesial kalau BPJS bisa diimplementasikan di seluruh Indonesia,” kata Basuki di kantor BPJS di Cempaka Putih, Rabu (29/6).

Basuki mengatakan, banyak warga yang akhirnya kehilangan harta bendanya karena biaya perawatan kesehatan yang terlalu mahal.

Hal itu diketahuinya langsung ketika tetangganya di Belitung Timur yang sebelumnya sukses membuka toko kemudian kesulitan ekonomi karena membiayai anaknya yang kecelakaan.

“Anaknya tabrakan, terpaksa pasang pen habis Rp 27 juta. Uang dagangan diambil, tidak punya toko lagi,” tandasnya. [Beritajakarta]

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here