Tingginya Kas DKI Akibat Proyek Masih Berjalan

5
167

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan besarnya dana kas DKI karena masih banyak proyek belum dibayarkan. Mengingat proyek-proyek tersebut masih berjalan.

“Sekarang proyek-proyek kami kan baru mulai kerja. Ada uang yang belum dikeluarin karena memang proyek belum jadi, kan belum bayar,” kata Basuki, di Hotel Sahid, Kamis (4/8).

Menurut Basuki, pembayaran proyek baru akan dilakukan setelah pekerjaan selesai. Sehingga kas daerah memang masih besar. “Kamu mau nggak bayar orang dulu sebelum mulai kerja? nah itu,” ujarnya.

Basuki menambahkan, serapan anggaran tahun ini sudah cukup baik. Diperkirakan hingga akhir tahun penyerapan bisa mencapai 90 persen. Tahun 2015, Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) juga cukup rendah yakni hanya Rp 3 triliun saja.

“Kami Silpa makin kecil kok. Artinya serapan anggaran juga sudah mulai besar. Saya kira tahun ini bisa sampai 90 persen, jauh lebih baik dibandingkan tahun yang lalu,” tuturnya.

Pemprov DKI Jakarta, lanjut Basuki, juga tidak menerima Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat. “Di DKI itu nggak ada DAU. Presiden kan cuma bercanda kasih contoh saja. Kalau yang dikritik itu kan daerah dapat DAU, ditransfer tapi nggak dipakai,” tandasnya. [Beritajakarta]

Arus Kas ke DKI akan Diatur

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan arus kas atau cash flow yang masuk ke DKI bisa diatur. Mengingat setiap awal tahun proyek-proyek yang ada di Ibukota baru berjalan.

Pengaturan arus kas tersebut dibicarakan langsung dengan Presiden RI, Joko Widodo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) VII Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), di Hotel Sahid.

“Kami tadi cuma bicara cash flow. Dan Pak Jokowi sudah bilangin sama Bu Sri, cash flow diatur saja,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/8).

Basuki menambahkan, setiap daerah akan mendapatkan bagi hasil pajak dari pemerintah pusat. Bagi hasil tersebut bisa diberikan kepada daerah-daerah yang membutuhkan terlebih dahulu. Mengingat pajak yang masuk juga diterima secara bertahap.

“Kan kita ada uang bagi hasil pajak, ya memang duitnya DKI. Nah duit hasil pajak DKI itu kalau daerah bisa serap bagus, bagi hasil yang ke kami ditahan,” ucapnya.

Alasan pengaturan arus kas ini juga karena banyak proyek yang dibangun oleh Pemprov DKI. Sehingga pada awal tahun belum ada penggunaan anggaran yang signifikan. Mengingat pembangunan baru dimulai. Sementara pembayaran kepada kontraktor dilakukan setelah proyek selesai.

“DKI kan banyak bangun proyek nih seperti rusun, bayar kontraknya kan pasti di April-Mei. Yang punya kami nggak usah ditransfer bulan Januari atau Februari, nanti transfernya di April,” tandasnya. [Beritajakarta]

5 COMMENTS

  1. Pada rapim hari Senin Pak Donny dari BI memberikan berita yang baik untuk cash flow/anggaran pengeluaran pemprov DKI dan bahkan diberitakan pertemuan TPID dengen Presiden itu akan hari Rabu malam bukan Kamis pagi (hari ini) dan akan ada penghargaan untuk DKI demikian disignalkan
    https://www.youtube.com/watch?v=4qe8UWS6R3U
    Ternyata tapi pagi ini Pakgub mendapat teguran dari Presiden, mana yang betul Pak Donny!

  2. Saya sungguh bertanya-tanya bagaimana serapan anggaran pemprov DKI sendiri waktu Joko Widodo ini masih Gubernur DKI 2012 hingga 2014. Ada teguran?
    Jawaban Gub diatas memang betul tetapi Presiden tidak bergurau, dan pertanyaan kedua, apa presiden tidak tahu penjelasan Gub diatas apa tidak ada dalam pemikiran beliau. Kan tahu betul anggaran pemprov DKI mantan Gub DKi ini!!

    PRESIDEN JOKO WIDODO yang terhormat jangan hanya semata-mata selalu berpikir tentang tax amnesty dan siapa yang harus mati lagi gara2 dealer narkoba, strategi ini sangat tidak tepat!!!! jangan permlaukan Indonesia di dunia internasional!!!! Ini bukan tindakan manusia yang adab apalagi Presiden!!!! Ini pikirkan Presiden!!!!

  3. Jadi pernyataan Presiden soal: Pak Ahok nyimpennya gede 13,9T itu gurauan??? MenKeu sudah memberikan klarifikasi pagi iniyang sebenarnya karena bisik-bisiknyalah Presiden blak-blakan dan menegur GubDKI. Klarifikasi MenKeu jelas, jadi gurauan sembrono ini Presiden, bicaranya Presiden?! Menkeu tidak mau memermalukan kepala daerah dengan bisikannya yang membuat RI1 blak-blakan. Be careful Mr President. Bu, we give you the benefit of the doubt!
    Ayo kerja kerja kerja!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here