Ahok: Saya jaga kualitas pembangunan sekolah dari pada jabatan

0
40

ahok-djarot-231116Ahok – Gubernur non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sengaja menghentikan semua kegiatan pembangunan dan renovasi sekolah karena banyaknya kontraktor nakal yang tidak memperhatikan kualitas bangunan sekolah. Bagi Basuki Djarot pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia dan sekolah menjadi prioritas program kerjanya untuk menciptakan generasi masa depan yang handal.

“Bagaimana mungkin kami harus merehabilitasi sekolah yang hanya setahun  sudah rusak kembai. Lebih baik saya tunda sampai tahun depan pembangunannya, tetapi bangunannya bertahan sampai duapuluh tahun ke depan,” jelas Ahok kepada sekitar 1500 warga yang hadir di Balai Rakyat, Rumah Lembang, Rabu (23/11).

Dia menjelaskan, ketika  mendampingi Jokowi saat memimpin Jakarta kondisi pendidikan di DKI Jakarta cukup memprihatinkan. Banyak sekolah yang kondisinya buruk dan mangkrak, angka putus sekolah yang tinggi. Kondisi yang memprihatikan ini akibat banyaknya kontraktor-kotraktor yang nakal yang melakukan renovasi bangunan seenaknya saja.

Untuk mengatasi banyaknya kontraktor yang nakal, Ahok mengambil langkah menghentikan semua kegiatan pembangunan.

“Ini kebiasaan lama, banyaknya kontraktor yang main-main dalam melakukan rehab bangunan sekolah dan pakai mengancam saya dengan menggunakan momentum pilkada tambah saya. Banyak kontraktor yang blacklist dan mengancam. Kalau tidak diteruskan akan mangkrak dan bapak akan malu. Buat saya kenapa harus malu. Sekali lagi saya mempertaruhkan nama baik saya ketimbang jabatan saya,” imbuhnya.

KJP Adalah Solusi BaDja

Basuki menjelaskan diawal menjadi wagub bidang pendidikan memperihatinkan dan angaran yang disiapkan Pemda Rp300 milyar untuk Kartu Jakarta Pintar Tetapi anggaran untuk  KJP saat ini sudah mencapai Rp2,5 triliun sehingga semua lapisan masyarakat dapat menikmatinya. Karena menyangkut bagaimana transportasi, uang jajan, dan uang makan mereka. “Bahkan sekarang kami telah menurunkan angka putus sekolah untuk SD sebasar 56 persen, SMK sekitar 36 persen.”

Kepedulian mantan Bupati Belitung Timur terhadap dunia pendidikan tidak terlepas dari pengalaman empiriknya saat dia masih bersekolah di wilayah yang 93 persen masyarakatnya beragama Islam. Menurut Ahok,  anak-anak pintar di sana sebagian besar dari warga miskin dan dirinya pernah diingatkan oleh sang ayah, agar ini menjadi perhatian dia agar peduli kepada orang-orang yang tidak beruntung. “Karena dia miskin sepintar apapun mereka tetap saja tidak bisa menikmati sekolah sampai ke universitas.”

Target 5 tahun Kedepan

Menurut Ahok, di era global ini apa gunanya kalo pinter sendiri jika dengan negara tetangga kita kalah. Waktu di test matematika, membaca dan science, untuk umur 15 tahun, dari 65 negera, kita mendapat urutan 64 di atas Peru. “Juara dua dari bawah, jadi tidak heran kalau daya saing di bidang pendidika kita bermasalah.”

Dia menambahkan, Shanghai dan Hongkong bisa maju karena mereka minta kepada PBB di test secara terpisah karena jika digabung dengan daratan Tiongkok tentunya masih anjlok. “Makanya saya juga minta Jakarta untuk dipisah tidak boleh digabung dengan daerah lain. Karena target kami lima tahun kedepan jakarta harus masuk 30 besar dunia, dalam bidang pendidikan.”

Dia mengakui memang masih ada masalah memang dengan para penentu kebijakan di Tanah Air, ketika kami akan membuat terobosan dinyatakan bahwa aturannya tidak ada.  “Kalo memang aturannya belum ada, tetapi terobosannya banyak manfaatnya, ya dibuat dong,” tegas Ahok.

Ahok mengatakan untuk mencapai target lima tahun ke depan, salah satunya Pemda bekerjasama dengan Astra, Alfamart, Kementerian Perindustrian dan Kementerian UMKM untuk anak-anak  SMK Negeri agar  setiap lulusan sekolah kejuruan tersebut memilik ketrampilan kerja. “Untuk mereka yang tidak mampu tetapi pintar dan ingin menjadi ustadz atau ustadzah memilih untuk masuk pesantren akan kami tanggung biayanya, dan masukan ke pesanteran yang baik,” ungkapnya. [RL]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here