BTP – Setelah pada 2020 lalu membangun 2 Rumah Sakit (RS) Modular Darurat COVID-19 di halaman Hotel Patra Comfort Cempaka Putih dan Simprug, per Juli tahun ini Pertamina kembali membangun RS Modular Darurat COVID-19 di atas lahan Pertamina yang terletak di Tanjung Duren seluas 4,2 hektare.
Pembangunan rumah sakit ini untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19, termasuk pasien kritis. Dari 300 bed kapasitas yang disediakan, RS Modular Tanjung Duren ini mengalokasikan 128 bed untuk ruang perawatan, 70 bed di ruang IGD dan IGD ICU serta 104 bed khusus untuk di Gedung ICU.
Pembangunan RS Modular ini dilakukan oleh salah satu anak usaha Pertamina, PT Patra Jasa. Rumah sakit tersebut akan menjadi ekstensi dari RS Pelni, yang merupakan anak usaha PertamedikaIHC. Pembangunan dimulai pada 9 Juli 2021 dan ditargetkan selesai pada Agustus 2021.
Untuk memastikan pembangunan berjalan baik, Ketua Satgas COVID-19 DPR RI Sufmi Dasco melakukan kunjungan kerja didampingi Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Dedi Sunardi, Direktur Utama Pertamedika IHC, Fathema Djan Rachmat serta Plt Direktur Utama Patra Jasa, Litta Ariesca, Jumat, 16 Juli 2021.
Ketua Satgas COVID-19 DPR RI Sufmi Dasco memberikan apresiasi kepada Pertamina Grup atas pembangunan RS Modular yang akan diselesaikan dalam waktu singkat.
“Kami apresiasi dan dalam waktu dekat saya pikir dengan kerja yang cepat, fasilitas sudah bisa dimanfaatkan secara bertahap. Kami lihat dari desain dan lainnya day to day progress report tertata dengan baik,” ujar Sufmi
Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Dedi Sunardi menyatakan Pertamina berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19. Kali ini, melalui penambahan ketersediaan bed untuk perawatan masyarakat pasien COVID-19. Pertamina juga mengapresiasi perhatian dan dukungan DPR RI dalam upaya penanggulangan COVID-19 di Indonesia.
“Pada pembangunan ini, Pertamina terus berkoordinasi dengan Kementerian BUMN serta melakukan sinergi Pertamina Group dan BUMN lainnya. Diharapkan dalam 2 minggu ke depan dapat selesai secara bertahap,” ujar Dedi Sunardi, Direktur Penunjang Bisnis Pertamina.
Direktur Utama Pertamedika, Fathema Djan Rachmat menyampaikan, selain RS Modular Tanjung Duren, Pertamedika juga mengelola RS Darurat COVID-19 di Asrama Haji Pondok Gede. Ke depan, dalam waktu dekat juga sedang dikaji beberapa lokasi di Bandung untuk fasilitas darurat COVID-19.
“Kita akan bersinergi dengan beberapa BUMN lain, seperti Kimia Farma, Telkom dan Pindad untuk menyediakan fasilitas perawatan COVID-19,” jelas dr. Fathema.
RS Modular Tanjung Duren sendiri akan dilengkapi negative pressure dan filter HEPA sehingga udara yang dilepaskan keluar rumah sakit tetap aman untuk lingkungan. RS ini akan dilengkapi ruang operasi, ruang laboratorium, radiologi (CT Scan dan X-Ray), instalasi farmasi, instalasi gizi, ruang sentral sterilisasi, ruang laundry, dan ruang pemulasaraan jenazah. Sebagaimana RS modular Simprug, RS Modular Tanjung Duren juga akan dilengkapi instalasi hemodialisis untuk pasien COVID-19 yang membutuhkan cuci darah dan ruang bersalin bagi ibu hamil positif COVID-19.
Plt. Direktur Utama Patra Jasa, Litta Ariesca menambahkan, desain site RS Modular di Tanjung Duren ini dibangun dengan memaksimalkan potensi lahan dan kemungkinan pengembangan ke depan. Selain itu, sistem modular dipilih karena menggunakan konsep pembangunan dengan prefabrikasi, yaitu diproduksi secara massal lalu dikirim ke site dan dipasang, sehingga sangat membantu percepatan pembangunan. Sistem modular terbuat dari material yang awet, sudah teruji dan bersertifikat tahan gempa.
“Hingga saat ini pembangunan berjalan sesuai target. Sebagaimana dua RS modular lainnya yang telah dibangun, RS modular Tanjung Duren juga dibangun mengikuti standar WHO,” ujar Litta.
Hadir pula dalam kunjungan tersebut anggota Satgas COVID-19 DPR RI Bambang Haryadi, Andre Rosiade, Muchamad Nabil Haroen dan Emanuel Melkindes Laka Lena. [epaper.pertamina.com]