Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hadir di Balai Agung menggantikan Gubernur DKI Joko Widodo menemui 38 finalis Putri Indonesia dan Yayasan Putri Indonesia. Ahok mengajak para putri ini untuk menjadi politisi.
Dengan setelan jas hitam dan kemeja putih, Ahok menghadiri pertemuan yang dihadiri Muryani Soedibyo dan Putri Indonesia 2012. Dalam pertemuan yang masih digelar hingga kini, Ahok memberikan pembekalan materi soal integritas dan nurani.
“Saya akan coba memberi materi soal integritas dan nurani. Ketika pejabat memiliki integritas yang baik dan rekam jejak yang baik rakyat juga tahu” kata Ahok di Balaikota, Jakarta, (28/1/2013).
Dia juga mengajak finalis Putri Indonesia untuk berpolitik dan melayani rakyat. Ahok merasa yang menjadi persoalan bangsa ini adalah kurangnya orang baik untuk berdemokrasi.
“Saya sedang memprovokasi putri-putri ini untuk jadi politisi. Kita sekarang bukan tidak ada orang baik, tapi jumlahnya kurang. Kalau bicara demokrasi harus banyak,” ujarnya.
Kemudian dalam sesi tanya jawab acara tersebut, Ahok mendapat pertanyaan dari perwakilan Putri Papua.
“Apakah motto hidup Bapak (Ahok)?” tanya putri perwakilan Papua, Cezia Gratia Perurnay.
Pendamping Gubernur Jokowi itu kemudian menanggapinya dengan serius. Ahok menjelaskan, hidup janganlah seperti ikan mati yang mudah terbawa arus.
“Ikan yang mati saja yang ikut arus, kalau mau dibilang hidup lawan arus. Lawan arus untuk kebenaran,” ujarnya dengan menggebu-gebu.[liputan6]
Pak Jokowi gak pede foto bareng cewek-cewek cantik, makanya dia suruh Pak Ahok gantiin… hehe…
bkn krn itu.
bgi jokowi mrk bunga palsu, yg aseli ada d rmh yaitu bini ny….hehehe
kiding kiding ojo rusuh wkkwkwkw
Begitulah seharusnya seorang Pemimpin memberi keteladanan dan pencerahan politik kepada sesama warga negara. Politik itu memang sesuatu yang lumrah dan biasa — yang pada zaman Orde Baru berkuasa dianggap sebagai sesuatu “yang menakutkan” dan harus dijauhi dari masyarakat awam (biar goblok terus secara politik) lewat strategi politik floating mass (massa mengambang). Kalau Wakil Gubernur DKI Jakarta (Periode 2012-2017) sudah berani menyatakan “posisi lainnya” sebagai “provokator” yang memprovokasi banyak orang agar menjadi politisi yang baik, yang berani melawan arus (tidak seperti bangkai ikan mati), maka hal yang sudah dilakukan oleh Wagub DKI Jakarta ini adalah salah satu refleksi dari cara berpikirnya yang semi-progresif dan semi-revolusioner. Jokowi-Ahok baru dapat dikatakan full progresif-revolusioner apabila sudah benar-benar berani MEMIMPIN JUTAAN RAKYAT KOTA JAKARTA UNTUK MENGEPUNG ISTANA NEGARA DAN DPR-RI — MEROBOHKAN SUMBER-SUMBER YANG MEMPRODUKSI SISTEM YANG BOBROK DAN BRENGSEK. Dan saya selalu ada bersama orang-orang yang berpikir progresif, dinamis, cerdas, berani, visioner, sekaligus revolusioner untuk mulai menjawab setiap substansi tantangan berbangsa dan bernegara : yaitu MELAWAN SISTEM YANG BOBROK dan BRENGSEK!
ahok sdh blg wkt rapat dg ICW :
intinya INDONESIA yg bnr2 bersih harus dr presiden. tdk bisa sebatas gub DKI.
isyarat yg jls bhw klo indo mau BERUBAH, siapa yg jadi presiden selanjutnya.
.
klo 2014 JB maju lagi….mungkin sy akan ikut pemilu lagi.
klo mrk tdk maju ya golput mantaaaf.
kita sbg warga DKI, jgn egois picik.
soale bsk mungkin kita sdh pindah alam.
secepatnya duo JB ini kita berikan kpd seluruh rakyat bangsa indonesia.
rakyat diluar DKI berduka krn tidak pny pemimpin seperti JB.
mrk sampe ngimpi2…… kpn ya ???
Biarin aja mereka2 diluar DKI mimpi terus n berduka terus. kita kadang hrus belajar egois juga spy kita fokus dulu pada pembenahan didalam. bila sdh beres n jalan sesuai harapan, baru deh mikir utk membagi pimpinan kita dg propinsi lain. nga cuman pemimpin yg kita share koq, warga2 DKI akn juga ikut berbagi apa saja yg bisa menolong warga daerah lain.
–
utk menolong seseorang yg kecebur & tenggelam, kita sbg penolong hrus handal & terlatih baik dulu. klo ndak, kedua2nya mati tenggelam 🙂
Buat @bat… “ahok sdh blg wkt rapat dg ICW : intinya INDONESIA yg bnr2 bersih harus dr presiden… dst…”
Kalau semua rakyat Indonesia berpikir seperti itu terus, hanya menunggu Presiden dari sistem yang bobrok dan brengsek seperti sekarang ini, itu namanya seperti BANGKAI IKAN MATI YANG IKUT ARUS, tunduk dan patuh dengan sistem yang bobrok dan brengsek, hingga mencapai klimaks “The End of Indonesia”. Begitu…? Dukungan jutaan rakyat Kota Jakarta yg sudah memilih Jokowi-Ahok itu adalah legitimasi politik yang kekuatannya bisa jauh melebihi produk sistem sosial-politik yang bobrok dan brengsek seperti saat sekarang ini. Apalagi 2 figur fenomenal ini sudah memegang “special authority” sebagai Pemimpin Daerah Khusus Ibukota Negara — kewenangan-kewenangan khusus yang tidak pernah bisa dimiliki oleh Kepala Daerah lainnya di Indonesia. Di bawah kendali 2 figur fenomenal ini, dan tanpa menunggu jadi Presiden, Kota Jakarta bisa menjadi agen perubahan (agent of change) dalam skala nasional. Agar diketahui : 2 sosok figur ini bahkan sudah diperhitungkan dalam skala dunia internasional. Jadi, akhirnya… kembali pada soal pilihan : mau atau tidak? Berani ambil resiko atau tidak? Mau melawan arus atau mau jadi bangkai ikan matiyang ikut arus?