Basuki Akan Larang Penjualan Produk-produk Hiu

6
181
Wagub BTP - Davina SOSharks- foto Kompas.com

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditunjuk sebagai Duta Kampanye #SOSharks (Save Our Sharks) oleh World Wildlife Fund (WWF) Indonesia. Basuki mengimbau pengusaha restoran di Jakarta untuk berhenti memperdagangkan ikan hiu serta produk-produk turunannya.

“Pemprov DKI Jakarta sedang menyiapkan peraturan daerah, yang merupakan turunan dari peraturan menteri, yang meminta restoran atau rumah makan di Jakarta untuk berhenti menyajikan atau memperdagangkan produk-produk hiu serta turunannya”, kata Basuki dalam keterangan pers WWF yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/6/2013).

Dengan mendukung kampanye antikonsumsi dan perdagangan hiu, Jakarta bergabung dengan kota-kota lain di dunia yang sudah secara resmi mendukung perlindungan hiu. Hal serupa telah dilakukan oleh pemerintah negara China, yang melarang hidangan sup sirip ikan hiu di acara kenegaraan. Australia juga melarang shark finning atau praktik pengambilan sirip hiu dengan cara kejam.

Dalam catatan WWF, setidaknya 8,000 ton sirip hiu kering diperdagangkan secara global setiap tahun. Hal ini dapat mengancam keberadaan spesies hiu yang populasinya terancam punah dan lambat bereproduksi tersebut. Data Organisasi Pangan dan Pertanian PBB pada 2010 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan teratas dari 20 negara penangkap hiu terbesar di dunia.

Kampanye #SOSharks oleh WWF-Indonesia mengajak masyarakat menghentikan konsumsi dan penjualan produk-produk hiu, baik di restoran, hotel, swalayan, dan toko online. WWF juga mendesak dihentikannya promosi kuliner hiu di media massa. Kampanye ini telah diluncurkan sejak satu bulan lalu. Kampanye #SOSharks menggalang dukungan publik melalui petisi online di www.change.org/sosharks.[Kompas.com]

6 COMMENTS

  1. PAK WIKI

    K; dijinkan sy ada pemikiran spt ini,tolong dikoreksi kl salah

    Sebaiknya tidak dilarang tapi dianjurkan untuk tidak memakan sirip ikan Hiu
    (terutama yg budgetnya pas pas an)

    alasannya:

    KE 1.
    Ini merupakan suatu budaya dari suku atau bangsa tertentu untuk mengkonsumsinya

    KE 2.
    YANG menjadi masalah sebenarnya ;
    a.
    Dikhawatirkan punah sehingga menggangu eco system ,cara mengatasinya dengan peraturan ,pengawsan dan tindakan

    b.
    Kalau dengan dalih krn kejam cara penangkapannya, mari kita bandingkan

    gurame dengan hiu

    kl mau bicara jujur ,ikan gurame lebih banyak yang dikonsumsi dr pada hiu.

    kl mau lebih jauh lagi ikan teri lebih banyak dikonsumsi dr pada gurame ,kl bicara sadis ,apa tidak sadis ,ikan kecil gt masih dikonsumsi ,apa tidak kasihan, kan lebih baik yg besar spt hiu

    Selain itu dirasakan kejam ,krn hiu binatang buas,kl gurame tdk usah pake ditembak, kl ikan hiu ditangkap tangan,gaya KPK ,pasti kl orang KPK yg tangkap, bisa lewat semua .

    sebagai tambahan ,kan banyak jg orang yg berenang di pantai ,diterkam hiu dan jatuh korban.

    Apkah sy boleh numpang Tanya ?
    Apakah ini tidak melanggar HAM

    Lalu mari kita berpikir lebih dalam lagi
    bukankah Hiu lebih kejam dr manusia

    KL manusia makan Hiu ,dimasak dulu,kl hiu makan manusia mentah mentah dan dalam keadaan hidup.

    Sisi lain yg harus diperhatikan ,adalah civilization dr human being.manusia selalu berkembang dan kreatif .dan selalu menciptakan mazhab2, apakah tidak sebaiknya mazhab tersebut lebih dalam ,lebih ilmiah dan menggunakan emphaty,

    Istilahnya saya ,jangan kt menciptakan Mazhab yang lata ,atau lapar mata dan lakukan usaha konkrit misalnya buat tambak hiu dan siapa yang mau tangkap ,diawasi langsung ,maksimal jumlahnya.

    Dan yang terakhir sy percaya Hukum Alam ciptaan Tuhan ,semua yg ada di dunia ini tidak akan berkurang atau bertambah ,tapi akan berubah secara alamiah menuju ketidak seimbangan dan akan balik lagi secara otomtais keseimbangan dan selalu berganti ganti.

    Mdh Mdhan Bapak JB selalu tambah ciamik

    • sy ngerti maksud anda. hanya saja perbandingan yg anda lakukan sgt kurang relevan. terutama gurame n TERI.
      yg hrs di perhitungkan adalah proses lama berkembang biak nya. n sekali biak itu bs berapa banyak, brapa lama hiudp nya.? knp dinamakan Ikan TERI, krn ikan teri emang tdk bisa besar lg, maksimun 5-6cm saja panjang nya. trs sekali berbiak itu bs sampe ratusan. n usia ikan teri hidup itu tak terlalu lama. jd ekosistem dunia itu sdh ada batasannya.

    • secara alamiah tidak akan berkurang, tapi yang ada bertambah, seperti manusia aja,
      kalau dari dulu perang dunia tidak berakhir, saya rasa dunia ini juga ga bakalan banyak manusia sampe 8 milyard lebih dan terus berkembang biak

  2. badan internasional dari masalah HAM sampai WWF, IMF dll kok banyak ngurusi dalam negeri Indonesia, dari mulai ga boleh subsidi BBM, ngurusi waduk, militer…tapi soal keruk batubara, emas, tembaga, ga pernah bekoar soal dampak lingkungan buat rakyat setempat, bahkan kesannya sedikit yg masuk kas negara….ini imperialis model mana lagi???

  3. Bravo pak Ahok.
    “The greatness of a nation and its moral progress can be judged by the way its animals are treated.” So Mahatma Gandhi said…semoga diikuti dgn peraturan lainnya yg melindungi animal rights, misalnya cara slaughtering, cara memasak (kepiting, kodok dll), yg saat ini kurang manusiawi. Kelihatannya sepele, tapi sebenarnya martabat dan nurani manusia terlihat dari cara dia memperlakukan “those who cannot speak”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here