Ahok.Org – Gubernur DKI Joko Widodo menggelar makan siang dengan 18 orang warga sekitar wa, Penjaringan, Jakarta Utara di Balaikota, Selasa (25/6/2013) siang. Jokowi pun mengatakan hanya membicarakan topik yang ringan-ringan selama makan siang itu.
“Ini tidak urusan yang berat-berat, hanya makan siang saja,” ujar Jokowi sebelum makan siang.
Menurut mantan Wali Kota Surakarta tersebut, sejumlah topik hangat yang berkaitan dengan permasalahan lapangan, semisal upaya relokasi warga ke rumah susun, dan masalah yang lainnya sebaiknya diselesaikan di lapangan. Tidak etis jika permasalahan itu sampai di meja makannya.
“Saya sudah pusing kalau masalah anu, yang di lapangan ya di lapangan. Di sini makan saja,” ujar Jokowi.
Salim, salah seorang warga sekitar Waduk Pluit mengaku salut atas pendekatan Jokowi kepada warga melalui makan siang seperti siang ini. Cara seperti itu, dikatakannya, seharusnya diapresiasi positif oleh para warga di sekitar Waduk Pluit.
“Saya tahu perjuangan bapak itu perjuangan yang tidak ringan. Saya sangat mendukung perjuangan bapak,” ujarnya.
Sebanyak 18 orang warga sekitar Waduk Pluit itu dipilih Jokowi saat penanaman pohon sisi barat waduk, Kamis (20/6/2013) lalu. Kala itu, Jokowi memilih secara acak warga yang mengacungkan jarinya untuk diajak makan.
Jokowi pernah mengundang beberapa tokoh warga di sekitar Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk makan siang bersama di gedung Balaikota, Selasa (21/5/2013) siang. Di sana, keluh kesah masyarakat terkait rencana relokasi ditumpahkan ke gubernurnya langsung.[Kompas.com]
ini baru namanya pemimpin, MAJU TERUS Pak Jokowi supaya Jakarta TERUS MAJU.
pendekatan sih pada warga waduk pluit sih ok-ok aja asal jangan keterusan, peraturan dan hukum harus ditegakan.waduk ya harus dikembalikan pada asalnya, yg duduki harus sadar itu bukan tanah untuk hunian dan bukan milik warga garapan, itu milik pemerintah dan fasilitas waduk.tegakan hukum pa, Jokowi!!! negara kita hancur disebabkan hukum tidak dijalankan.
Kebanyakan dari orang Asia,khususnya Indonesia, lebih khusus lagi warga Jakarta masih menggunakan perasaan daripada rasio, maka pendekatan-2 seperti ini sangat diperlukan, dapatkan hatinya dulu baru otaknya.
Maju Terus, Terus Maju… (Mengutip Kata – Kata Pak Jokowi). Membangun Jakarta Baru yang lebih bermartabat, manusiawi. Dari Sumut, jujur saya “iri” melihat Jakarta. Bapak dan Pak Ahok bagaikan saling melengkapi atau sepadan dalam melangksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Bapak dengan Berani, Tegas dan Profesional. Pak Jokowi dan Pak Basuki, RI1 dan RI2, itu yang kami mau. Indonesia Baru!!!!
hore……bener2x kezutan…..ada klipnya donk… en jangan yang klimis2 aja, plus interpiu setelahnya….
andrawina
sijine cara utawa srana
raket marang sapada-pada
ngukur ‘rasa’ semeja
ambeg parama arta
banjur cancut taliwanda
kanggo bangsa
Tenang Mas Ahmad, urusan lobi jokowi jagonya tapi urusan penegakkan hukum juga gak dilupakan, liat aja buktinya sekarang uda mulai keliatan hasilnya.
Mantab Pak Dhe…ini bisa disebut jga “memanusiakan manusia”
Mantab Pak Dhe…ini bisa disebut jga “memanusiakan manusia”