Ahok.Org – Gubernur DKI, Joko Widodo meresmikan jembatan dan lapangan bola di pinggil Waduk Pluit, Jakarta Utara. Ia ingin lebih banyak lagi ruang publik di setiap tepian waduk yang dinormalisasi.
“Saya kira semua kota butuh ruang publik seperti ini,” kata Jokowi usai meresmikan jembatan di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2014).
Dalam acara itu juga hadir musisi Dik Doank yang juga mengenakan kemeja putih seperti Jokowi. Eks walikota Solo ini meresmikan jembatan yang menghubungkan jalan inspeksi waduk dengan taman Waduk Pluit.
Jembatan tersebut menjadi fasilitas bagi warga yang memarkir kendaraan di jalan inspeksi menuju taman tanpa perlu berjalan terlalu jauh.
Tak jauh dari jembatan, ada lapangan sepakbola seluas 80×6 meter. Kehadiran lapangan ini karena Jokowi menginginkan agar seluruh waduk di DKI ini memiliki fasilitas untuk olahraga.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (JakPro), Budhi Karya Sumadi mengatakan adanya lapangan bola dan jembatan adalah bentuk progres posotif dari normalisasi waduk. Adanya lapangan tersebut berarti pengerjaan normalisasi Waduk dengan telah selesai dibangunnya jembatan dan lapangan sepakbola tersebut, taman Waduk Pluit sudah rampung 90 persen.
“Pengerjaan lapangan sepakbola dua bulan, kalau jembatan enam bulan. Nanti selanjutnya kita akan bangun dermaga di Plaza Taman Waduk Pluit,” kata Budi.
Untuk pembangunan jembatan ini, PT Jakarta Pro mengeluarkan dana Rp 8 miliar, sedangkan pembangunan lapangannya menghabiskan dana Rp 8 miliar. Lapangan sepakbola nantinya akan dikelola dari kalangan profesional yang dikhususkan untuk pertandingan tertentu atau 32 klub sepakbola yang ada di DKI.
Jembatan ini sebelumnya oleh pemkot Jakarta Utara sempat diusulkan diberi nama jembatan Ali Sadikin. [Detikcom]
KEREN…KEREN!!!!
Jakarta makin maju pesat berkat jasa pak Jokowi dan pak Ahok.
Pak Jokowi kami seluruh rakyat Indonesia mendukung bapak menjadi presiden republik Indonesia.
Tolong pak Jokowi pilih salah satu dari ke empat orang hebat ini sebagai wakil presiden pak Jokowi
-> Abraham Samad
-> Ahok (Basuki Tjahaya Purnama)
-> Tri Risma Harini
-> Rieke Diah Pitaloka
susah dah kalw tabiat pemimpinnya dah gila kerja, wkwwkk. Dampaknya Kota itu jadi MAJU!
hehe..
om sak ngantuk ya..
“dipinggil wadu pluit” ama “progres posotif dari normalisasi waduk”..
sori om just kidding..heheh
tambahan nih om sak :
lapangan bola kok lebarnya 6 meter (sempit amat) buat main bola. Trus biaya buat lapangan rp.8 milyar…sekeren apa ya.
Dijaga pak, jgn sampe kotor lg atau penuh eceng gondok, org Mancing, PKL dll. O ya, jgn juga bgs yg tampak saja, tp sedimen waduk apa sdh 90% terkeruk?
Terima Ksh.
CCTV perlu dipasang dan keamanan satpol PP perlu ditambah, parkir motor/mobil dikelola yg profesional bukan liar oleh preman-preman rumah liar yg dulu digusur…keamanan pengunjung taman tetap di prioritaskan…
Saya justru sedih liat taman waduk pluit. Banyak PKL yg jualan seenaknya. Satpol PP cuma duduk2 aja. Lampu penerangan kurang. Jauh dari kesan taman yg 90 persen jadi. Kalau tidak percaya datanglah malam hari dan lihat setiap hari. Kondisi taman waduk pluit harusnya lbh baik kalau petugas yg jaga berani tegas dan tidak kompromi dengan para pedagang.
Semoga komentar ini dibaca oleh pak ahok atau pihak terkait lainnya. Kalau proyek percontohan ini gagal, saya percaya 100 % ditempat lain pasti hasilnya sama.
Terima kasih
ini adalah suatu budaya yg salah dari kita bangsa indonesia, masyarakat indonesia. Semua fasilitas publik yg di buat oleh pemerintah pusat maupun daerah/kota sepenuhnya untuk kemaslahatan masyarakat. oleh karena itu tanggung jawab pemeliharaan, penjagaan juga pengawasan sarana2 publik itu tidak semata2 diserahkan kepada pemerintah tetapi kita2 juga. Sarana2 publik itu MILIK KITA. kalau memang kita melihat ada keganjilan, kesalahan atw ketidak sadaran dari pengguna sarana/fasiltas publik itu, kita wajib menegur mereka, tentu dengan cara dan bahasa yg santun. bagi pkl hal yg harus kita lakukan adalah boikot mereka dgn tidak membeli barang yg mereka jual, itu sudah cukup utk menghentikan mereka berjualan di tempat2 tsb. Kita benahi tradisi kita yg memang sudah salah dan berkarat ini, di negara2 maju lainnya, mereka akan malu kalau buang sampah di tempat umum, berjualan di tempat umum hanya di tempat yg sudah di sediakan oleh pemerintah atw pengelola yg mengelola tempat2 umum itu, selebihnya tidak ada karena tak akan ada yg beli dagangan mereka. awali gerakan Jakarta Baru dan Indonesia Baru ini dari kita sendiri. Kalau tidak KITA siapa Lagi ??
Bung Rudi, yang punya gagasan Jakarta Baru cuma Gubernur/Wakil Gubernur, birokrat dibawahnya hanya mlongo atau ogah2an karena memang tidak tau harus bagaimana atau berbuat apa. Jangankan Satpol PP yang hanya bawahan, sedangkan Kepala2 Dinas pun seringkali tidak nyambung. Mirip dengan waduk Pluit, area disekitar Kanal Banjir Timur juga mengalami hal serupa. Jalur sepeda/tepi utara kanal disiang hari menjadi area PKL dan malam hingga pagi hari menjadi area nongkrong dan mabuk2an ABG. Mudah diduga, jalur tersebut sekarang ini kotor sekali lebih2 sampah jarang sekali diangkut oleh petugas kebersihan. Mengapa tidak diberdayakan Camat dan Lurah setempat untuk ikut mengelola daerah terbuka hijau tersebut …?
Wooooooiiiiii…… pejabat, birokrat, PNS di pemprov DKI….banguunnnnnnnn….
Juga masyarakat yang kurang peduli….
Gimana kita mau maju kalo mentalnya begini…..
Malu dong sama JKW dan BTP sbg BOS-2 ente tapi punya hati “servant” buat melayani ente-2. Ente-2 yg harusnya sebagai pelayan mereka malahan belagak bos…
Kalau masih ada lahan, boleh juga dipertimbangkan lapangan untuk latihan atau lomba burung berkicau seperti sebelum waduk Pluit diperbaiki untuk mempererat hubungan diantara semua kalangan. Terima kasih.
apa ga salah tulis tuh , luas jembatan 80 X 6 meter ???
lebar cuma 6 meter apa bisa utk sepakbola ?