Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengakui temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebutkan belum semua pegawai dan pejabat melaporkan harta kekayaan miliknya. Dia mengaku masih mengejar pegawai dan pejabatnya untuk melaporkan harta kekayaan secepatnya.
“Memang belum semuanya (lapor harta kekayaan), ya makanya kita kejar. Kita lagi kejar, kalau enggak, kita akan copot (jabatannya),” kata Basuki di Balai Kota, Kamis (5/2/2015).
Basuki memberi batasan waktu maksimal tiga bulan sejak pelantikan seluruh pegawai negeri sipil (PNS) yang berlangsung pada Jumat (2/1/2015) lalu. Batas maksimal pengumpulan laporan kekayaan sendiri berarti pada Kamis (2/4/2015) mendatang.
ICW menemukan bahwa 17,6 persen pegawai Pemprov DKI dan 24 persen pejabat BUMD DKI belum menyampaikan laporan harta kekayaannya. Hal tersebut dinilai masih banyak pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yang tidak mematuhi kewajiban lapor LHKPN (laporan harta kekayaan penyelenggara negara).
Adapun aturan tentang LHKPN tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 102 Tahun 2014 tentang Kewajiban Lapor LHKPN yang merupakan perubahan atas Pergub Nomor 85 Tahun 2013. Rencananya, siang ini, ICW akan menggelar konferensi pers terkait hal tersebut dalam rangka mencegah kepemilikan harta kekayaan secara tidak wajar (mitigasi illicit enrichment) di lingkungan Pemprov DKI. [Kompas.com]
–
Ini Harta Kekayaan Ahok
Dua tahun lebih Basuki Tjahaja Purnama memimpin Jakarta. Selama menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan naik menjadi Gubernur DKI, harta pria yang akrab disapa Ahok itu meningkat.
Berdasarkan laporan harta kekayaan yang diserahkan kepada KPK pada 21 November 2014, dua hari setelah dia dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta, total harta Basuki mencapai Rp 21.302.079.569 dan 3.749 dollar AS. Pada 22 Maret 2012, saat menjadi Wakil Gubernur DKI, hartanya Rp 12.458.296.063 dan 5.030 dollar AS.
Peningkatan terjadi pada harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan. Pada Maret 2012, nilainya Rp 9.213.076.000, meningkat menjadi Rp 15.050.480.000 pada 2014.
Peningkatan juga terjadi pada harta bergerak, dari Rp 420.000.000 menjadi Rp 650.000.000. Giro dan setara kas lainnya juga meningkat dari Rp 163.211.742 dan 5.030 dollar AS menjadi Rp 2.939.591.240 dan 3.749 dollar AS.
Hartanya yang tetap ialah piutang Rp 67.008.321 dan surat berharga Rp 2.595.000.000. Basuki sama sekali tak memiliki utang. [Kompas.com]