Siapakah AHOK?

5
217

Ahok.Org – Lewat acara Kick Andy yang ditayangkan pada tanggal 15 Juli lalu, saya baru tahu mengenai sosok Ahok yang pernah dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia pada tahun 2006 lalu.

Ahok yang memiliki nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama adalah Bupati Indonesia Tionghoa pertama yang membuat sejarah, saat terpilih sebagai kepala daerah Kabupaten Belitung Timur untuk periode 2005-2010 lewat pilkada langsung pertama Indonesia tahun 2005. Basuki yang berasal dari kaum minoritas (Kristen-Tionghoa) bisa terpilih merupakan suatu prestasi yang amat langka, apalagi jarang sekali orang Tionghoa yang berpolitik di negeri ini.

Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan dengan politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia melawan kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah dari Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah yang mengatakan satu hari rakyat  akan memilih Ahok untuk memperjuangkan nasib mereka.

Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, sang ayah yang dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan ilustrasi kepada Ahok. Jika seseorang  ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500 ribu rupiah, ini hanya akan cukup dibagi untuk 2000 orang. Tetapi jika uang tersebut digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD yang bisa dikuasai untuk kepentingan rakyat. APBD Kabupaten Belitung Timur saja mencapai 200 milyar di tahun 2005.

Bermodal keyakinan bahwa ‘orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang kaya jangan lawan pejabat’ (Kong Hu Cu), keinginan untuk membantu rakyat kecil di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap kesemena-menaan pejabat yang ia alami sendiri, maka Ahok memutuskan untuk masuk ke politik di tahun 2003.

Pertama-tama ia bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru  (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat, ia berhasil terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.

Selama di DPRD ia berhasil menunjukkan integritasnya dengan menolak ikut dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka.

Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang mendorong Ahok untuk menjadi Bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telfon genggamnya yang juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Dengan cara ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang tidak “tradisional” ini, yaitu tanpa politik uang, ia secara mengejutkan berhasil mengantongi 37,13 persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.

Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang mengerti betul system keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu singkat sebagai bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainnya. Prinsipnya sederhana: “Jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus”.

Selama menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen. Dengan demikian ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat.

Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, ia gagal menjadi Gubernur Babel.

Dalam pemilu legislatif 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut menjadi suara terbanyak. Selama di DPR, ia duduk di Komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi anggota-anggota DPR lain dalam anti korupsi, transparansi dan profesionalisme.

Coba anda lihat websitenya di Ahok.org, Beliau memberikan laporan keuangan secara transparan, misalnya saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri. Ini merupakan suatu wujud pertanggungjawaban dan sekaligus menunjukkan bahwa beliau memegang prinsip transparan.

Bulan Maret lalu Ahok membuat berita pertanggungjawaban kinerjanya sebagai anggota DPR yang diliput di Kompas dengan judul “Pertanggungjawaban ala Ahok”. Ahok membuat satu bundle buku berjudul “Catatan dan Refleksi Ahok Satu Tahun ber-DPR”. Melalui websitenya Ahok juga selalu menampilkan kinerjanya serta berbagai buah pemikirannya yang terus diupdate dan bisa dipantau oleh para pengunjung webnya.

Indonesia membutuhkan perubahan! Perubahan itu membutuhkan sosok yang berintegritas, bersih, jujur dan transparan dan Ahok tidak hanya berpegang pada prinsip itu tetapi ia menjalani prinsip itu dalam dunia politik Indonesia dan kiranya Ahok bisa memberikan secercah cahaya harapan bagi pemimpin yang berintegritas di negara Indonesia tercinta ini. (Indomedia, Edisi Nomor 154, Juli 2011).

5 COMMENTS

  1. ayo pak maju terusss….
    disaat org org sekarang kering air matanya karena menangis melihat pemimpin pemimpinnya yang sekarang begitu menyedihkan,
    ada secercah harapan melihat kemampuan Bapak Ahok untuk mengurus negeri ini,dan ada sedikit nasehat, hati hati dalam memilih teman seperjuangan,karena ada yang bisa menghantarkan Bapak maju naik ,atau menjadikan bapak terpuruk,karena org 2 disekitar hanya ingin proyek proyek bisnis,setelah bpk naik..MAJUUUUU TERUSSS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here