Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama cukup puas dengan pembangunan Smart City Lounge di Blok B lantai III, Gedung Balai Kota DKI Jakarta yang sesuai dengan target yang ditetapkan.
Basuki berharap, dengan adanya Smart City Lounge dapat memberikan tempat bagi progammer dalam mengembangkan berbagai aplikasi. “Ini bisa digunakan oleh programmer untuk mengembangkan aplikasi. Biasanya kan hanya dilombakan, sekarang langsung bisa digunakan,” kata Basuki, saat mengecek kesiapan Smart City Lounge, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/1).
Salah satu aplikasi yang diminta oleh Basuki yakni mengenai anggaran. Karena menurutnya masyarakat akan kesulitan jika membuka anggaran melalui website. Jika menggunakan aplikasi akan lebih mudah.
“Saya sedang minta aplikasi untuk anggaran. Jadi bisa dilihat untuk aspal jalan habis berapa, untuk makan habis berapa, jadi lebih gampang,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Unit Pengelola Smart City, Setia Aji menjelaskan berbagai fasilitas yang ada. Jakarta Smart City Lounge menempati ruangan seluas 500 meter persegi.
Di dalamnya terdapat ruang Command Center, yang dilengkapi LED Wall, berikut peralatan teknologi terbaru. Kemudian Ruang V Meeting, yang difungsikan sebagai ruang koordinasi dan komunikasi para pimpinan daerah.
Selain itu, ada ruang untuk pengaduan warga, ruang Kepala UPT Smart City, ruang operasional tim, dan ruang staf Jakarta Smart City. Selain itu ada juga ruang Co Working Space untuk rintisan (startup) yang mendukung program Jakarta Smart City.
“Beberapa CCTV (closed circuit television) juga sudah tersambung. Tetapi memang belum semuanya. Akan dilakukan secara bertahap,” kata Aji kepada kepada Basuki. [Beritajakarta]
future program —> Artificial Intelligence —> add more power for video analytic…it will reduce the number of operators to watch over thousands of cctv camera. smart city —> supporting “safe city”
pengawasan cctv: daerah rawan kriminal…