Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berencana akan menghapuskan bus jemputan Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI. Ada tiga alasan dasar yang menjadi pertimbangan kebijakan tersebut.
“Ada grupnya, ada ganknya nih. Sudah kaya gank membership, yang PNS muda nggak bisa naik, dibully, karena ini kursi punya si A, si B,” ujar Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/1).
Alasan lainnya, PNS membayar uang iuran sebesar Rp 75-100 ribu per bulan untuk naik bus jemputan tersebut. Padahal bus jemputan disediakan untuk PNS secara gratis. Bahkan bus-bus tersebut mengangkut penumpang non PNS.
“Terus kalau ada yang penumpang biasa naik, juga boleh mereka dipungutin duit. Sopir digaji kok. Makanya ini ada permainan. Terus tarik lagi dari penumpang, nah itu dosanya,” katanya.
Penghapusan bus jemputan ini juga, karena PNS seringkali bersiap pulang sebelum jam absen habis. Padahal PNS baru diperbolehkan absen pukul 16.00. Sehingga beberapa PNS tidak menyelesaikan tugasnya sampai pukul 16.00.
“Kami pulang jam 16.00 kan. Kalau jam 16.00 itu kan absensinya baru mulai, baru siap-siap pulang. Ini enggak, sudah langsung duduk di bus, jam 16.00 busnya jalan. Jadi selalu alasan tidak mau kerja lagi, karena busnya akan berangkat. Jadi bus ini bukan menolong mereka,” tandasnya. [Beritajakarta]
pns dki udah digaji gede mua lagi yg gratis itu namanya ngulanjak, bagus pak ahok sikat aja yg manja manja dan terbiasa mental dilayani biasanya generasi tua tua 40 tahun keatas
Mindset PNS pada rezim” sebelumnya belum tersentuh reformasi, coba diterangkan termasuk SKPD mana tuh? Perlu dipertanyakan kinerjanya?