Banjir di Gunung Sahari, Ahok Sesalkan Air Tak Dialirkan ke Waduk Pluit

9
430

Ahok – Kemarin Kamis (21/4), kawasan Gunung Sahari Jakarta Pusat dan Pademangan Jakarta Utara tergenang air. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kini mendapat jawabannya, yakni pompa air di Ancol ada yang mati. Namun demikian masih tersisa pertanyaan, air yang seharusnya dialirkan ke Waduk Pluit malah dialirkan ke Gunung Sahari dan Ancol.

“Saya lihat di Istiqlal, tadi. Di Juanda (Jakarta Pusat) airnya penuh enggak? Enggak juga,” kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Seharusnya air dialirkan melewati saluran di Jakarta Pusat itu bila terjadi hujan, sehingga air melewati kawasan Tangki Jakarta Barat dan berakhir di Waduk Pluit dan Pasar Ikan. Namun itu tidak dilakukan. Malahan, air dialirkan ke arah utara, yakni ke Gunung Sahari Jakarta Pusat dan Ancol Jakarta Utara.

“Seharusnya kalau membuang (mengalirkan air) ke arah Tangki (Tamansari Jakarta Barat). Kalau buang ke Tangki kan langsung masuk ke Waduk Pluit, Pasar Ikan. Waduk Pluit kondisinya minus 2 (ketinggian air)!” kata Ahok heran.

Aneh, karena banjir terjadi di Jakarta Pusat dan Utara, sementara Waduk Pluit tak digenangi banyak air. Ternyata, air memang diarahkan ke Gunung Sahari dan Ancol. Terjadilah banjir di sejumlah wilayah di Pademangan dan Gunung Sahari.

(Baca juga: Tak Percaya Wali Kota Jakarta Utara, Ahok: Banjir Kemarin Karena Pompa Mati)

“Jadi ngapain air semua diarahkan ke Gunung Sahari, ke Marina Ancol yang membebani Pademangan? Sedangkan di Waduk Pluit Pasar Ikan, kapasitas pompa baru, waduknya dalam sudah dikeruk lagi dua juta kubik, kok enggak dikasih air begitu loh? Maka kita mesti duduk bareng,” kata Ahok. [Detik.com]

9 COMMENTS

  1. betul khan pak…pompa mati, perlu beli yang “durable”…rekomendasi pakai produk Xylem…di Beijing juga pakai itu… ada pilihan remote monitoring, mesinnya bisa on/off dari smartphone pak Ahok…isn’t that cool…all the machine status (fuel, pump speed,etc) can be viewed realtime from smartphone…

  2. kenapa pasang sensor ketinggian air (water level) & arus air (waterflow) di sungai? sekarang ada komputer pak…all the data can be viewed on the monitor…it can help to make a better decision on important time…now you have Jakarta SmartCity…why dont you implement smart water monitoring? untuk percobaan: mau cuma beli satu unit juga bisa…

  3. you can buy “temporary flood barriers” to minimize flood on certain spot…kalau karung pasir lama setup-nya…pakai teknologi sekarang jauh lebih cepat…

  4. Penjaga pintu air, koordinasinya sama Dinas Tata Air, harus ada yg bertanggung jawab di masing-masing posko untuk kondisi dapat air kiriman atau hujan lokal yg deras sekali…dan dipantau CCTV oleh komandan urusan banjir di balaikota…mestinya?!

  5. Gw heran sama ini orang….ngambek sama bawahan berkoar2 ke sana kemari di media online….kayak anak kecil aja kebanyakan ngambeknya….engga usah banyak berkoar2 kalo kesel sama bawahan…engga seneng sama kinerja bawahan…silakan pecat aja itu bawahan…gitu aja koq repot.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here