Ahok.Org – Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berpendapat sektor-sektor layanan utama yang menjadi kebutuhan masyarakat perlu disatukan.
Selain bertujuan mengefektifkan layanan, mobilitas warga juga lebih dibatasi.? “Pasar tradisional di bawah, di atasnya puskesmas, kemudian di atasnya lagi rusun. Itu sudah bagus, supaya one stop service,” ujar Jokowi, saat ditemui di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (27/5/2012).
Pemukiman, pasar, dan puskesmas adalah beberapa lokasi utama yang menjadi perputaran aktivitas dan mobilitas warga, selain sekolah dan perkantoran. Menggabungkan ketiganya di satu lokasi akan membatasi ruang mobilitas warga yang sekaligus bermanfaat untuk mengatasi masalah kemacetan.
“Pasar itu didesain kembali. Mobilitas orang di jalan tidak banyak karena one stop service area,” ujar calon gubernur yang diusung PDIP dan Gerindra ini. Jokowi mengatakan konsep penataan pasar tradisional di Jakarta bukanlah membuat superblok. Salah satu cara terbaik adalah mendekatkan akses pasar ke aktivitas hidup warga. Selain lebih mudah dijangkau, warga pun akan terdorong untuk menata pasar menjadi bersih dan rapi.
Jokowi sendiri belum mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menata 153 pasar tradisional jika terpilih menjadi Gubernur DKI. Penataan tersebut, menurut Walikota Solo itu, akan diperhitungkan sesuaia alokasi anggaran. “Tidak tahu, lihat uangnya dulu. Kalau uangnya cukup, cepat-cepatan saja. Saya belum hitung sedetil itu (anggaran menata pasar tradisional),” ucapnya.
Jokowi menambahkan, kondisi ideal pasar seharusnya tidak sampai mengganggu mobilitas di jalan-jalan sekitar pasar. Selama ini, jalan-jalan lokasi sekitar pasar kerap menjadi salah satu sumber kemacetan. Lalu lalang kendaraan kerap tertanggu kehadiran pedagang yang menggelar dagangannya di bahu jalan.[Kompas]