Ahok.Org – Komisi Nasional (Komnas) Perempuan meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun peta situs ingatan tragedi Mei 1998, untuk memperingati 15 tahun reformasi. Hal itu diungkapkan langsung Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat bertemu di Balai Kota Jakarta.
“Kami mau memorialiasi peringatan Mei 1998,” ujar Yuniyanti Chuzaifah saat bertemu Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (13/5).
Menurutnya, beberapa lokasi yang dimasukkan ke dalam peta situs ingatan tragedi Mei 1998 antara lain; Gedung Komnas Perempuan di Menteng, Jakarta Pusat; Monumen Jarum Mei di Klender, Jakarta Timur; dan Pemakaman Pondok Rangon, Jakarta Timur.
“Komnas Perempuan adalah anak sulung reformasi. Kekerasan seksual kepada perempuan pada Mei 1998 tidak dapat dilupakan. Gedung Komnas Perempuan penting dimasukkan dalam memorialisasi peringatan Mei 1998,” jelasnya.
Dia menjelaskan Monumen Jarum Mei di Klender penting bagi para orang tua yang anak-anaknya terbakar dalam kasus penjarahan. Monumen itu penting untuk menghapus stigma publik yang menilai para korban adalah pelaku penjarahan.
“Para orang tua ingin hilangkan stigmatisasi penjarah,” imbuhnya.
Yuni juga meminta kuburan para korban tragedi Mei 1998 di pemakaman Pondok Rangon dibersihkan. “Ide ini menjadi pembelajaran bagi bangsa Indonesia agar tidak ada lagi kejadian serupa yang terulang,” katanya.
Tak hanya itu, dia juga berharap kasus Mei 1998 dimasukan ke dalam kurikulum sejarah Indonesia. [Merdeka]
Saya setuju sekali dengan idee Komnas Perempuan.
Tapi saya rasa, tidak akan tersampaikan. Karena peristiwa 1998 `TIDAK PERNAH TERJADI`. menurut pemerintah pada saat itu.
tragedi yg tidak ada tanggung jawab pelaku nya?! ini kerjaan orang barbar….bukan cobaan dari Tuhan?
Setuju klo kasus Mei 1998 dimasukan ke dlm kurikulum sejarah Indonesi, sdh saatnya Bangsa Indonesia belajar dari sejarah kelam ini tuk masa depan yg lbh baik,