Ahok.Org – Dua bupati dan satu wali kota menantang petahana, Eko Maulana Ali, dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 23 Februari 2012.
Wali Kota Pangkal Pinang Zulkarnain Karim dan Bupati Belitung Darmansyah Husein berpasangan sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur. Sementara Bupati Bangka Yusroni Yazid maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Yusron Ihza.
Eko Maulana Ali, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) periode 2007-2012, maju untuk periode kedua dengan menggandeng Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Kepulauan Bangka Belitung Rustam Effendi. Mereka diusung PDI-P, Golkar, dan PKS. Sementara Zulkarnain-Darmansyah diusung Demokrat dan PAN. Adapun Yusron- Yusroni diusung PBB-PPP.
Pemilihan umum kepala daerah (pilkada) juga diikuti oleh Hudarni Rani-Justiar Noer. Pasangan ini diusung koalisi Gerindra, Hanura, dan enam partai nonparlemen. Hudarni menjadi Gubernur Kepulauan Babel periode 2002-2007. Ia kemudian dikalahkan Eko saat bertarung pada Pilkada 2007.
Keempat pasangan itu sudah mengambil nomor urut di Kantor KPU Kepulauan Babel, Sabtu (31/12) di Pangkal Pinang. Zulkarnain-Darmansyah mendapat nomor urut satu, Hudarni-Justiar nomor urut dua, Eko-Rustam nomor urut tiga, dan Yusron-Yusroni nomor urut empat.
”Silakan masyarakat Babel menilai apa yang sudah kami lakukan selama memimpin Babel lima tahun terakhir. Kami percaya masyarakat dapat berpikir jernih untuk memilih,” ujar Eko.
Sementara itu kubu mantan bakal calon Gubernur Kepulauan Babel, Abdul Gani Aup, berencana menggugat KPU Babel ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Pokok gugatan adalah keputusan KPU yang meloloskan Hudarni-Justiar sebagai peserta pilkada. ”Kami punya bukti, PPRN dan PKPB menyatakan tidak pernah mendukung mereka. Tanpa dukungan dua partai itu, Hudarni-Justiar tidak memenuhi syarat minimal dukungan,” tutur anggota tim pemenangan Abdul Gani, Fendi.
Ketua KPU Babel Asli Basri menegaskan, hasil verifikasi menunjukkan bahwa dukungan terhadap pasangan itu memenuhi syarat sesuai dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.[Kompas]
BANG AHOK DUKUNG YG MANA? NO URUT 1 KAH, 2 KAH ATAU 4 KAH?
KALO 3 SECARA LOGIKA NGGA MUNGKIN BANG AHOK DUKUNG BELIAU. APALAGI MELIHAT KEJADIAN PILKADA 2007, GAK MUNGKIN BANG AHOK MENDUKUNG ORG YG SUDAH ABANG “HINA-HINA” DI MANA2, BAHKAN DI KICK ANDY SAYA SEMPAT MENONTON.
TAPI NGGA TAU JUGA YA NAMANYA JUGA POLITIK, SAMA AJA DIMANA-MANA, MUSUH ABADI PUN BISA JADI TEMAN.
TEMAN BUKAN KARENA PRINSIP TAPI PARTAI.
MAU DUKUNG YANG MANA SAH SAH SAJA, KARENA ITU HAK SETIAP WARGA NEGARA. KAMI SEBAGAI RAKYAT TIDAK AMBIL PUSING, KARENA SIAPA YANG MENANG HARUS KITA DUKUNG DAN MENEPATI JANJI-JANJI POLITIKNYA. JANGAN SAMPAI ADA YANG KALAH TIDAK MAU MENERIMA KEKALAHAN, DAN AKHIRNYA MENIMBULKAN HAL-HAL YANG MERUGIKAN MASYARAKAT BANYAK. BIARLAH ITU TERJADI DI DAERAH LAIN, YANG PENTING BABEL HIDUP PENUH KERUKUNAN
menurut saya seorang calon yg menuntut suatu hasil pilkada wajar2 saja, dan itu merupakan hak seorang calon (bila memang didukung bukti kuat), memang kelihatan nya hal sepele untuk mendukung calon yang menang, tp apakah calon yg menang dengan jalan yg tidak benar mau kita dukung,, kalo rakyat masih menganggap hal seperti ini sepele dan beranggapan “ngapain repot” dan “tidak mau ambil pusing” ya susah. mgkn naiknya seorang calon tidak berdampak langsung pada rakyat, tp bisa berdampak tidak langsung baik dlm jangka panjang bahkan mungkin dalam jangka pendek, namun sayangnya kadangkala rakyat tidak sadar.
hasil yang bagus tidak akan mungkin diperoleh melalui proses yang tidak bagus.
menurut hemat saya, seorang calon tentunya pasti ingin memenangkan pertarungan, apalagi pertarungan untuk menjadi orang nomor 1 di pulau bangka ini, kiranya siapapun yang terpilih nanti dapat membawa prov,babel lebih baik lagi kedepannya jangan hanya visi misi bagus tapi nyatanya begitu sudah menjabat hanya isapan jempol belaka.masyarakat jangan mau di bodohi masyarakat harus cerdas, KPU harus jujur jangan bermain di belakang tirai, lima tahun terakhir ini bangka belitung jalan ditempat saja contoh nyata, kurangnya pemberdayaan terhadap masyarakat sehingga menyebabkan tingkat pengangguran semangkin meroket, kriminalitas terus melangit, jadi sekali lagi saya mengajak masyarakat babel untuk cerdas dalam memilih pemimpin kita 5 tahun ke-depan. salam dari saya (ridho asli desa sangku kec.tempilang), di rantau orang staf edukatif upbjj medan fak isip.
Mas ahok, menurut saya dalam Pilgub babel nanti jika saja “BELI SATU DAPATNYA EMPAT”
(BELITUNG berSATU DAPATNYA nomor EMPAT)
bagaimana menurut mas ahok ???
Kalau tidak ikut di DKI, pasti Koh Ahok menang mutlak di Belitung kalau ikut