Ahok.Org – Hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilukada DKI Jakarta 2012 menobatkan pasangan Joko Widodo selaku jawara pemilihan Gubernur DKI. Joko Widodo yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama dipilih 1.847.157 warga Jakarta.
Raihan suara Wali Kota Solo ini lebih apik dibanding petahana Fauzi Bowo. Dari enam wilayah kabupaten/kota, incumbent yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli hanya memikat 1.476.648 masyarakat Jakarta.
Hidayat Nurwahid – Didik berada di posisi ketiga dengan perolehan dukungan sebanyak 508.113. Disusul kemudian, Faisal-Biem dengan 215.935 suara dan Alex-Nono dengan 202.643 suara. Posisi buncit ditempati Hendardji Soepandji-Riza Patria dengan perolehan 85.990 suara.
Pesona Jokowi -sapaan Joko Widodo- mengalahkan Foke di lima kota Jakarta. Dukungan terbesar warga Jakarta terhadap Jokowi terdapat di Jakarta Timur. 502.616 pemilih mencoblos Jokowi. Sementara Foke di wilayah itu hanya dipilih 438.393 pemilih.
Di Jakarta Timur, Jokowi-Ahok meraih suara terbanyak di delapan kecamatan, yakni Matraman, Pulogadung, Jatinegara, Pasar Rebo, Cakung, Duren Sawit, Makassar, dan Ciracas. Foke bisa menang tipis di dua kecamatan tersisa, yakni Kramatjati dan Cipayung.
Kejayaan Foke atas Jokowi di tingkat kabupaten/kota hanya terjadi di Kepulauan Seribu. Di kabupaten itu, Foke unggul besar dengan 6.916 suara. Pesona Foke dibuntuti Alex-Nono. Pasangan nomor urut enam itu dipilih 3.010 warga.
Sementara Jokowi menempati posisi ketiga karena disokong 1.237 pemilih. Raihan suara Jokowi berimbang dengan pemilih Hidayat-Didik, dengan 1.105 suara.
Kubu independen justru kalah mentereng di Kepulauan Seribu. Faisal-Biem mendapati sokongan 126 warga. Dukungan itu hanya berbeda satu angka dengan Hendardji-Riza. Pasangan ini mendapatkan dukungan 125 pemilih.
Fenomena kemenangan Jokowi atas Foke menarik perhatian mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla. Kalla mengibaratkannya seperti manusia saat masuk surga. Foke sebagai cagub petahana atau incumbent mempunyai dosa atau kekurangan lebih besar dibandingkan pahala atau kebaikan selama tahun memimpin Jakarta.
“Kan jelas kasus Foke itu, seperti orang masuk Surga saja, amal dikurang dosa,” kata Kalla.
Kalla menjeskan fenomena kemenangan Jokowi atas Foke tak lepas karena masyarakat menginginkan gubernur yang memiliki rekam jejak (track record) yang baik dan dosanya kurang. Hal ini berkeebalikan dengan yang ada pada diri Foke.
“Jadi, karena Jokowi track record-nya baik walaupun hanya di kota seperti Solo, tapi itu mempunyai harapan. Dia tidak punya beban-beban, apakah itu korup, moral, atau kegagalan-kegagalan. Berbeda dengan Foke, tentu mempunyai beban ketidakberhasilan, akibat banjir, macet, kekumuhan,” beber Kalla.
Selain dari rekam jejak cagub, Kalla juga menilai partai politik pengusung kedua cagub bisa berpengaruh pada tingkat dukungan pemilih. “Tentu juga berpengaruh kalau dia (parpol) itu efektif. Tapi, ternyata dalam kasus ini kan kelihatannya calon-calon itu mempunyai tim sendiri. Partainya juga mendukung, tapi kadang-kadang pilihan partai berbeda dengan pilihan orang,” jelas politisi senior Partai Golkar itu.[Tribunnews]
lagu kampanye berjudul Jakarta Baru http://www.youtube.com/watch?v=n-dT298BojE&feature=youtu.be