Basuki Ingatkan Kontingen PAPERNAS dan POSPENAS Junjung Sportivitas

2
67

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama melepas dua kontingen olahraga asal Ibukota. Kedua kontingen tersebut akan mengikuti dua kejuaraan olahraga yang berbeda yakni Pekan Paralimpik Nasional (PAPERNAS) XV serta Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren Nasional (POSPENAS) VII tahun 2016.

Pada kesempatan ini, Basuki mengingatkan para atlet untuk menjunjung tinggi sportivitas. Dirinya bahkan tidak menuntut agar atlet meraih juara satu. Terlebih jika predikat juara diraih dengan cara-cara yang tidak sportif.

“Ini bukan urusan menang atau kalah. Tapi menunjukan sportivitas. Jangan curang, apalagi ini ada yang dari pondok pesantren,” kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (4/10).

Basuki menambahkan, juara satu merupakan efek yang bisa diraih ketika atlet telah melakukan berbagai persiapan. Mengingat selama ini atlet telah menjalani latihan yang cukup panjang.

Kepala Disorda DKI Jakarta, Firmansyah Wahid mengatakan, PAPERNAS XV akan digelar di Jawa Barat mulai 15-24 Oktober. DKI Jakarta memberangkatkan kontingen berjumlah 90 orang, terdiri dari 63 atlet dan 27 pelatih ofisial dari berbagai klasifikasi ketunaan.

Cabang olahraga yang diikuti oleh kontingen DKI Jakarta pada PEPARNAS Tahun 2016 sebanyak 8 cabang olahraga dari total 13 cabang olahraga yang dipertandingkan. Antara lain atletik, bulutangkis, boling, catur, judo, renang, tenis meja, dan panahan.

Sementara itu, pada POSPENAS VII yang digelar di Banten mulai 22-28 Oktober 2016, DKI Jakarta memberangkatkan kontingen santri berjumlah 175 orang. Terdiri dari 136 atlet serta 39 pelatih ofisial untuk bidang olahraga dan seni.

Sedangkan untuk cabang olahraga yang diikuti oleh kontingen santri DKI Jakarta pada POSPENAS 2016 sebanyak 9 cabang olahraga dan 12 bidang seni. Antara lain bidang olahraga seperti atletik, bulutangkis, bola basket, bola voli, futsal, tenis meja, senam santri, sepak takraw, dan pencak silat.

Untuk bidang seni seperti hadrah, pidato, film pendek, seni kriya, kaligrafi, fotografi, seni lukis, seni musik islami, teater, puisi, stand up comedy, dan qasidah.

Firmansyah mengatakan persiapan teknis para atlet baik disabilitas maupun santri telah dilaksanakan secara maksimal dengan melakukan pembinaan secara intensif.

“Kami bekerja sama dengan Pengurus Provinsi National Paralympic Committee (NPC) dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta untuk ajang kali ini,” tandasnya. [BeritaJakarta]

Disorda DKI Diminta Perhatikan Nasib Klub Olahraga

Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta diminta lebih serius memperhatikan nasib klub olahraga di Ibukota. Sebab, selama ini ada banyak klub olahraga yang kurang mendapat perhatian hingga akhirnya tidak berkembang dan tutup.

“Saya lebih suka, klub diperhatikan. Selama ini kita kurang memperhatikan klub,” kata Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/10).

Basuki juga meminta sistem pembinaan olahraga di Ibukota diubah agar bisa mencetak atlet berbakat. Ke depan, pemberian bonus seharusnya juga tak hanya dibagikan kepada atlet, tetapi juga klub olahraganya.

“Saya kira sistemnya mesti kami ubah. Belum tentu cara saya itu benar, tapi cara yang lama mesti salah. Karena kita jarang sekali menghasilkan juara dunia,” ujarnya.

Kepala Disorda DKI Jakarta, Firmansyah mengakui pihaknya selama ini kurang memperhatikan klub olahraga karena terlalu fokus terhadap pelatihan daerah (pelatda).

“Kami lupa bahwa pelatda terjadi atas kontribusi dari klub. Makanya ke depan kami kembali akan menghidupkan potensi klub,” tandasnya. [BeritaJakarta]

 

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here