Jokowi Ingin Ubah 4 Ruas Tol Dalam Kota Jadi Jalan Umum

6
228
ilustrasi Jalan Tol

Ahok,Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ingin mengubah sebagian konsep desain enam ruas tol dalam kota. Empat ruas tol itu akan dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI dengan menggunakan APBD DKI dan diubah menjadi jalan umum dan tidak berbayar.

“Konsep Pak Gubernur itu empat jalan tol dalam kota itu kita sendiri yang bikin supaya enggak jadi jalan tol, jadi jalan umum saja,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Ia menjelaskan, investor swasta PT Jakarta Tollroad Development, yang mengajukan konsep enam ruas tol dalam kota kepada Pemprov DKI, akan segera mengerjakan dua tol dalam kota, yakni Sunter-Semanan dan Sunter-Pulo Gebang. Adapun empat ruas tol lain, kata Basuki, akan dikerjakan oleh Pemprov DKI.

“Pak Gubernur sih maunya kita ambil saja dan kerjakan pakai APBD. APBD 2014, kan kita targetkan Rp 67 triliun,” kata Basuki.

Basuki menyebutkan, pembangunan megaproyek senilai Rp 42 triliun itu telah masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017.

Tak sedikit yang mengecam pembangunan enam ruas tol dalam kota karena ditengarai akan merusak tata kota Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menggelar public hearing tentang proyek itu dengan mengundang Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, para akademisi, dan pengamat perkotaan.

Saat kampanye dan masih menjadi calon gubernur, Jokowi menentang keras pembangunan enam ruas tol tersebut. Megaproyek yang telah digagas sejak masa kepemimpinan mantan Gubernur DKI Sutiyoso itu dibagi dalam empat tahap dan diproyeksikan selesai pada 2022.

Pada tahap pertama, akan dibangun ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun. Pada tahap kedua, dilakukan pembangunan ruas Tol Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.

Tahap ketiga meliputi pembangunan ruas tol koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Pada tahap terakhir akan dibangun ruas tol Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.

Total panjang ruas enam tol dalam kota adalah sepanjang 69,77 kilometer. Jika sudah selesai, keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT JTD, tetapi tarifnya akan terpisah dari tol lingkar luar.[Kompas.com]

6 COMMENTS

  1. Baguslah klo begichu..! Uang pajak akhirnya bisa balik lagi ke warga/rakyat utk dinikmati pembayar pajak yg rajin, bukan malah disuruh bayar lagi klo mo pake jalan (kec. utk batesin tukang bikin macet dan polusi jalanan dari luar kota, semacem ERP gitu lah).

    Baidewei, Montor bole lewat juga kan, pak le?
    kita kan bayar pajak STNK, dst juga nih…
    (‘kan jalan umum biasanya boleh dilewati motor, kecuali jalan tol)

  2. Mahal banget tuh, tarif tol lingkar luar….
    Harusnya ada aturan baku, brp tarif toll/ km jalannya,
    Masa berlaku swasta kelola toll, lalu jd asset negara/pemda.
    Harus ada jalan umum, disisi kiri kanan jalan tol, supaya ada pilihan jg, jl tdk berbayar untuk rakyat gunakan, tanpa bottle neck ya, jgn dibuat untuk macet parah.
    Perbanyak pintu keluar tol, supaya makin berkembang daerah yg dilalui. Lalin pun bisa dipecah.

    • LOL, kena delete postingan humor militer ane!
      ada (yg takut ada) yg tersinggung rupanya… 😀 padahal hal umum, masih wajar & anonim (tak sebut unit kavaleri/infantri/artileri apapun) lho…
      Cuma di Indonesia humor ala militer belum bisa diterima rupanya, kalo di Amrik (US Army/Navy/Marine Corps/Air Force) ini mah masih dianggap terlalu soft malah.
      .

  3. Pak Jokowi dan Pak Ahok, bgmn kalau sebagian dari 6 ruas jalan itu dibuat saja jalan kereta api, konsepnya sama namun bukan jalan mobil melainkan kereta api, agar sarana transpotasi umun lebih banyak, kalau jalan raya nanti macet tambah parah, soalnya perbandingan pembangunan jalan dan penambahan kendraan tidak sebandind

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here