Veronica: Tak Ada Acara Khusus Sambut Imlek

7
115

Ahok.Org – Tahun baru imlek yang jatuh setiap 31 Januari disambut meriah oleh warga keturunan Tionghoa. Beberapa ada yang sudah mulai sibuk mempersiapkan mulai dari pernak-pernik sampai makanan.

Pusat perbelanjaan pun ikut memeriahkan imlek dengan menggelar rangkaian acara, dekorasi pun dibuat serba merah yang menjadi warna identik saat imlek.

Namun berbeda dengan yang dilakukan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menurut istrinya, Veronica Tan, tahun ini tidak ada rencana khusus menyambut perayaan imlek.

“Tidak ada rencana atau acara khusus seperti open house. Natal kemarin sudah ada,” kata Vero Tan, Selasa (28/1/2014).

Ibu dari Nicholas, Nathania dan Daud Albeenner ini mengatakan saat imlek hanya ada acara keluarga. “Sama saja, Imlek tahun ini hanya ada acara keluarga seperti makan bersama,” kata Vero. [Liputan6.com]

7 COMMENTS

  1. 恭喜發財!! alias gongxi facai… hehe

    Salam buat semua rekan dan saudara setanah air hehe ini pertama kalinya saya komen di web pak wagub ahok, meskipun bisa dibilang hampir setiap hari saya mengikuti dan membaca web ini (web ahok.org adalah salah satu dari sekian web yang tdk pernah saya tutup tab browsernya, sehingga setiap saya online pasti terbuka secara otomatis).

    Ijinkan saya menulis sedikit tentang sesuatu yang ingin saya sampaikan sejak lama untuk sekedar membagi pikiran dan pendapat. Pertama saya sangat senang dan bangga melihat fenomena bahwa ada seseorang seperti profil pak gubernur dan wagub (tanpa mengurangi rasa hormat dan kekaguman terhadap pak gub, selanjutnya saya secara khusus akan membahas pak wagub) yang bisa tampil mendobrak kebiasaan umum politik di indonesia ditengah isu-isu yang sedari awal bahkan sebelum dan sampai saat ini mengintimidasi mulai SARA, karakter kepribadian, keputusan dan kebijakan yang dibuat. Apa yang membuat saya senang dan bangga adalah pak wagub tetap dalam sebuah profil integritas dan leadership yang rasanya untuk saat ini sulit ditemukan di indonesia, dan juga mulai terbukanya masyarakat kita indonesia menjadi masyarakat yang plural secara pemikiran dimana pada era sebelum pak wagub menjadi wakil gubernur adalah sesuatu hal yang mustahil untuk seseorang dari golongan etnis(secara khusus tionghoa) dan agama minoritas terjun dalam dunia politik indonesia. Dari sini saya melihat bahwa saat ini masyarakat indonesia pada umumnya sudah semakin terbuka bahwa isu seperti yang saya sebut di atas sudah sangat usang, dan masyarakat saat ini tengah dalam proses menuju ke sebuah era baru yang akan membuat bangsa indonesia waktu ke waktu akan lebih baik, era dimana sebuah jabatan publik hanya akan dinilai berdasarkan intelektualitas dan kepribadian dari seseorang bukan dari SARA.

    Untuk diketahui rekan sekalian bahwa jika dulu masyarakat (dan beberapa orang saat ini) menyebut “cina” yang ditujukan kepada etnis tionghoa dengan berisi makna hinaan dan dengki sehingga membuat etnis tionghoa seakan-akan berbeda status dengan etnis lain sehingga hal tersebut membuat jarak antara warga tionghoa dengan yang bukan, buat saya sesuatu hal yang miris, mengapa?? Yaaaa karena saat di negri leluhur pun etnis tionghoa indonesia juga sudah tidak dianggap sebagai orang cina, mereka (orang-orang china) tetap menyebut bahwa kami adalah orang indonesia, tidak ada sedikitpun di benak mereka bahwa kami adalah bagian dari mereka, yang mereka tau adalah bahwa kami dan mereka memiliki hanya satu kesamaan saja yaitu leluhur sehingga mereka menyebut kami dengan sebutan 印尼华人 atau 印尼华裔(Pinyin: Yìnní huárén atau Yìnní huáyì) alias orang indonesia keturunan, dari sini dapat disimpulkan bahwa kami etnis tionghoa yang biasa disebut “cina” sejujurnya bukanlah China, bahkan di negeri leluhur kami pun terasing dan dianggap sebagai orang luar. Bahkan ketika saya ada di negara ini pun saya yang dulunya berpikir segala sesuatu tentang keindahan negeri leluhur dalam sekejap luntur, secara umum sampah dimana-mana, toilet umum begitu kotor dan bau tidak jarang jika saya pas apes sering melihat feces yang tidak disiram dan bahkan tidak pada tempatnya (di saluran urinoir pria), gaya bicara yang cenderung kasar dan tidak sabaran serta individualisme yang tinggi, dari beberapa contoh tersebut (meskipun dalam hal lain juga banyak hal positif) yang membuat saya dengan bangga mengatakan bahwa saya adalah orang INDONESIA!!

    Untuk itu marilah kita semua masyarakat indonesia tanpa terkecuali bersatu dan menjadikan bangsa ini lebih besar dan maju lagi di masa depan, sedangkan untuk pak gub dan wagub terima kasih untuk kerja kerasnya, jangan pernah ragu, jangan pernah mundur, jangan pernah tergoda. Jadilah panutan bagi kami semua masyrakat indonesia serta satu hal terakhir yang bisa saya sampaikan kepada bapak berdua bahwa seorang gubernur dan seorang wakil gubernur tidak akan pernah bisa menyenangkan 100% masing-masing kemauan warga secara personal, jadi tetaplah menjalankan kebijakan apapun sesuai yang semestinya. Untuk saat ini hanya bapak berdual dengan dibarengi kemauan masyarakat untuk majulah yang bisa mengangkat martabat bangsa ini di hadapan semua bangsa di dunia. Terima kasih.

    salam hangat dari kejauhan,

    Hendra Setiawan, S.E
    Sun Yat-sen University 中山大学
    Guangzhou 广州
    China 中国

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here