Ahok Berbagi Ilmu Sukses Dalam Pilkada

0
49

Segala sesuatu mengenai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan hal yang sangat menarik sebagai bahan diskursus. Sejak Indonesia kembali menemukan kembali roh demokrasinya setelah puluhan tahun mengalami masa kekuasaan yang otoriter dan sentralistis, maka banyak terjadi perubahan di berbagai sendi kehidupan bermasyarakat, seperti salah satunya proses politik masyarakat yang memilih pemimpin (kepala daerah) secara langsung melalui Pilkada. Disinilah diharapkannya semangat demokrasi dapat tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat melalui partisipasi politik dan peran aktif masyarakat untuk menentukan masa depan mereka sendiri.

Pilkada menyuburkan harapan akan kehidupan yang lebih baik, tepat disaat yang bersamaan menimbulkan potensi berbagai ancaman distorsi demokrasi yang mereduksi semangat partisipasi politik masyarakat yang pernah sekian lama hilang dari bumi Ibu Pertiwi ini. Oleh karena itu sebagai salah satu pilar penting dalam kehidupan berdemokrasi, pelaksanaan Pilkada penting untuk selalu dilakukan pembenahan dan perbaikan.

Basuki T. Purnama (Ahok) dan kisahnya dalam berbagai kesempatan pemilihan di tingkat lokal (Pilkada) yang pernah diikutinya adalah salah satu kisah menarik dalam pelaksanaan pembelajaran masyarakat terhadap demokrasi di tingkat lokal. Dan kiprahnya juga diakui telah memberikan inspirasi yang cukup baik mengenai kepemimpinan di tingkat pemerintahan lokal.

Pada jumat (26/3) Ahok diminta untuk membagi ilmunya untuk sukses dalam Pilkada dalam sebuah Seminar di Jakarta. Sejak Ahok yang seorang Kristen dan dari etnis minoritas mampu untuk memenangkan Pilkada di wilayah yang mayoritas pemilihnya Muslim dan dari etnis Melayu, tentu banyak kalangan yang penasaran akan kiat-kiatnya mencapai prestasi tersebut.

Di seminar bertajuk Strategi Dan Taktik Memenangkan Pilkada tersebut, Ahok memaparkan materinya yang berjudul “Membangun Citra Diri Untuk Sukses Di Pilkada”, beliau menceritakan konsepnya mengenai pentingnya individu-individu yang idealis dan peduli terhadap masa depan Bangsa ini untuk maju dan bersaing menjadi Pejabat Publik. Individu yang BTP (Bersih, Transparan dan Profesional) itulah yang dibutuhkan masyarakat untuk mengawal aspirasi mereka serta “mengamankan” uang rakyat dalam bentuk APBD yang jumlahnya Milyaran Rupiah tersebut.

Menurut Ahok yang telah berpengalaman empat kali mengikuti Pilkada dan Pemilu ini, sesungguhnya kita memiliki tanggungjawab untuk memberikan pendidikan politik kepada rakyat untuk dapat memilih pemimpin yang tepat. Seorang pemimpin yang mau berkomitmen untuk membangun daerah dan masyaratnya, bukan hanya seorang yang berani menghambur-hamburkan uang pada saat kampanye lalu melupakan rakyatnya setelah kampanye usai, karena akan sangat berbahaya apabila kemudian masyarakat menjadi apolitis dan berpikir saat kampanye Pilkada itulah waktunya mereka “berhak” untuk memeras calon peserta Pilkada, karena mereka yakin nantinya akan dilupakan setelah orang tersebut menjabat.

Oleh karena itu beliau berpendapat sesungguhnya adalah peluang kita sebagai individu BTP untuk ‘mengisi’ kekosongan calon pemimpin yang berkualitas dan mampu membuktikan komitmennya kepada rakyat. Menurutnya dengan track record yang bebas KKN, komitmen dan tanggung jawab yang tinggi tersebut, maka sesungguhnya kita telah satu langkah lebih maju dibanding kompetitor kita di Pilkada. Mengambil sedikit istilah dalam ilmu marketing, kita akan bermain sendirian di ceruk pasar yang tidak diisi oleh kompetitor. Oleh karena itu tentu pangsa pasar kita berbeda dengan pesaing. Kita memiliki konstituen masyarakat yang sungguh-sungguh ingin mengubah nasibnya dan mempercayakan kursi pemimpin daerah kepada seorang yang mereka percayai. Dan konstituen seperti ini akan cenderung loyal serta tidak terpengaruh akan segala bentuk black campaign dan money politics.

Terakhir, Ahok mengingatkan bahwasanya kesuksesan dalam Pilkada sesungguhnya tidak hanya diukur dari perolehan suara yang kita dapatkan, namun lebih jauh juga dinilai dari seberapa jauh keberadaan kita dalam Pilkada mampu membawa paradigma baru ke masyarakat. Apabila keberadaan kita sebagai salah satu calon dalam Pilkada mampu merubah pola pikir masyarakat yang tadinya masih terkungkung dalam praktek-praktek berpolitik dengan Uang (money politics) dan mengagung-agungkan unsur SARA dalam berkampanye menjadi membentuk pola pikir baru yang berorientasi jauh ke depan, memilih calon pemimpin berdasarkan kualitasnya, maka saat itulah kita bisa berbangga diri bahwa kita telah sukses memberi warna baru dalam pelaksanaan demokrasi di tanah air ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here