Jurus Kampanye Jokowi-Basuki, ”Jemput Bola”

0
64

Ahok,Org – Kandidat gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi menggunakan strategi “jemput bola” dengan menemui warga dari kampung ke kampung untuk mengampanyekan rencana programnya sebagai calon gubernur.

“Kampanye safari jalan kaki, jemput bola, tidak mengundang” kata Jokowi saat ditemui di sela kampanyenya di Megaria,  Jakarta Pusat, Senin 25 Juni 2012. “Yang butuh kita, kita membutuhkan rakyat. Rakyat membutuhkan kita di lapangan, bukan mengundang ke gedung-gedung,”

Jokowi mengatakan, kegiatan kampanye semacam itu membuat dia tak hanya bisa menyampaikan program kepada warga tapi bisa melihat langsung kondisi di lapangan serta mendengarkan langsung keinginan dan keluhan warga.

“Contoh tadi ada yang sakit sudah lima bulan, tidak bisa masuk rumah sakit. Ada juga yang anaknya baru putus sekolah, kita dengar juga. Kader-kader posyandu, pingin diberikan anggaran tambahan, kita dengarkan, nanti kita buat kebijakan,” kata Jokowi yang mengenakan kemeja kotak-kotak khasnya.

Sebelumnya di Megaria, Jokowi mencabut lima spanduk bergambar dirinya dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di pagar bioskop Megaria, Cikini Jakarta Pusat.

Dibantu beberapa orang dari timnya, Jokowi memotong tali pengait yang mengikat spanduk ke pagar bioskop Megaria dengan gunting. “Ini komitmen semula saya untuk tidak mengotori Jakarta” kata Jokowi Senin siang, 25 Juni 2012. “Yang pasang spanduk itu yang kotori kota”

Joko berpendapat, masyarakat Jakarta sudah cerdas dan pintar. Jadi sudah tidak perlu lagi digembleng dengan media promosi. “Lagipula, popularitas tidak identik dengan banyaknya spanduk,” kata dia. Joko mencabut empat spanduk yang setidaknya berukuran sekitar 3×1 meter yang menempel di pagar Megaria.

Menurut Jokowi, ia sudah menyampaikan kepada kader dan relawan mereka, tak perlu memasang spanduk di seluruh tempat sehingga mengotori Jakarta. “Tapi ada yang terlalu semangat, tidak pingin kalah dengan yang lain, jadi pasang juga,”.

Ia mengatakan akan mencari spanduk-spanduk yang masih ada di taman dan di pagar-pagar. “Kita ambil, kita copoti. Agar dimasukkan ke rumah masing-masing,” katanya.

Menurut dia spanduk bisa dipasng hanya pada “tempat-tempat yang tidak mengotori kota”, seperti di kampung-kampung atau di rumah sendiri.[Tempo.co]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here