Ahok.Org – Kampanye yang dilakukan calon Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) dan pasangannya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama ini kebanyakan selalu terjun ke gang-gang sempit dan mendengarkan langsung keluhan warga Jakarta. Pola kampanye yang diterapkan Jokowi dinilai menyentuh langsung persoalan dan yang diinginkan warga.
Wakil Sekretaris fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Dwi Rio Sambodo, mengatakan pola kampanye yang diterapkan Jokowi merupakan bagian untuk menyentuh dan merasakan langsung persoalan sosial masyarakat yang dialami sehari-hari.
“Jadi bukan sekedar data diatas meja, tetapi betul-betul lewat sentuhan. Pola kampanye ini partisipatif membangun semangat gotong royong,” ujar Rio, Kamis (5/7/2012) saat ditemui pada acara kampanye Jokowi, di Jalan Tegalan, Matraman Jakarta Timur.
Dikatakannya, pola kampanye Jokowi tidak mengedepankan mobilisasi massa, mudah, dan murah. Menurutnya dalam setiap kampanye, Jokowi tidak mengeluarkan biaya apa-apa karena warga dengan sukarela menyediakan sarana untuk menyambut Walikota Solo tersebut.
“Bisa dilihat dari setiap kegiatan Jokowi, warga yang mendengar Jokowi mau datang sudah siap-siap makanan atau bendera. Seperti menyambut pesta mereka sendiri. Itu dana dari warga, tidak ada satu sen pun dari Jokowi,” ungkapnya.
Anggota Komisi E DPRD DKI ini juga menjelaskan mengenai survei-survei para pasangan calon. Dikatakannya, pihaknya belajar dari pemilukada Jabar dimana menurutnya penentu kemenangan adalah tujuh hari sebelum pemungutan suara dilaksanakan.
“Dua minggu sebelum pemungutan suara, incumbent masih menang. Survei independen menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tren yang tadinya nmr satu menurun. Dalam waktu tujuh hari, kalau bisa maksimal bukan tidak mungkin ada kejutan. Kami menang satu putaran,” tandasnya.[Tribunnews]