Jokowi-Ahok Tanpa Politik Uang

2
248

Ahok.Org – Jokowi memang belakangan sudah lebih banyak terpublikasi apalagi setelah ia masuk salah satu calon wali kota terbaik dunia. Luar biasa, kini ia termasuk salah satu di antara lima calon wali kota terbaik dunia, sebuah prestasi yang tidak gampang karena melalui penilaian yang kompleks, dan karena dilakukan pihak asing, sudah pasti objektivitasnya sangat terjamin.

Walaupun belum terpublikasi secara luas dan tuntas, tetapi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah paham bahwa Jokowi yang kini menjalani jabatan periode kedua di Solo, terpilih sebagai calon wali kota terbaik dunia karena pengelolaan pemerintahan Solo di tangan Jokowi mengalami perbaikan yang luar biasa.

Ia sukses mengubah wajah pemerintahan yang selama ini dikenal masyarakat sebagai penguasa, menjadi pelayan masyarakat. KTP misalnya yang sebelumnya harus berminggu-minggu bahkan berbulan, bisa menjadi hanya satu jam. Perizinan-perizinan lainnya yang selama ini berbulan-bulan dipercepat menjadi paling lama tiga hari.

Dan yang belum pernah terjadi dan tidak mungkin dilakukan pejabat manapun, Jokowi bisa memindahkan ribuan pedagang kaki lima tanpa memakai pentungan. Padahal hampir setiap saat masyarakat menyaksikan lewat TV penggusuran PKL di berbagai kota dengan menggunakan kekuatan satpol atau polisi yang menggunakan kekerasan. Jokowi memindahkannya tanpa ada yang luka sedikitpun, bahkan hati para PKL sedikitpun tidak terluka.

Untuk selanjutnya juga belum pernah terjadi ada bupati atau wali kota yang memberikan pelatihan bagi pedagang-pedagang pasar tradisional sebagai upaya meningkatkan kemampuan mereka untuk mengelola usahanya.

Masih banyak langkah-langkah langka yang dilakukan Jokowi yang bertentangan dengan arus besar dewasa ini. Misalnya ia menolak pembangunan mall yang sudah mendapat restu dari Gubernur Jawa Tengah. Selain karena lokasi yang akan dibanguni adalah situs bersejarah yang justru harus dilindungi. Di samping itu juga karena Jokowi bersikukuh melindungi pedagang tradisional yang mencari nafkah dari pasar-pasar tradisional.

Kesemua langkah dan sikap mantan pengusaha mebel yang hidup sangat sederhana itu tidak bisa ditulis dengan ruang yang terbatas, tidak bisa dikisahkan dengan waktu yang terbatas. Tetapi semua itu berawal dari sebuah proses yang tidak lazim dilakukan dalam setiap pencalonan walikota.

Rudyatmo Ketua DPC PDI Perjuangan Solo melamar Jokowi yang sehari-hari menggeluti usaha mebel yang sama sekali tidak memiliki popularitas di Solo. Tetapi Rudyatmo melihat kepribadian Jokowi yang sangat tulus dan sederhana, dan ia sama sekali tidak mensyaratkan pembayaran seperti yang umum dilakukan partai-partai.

Ibarat pepatah, ruas ketemu buku, Jokowi ternyata bersedia tetapi dengan syarat tidak akan membayar kepada partai dan tidak mau melakukan politik uang. Alasannya, calon yang membayar pasti tidak tulus tetapi lebih pada usaha memenuhi ambisinya memburuh jabatan. Begitupun dengan politik uang, katanya pasti orang tsb tidak tulus sehingga bisa menghalalkan segala cara.

Dan katanya, orang yang menghambur-hamburkan uangnya pasti tidak serius mengurus rakyat sebab ia harus berpikir mengembalikan modalnya lalu mencari keuntungan. Sementara orang yang tidak menggunakan politik uang akan merasa berhutang sehingga akan lebih tulus dan serius mengurus rakyat.

Benar saja, setelah terpilih jadi walikota Solo, alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada itu bekerja secara serius mengurus rakyatnya. Di Sololah pertama kali warga secara menyeluruh, tanpa kecuali bisa menikmati pengobatan dengan cara yang sangat muda.

Dan semua orang tahu ia sama sekali tidak menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri, bahkan mobil dinasnya pun sangat sederhana. Atas kerja kerasnya selama 5 tahun saat memasuki pemilihan untuk periode kedua Jokowi sama sekali tidak memasang spanduk dan baliho.

Alasannya, kalau ada petahana ( incumbent ) yang masih pasang-pasang spanduk dan baliho berarti ia tidak sukses. Sebab kalau sukses baliho sama sekali tidak perlu karena rakyatlah yang akan berceritra. Dan benar, warga Sololah termasuk para pedagang kaki lima dan pedagang di pasar-pasar tradisional yang bercerita dan ramai-ramai berkampanye untuk Jokowi. Hasilnya spektakuler, Jokowi terpilih menjadi walikota Solo periode kedua dengan suara 91%, satu-satunya yang pernah meraih suara sebanyak itu tanpa politik uang.

Maka bagi yang mau dikenang dengan baik belajarlah pada Jokowi melawan arus pragmatisme. Dan bagi warga masyarakat jika ingin pemimpin yang benar-benar mengurus rakyat pilihlah orang seperti Jokowi tidak berpolitik uang tetapi tulus dan serius mengurus rakyat. Karena Tuhan pasti merestui kerja keras dan ketulusan, persis seperti pesan leluhur kita; “resopa temmangingngi’ na malomo naletei pammase dewata”. Kehadirannya di Jakarta.[Jacobus K Mayong – fajar.co.id]

2 COMMENTS

  1. Memang akan ada saatnya, nilai2 jujur, adil, dan tulus kembali meraja dan membunuh kabatilan. Thanks to PDIP telah melakukan kaderisasi partai dengan cara yg benar. Pertahankan metode dan keyakinan ini. Jokowi sudah membuktikan bhw inilah yg harus diperjuangkan. Smg partai2 lain mengikuti, dan citra partai politik bisa lbh baik.

Leave a Reply to Suhata Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here