Ahok.Org – Ajianto Dwi Nugroho, penulis buku “Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan” melihat sosok Jokowi telah mengakar dalam diri para pemilihnya. Militansi terhadap Jokowi tidak bisa dipungkiri lagi.
Sosok Jokowi akan membawa perubahan telah menjungkirbalikkan survei pada putaran pertama lalu. Kini pun, menurutnya, di tengah menuju putaran kedua Pilgub, sosok Jokowi masih sangat kuat memikat hati masyarakat Jakarta.
“Jokowi itu dimata masyarakat itu adalah perubahan. Masyarakat Jakarta sangat rindu akan perubahan. Apalagi kehadiran Jokowi kepada masyarakat dinilai masyarakat bukan dibuat-buat. Jokowi tidak risih berfoto tidak formal dengan masyarakat dimana pun,” ungkapnya dalam acara Diskusi dan Bedah Buku “Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan” yang diselenggarakan The Wisdom Institute yang rencananya akan diadakan di Newseum Cafe Jl Veteran I No 21 Jakarta, Sabtu (1/9/2012).
Menurutnya, sosok Jokowi itu persis seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2007 lalu. Apalagi dengan semakin banyaknya tekanan-tekanan yang diarahkan terhadapnya. Militansi dan keyakinan masyarakat akan Jokowi semakin tak tergoyahkan
“Dengan tekanan-tekanan itu, saya yakin masyarakay semakin yakin bahwa Jokowi bakal bawa perubahan. Saya yakin Jokowi-Ahok menang dengan persentase 60-65 persen.”
“Dengan semakin banyaknya fenomena dan tekanan-tekanan terhadapnya, masyarakat dalam dirinya mengatakan memilih Jokowi-Ahok itu tidak salah,” ulasnya.
Selain itu, dia juga dalam penelusuran penulisan bukunya, tidak menutup kemungkinan pengalaman terzoliminya Jokowi menarik suara terhadap dirinya.
“Tapi itu bukan menjadi faktor utama. Seperti kasus-kasus sebelumnya waktu Megawati pernah dizolimi, SBY dizolimi dan mereka menang,” terangnya.
Tetapi, tegas dia, walaupun Jokowi memiliki faktor demikian, namun hal utama lebih karena bosannya masyarakat terhadap pemerintahan sekarang.
“Untuk perubahan. Jokowi dalam arti menawarkan alternatif perubahan. Sehingga orang mengidentikan Jokowi itu sama dengan perubahan,” jelasnya.[Tribunnews]
