Soal “Candaan” Nara, Pak Ahok Cuek

14
340

Ahok.Org – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak merasa tersinggung dengan salam yang dilontarkan oleh pesaingnya, Nachrowi Ramli saat memulai debat di Debat Kandidat Calon Gubernur DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.

Seperti yang diketahui, calon wakil Gubernur pasangan Fauzi Bowo itu memberikan salam kepada Basuki dengan mengucapkan salam khas etnis tertentu. “Haiyya Ahok,” kata pria yang akrab disapa Nara, di Jakarta, Minggu, (16/9/2012) malam.

Mendengar itu, Basuki hanya tertawa dan ikut menimpali. “Orang Betawi kan sama-sama sipit, bang,” kata Basuki.

Menanggapi salam dari Nara, Basuki mengaku tidak ambil pusing. Ia mengatakan, Nara adalah seorang yang memang suka bercanda. “Biasa-biasa aja. Bang Nara itu memang terkenal suka bercanda kok,” kata Basuki, saat ditemui seusai Debat Kandidat Cagub DKI.

Dikatakan oleh Basuki, hubungan pertemanan yang terjalin antara dirinya dengan Nara begitupun dengan Fauzi Bowo sudah terjalin sejak lama.

“Biasa aja, tadi juga sempat dibilang kurang ajar ya? Tapi ya biasa aja, soalnya kita semua memang sudah kenal lama, jadi ya dibikin ketawa aja,” katanya.

Sementara itu, pada saat Debat Kandidat, Basuki mendapat pertanyaan dari Nara mengenai amanah Basuki apabila terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012.

“Pak Ahok nih pindah-pindah melulu. Apakah nanti kalau jadi Wakil Gubernur DKI, bakal pindah-pindah lagi nggak?” kata Nara.

Mendapat pertanyaan itu, pria yang akrab disapa Ahok itu memberikan sebuah lelucon. “Ada lelucon dalam suatu perang di sebuah negara, pemberontak itu bisa dikatakan teroris, tapi kalau dibelain namanya pahlawan. Di kampung saya, Ahok itu dianggap sebagai pahlawan,” kata Basuki.

Kemudian, Basuki juga menganalogikan dirinya sebagai pemain bola. “Misalnya kalau kita jago di kampung, terus pindah dari kampung itu, karena di Jakarta kagak becus pemainnya,” kata Basuki.[Tribunnews]

14 COMMENTS

  1. Pertamax!!!

    Damn, I like his idea due dialogue with Dalton, and proud of him due discussion in House of Representative, by youtube. And do respectful to his parents as gave a message to him. Support though have no vote to him, coz live in Borneo.

  2. SAYA BUKAN WARGA JAKARTA…. TETAPI SAYA TINGGAL DI JAKARTA….. TADI ISTRI SAYA DAPAT SMS DARI SAUDARANYA…. YANG DIDENGAR DARI SEORANG INTEL KATANYA KALAU FOKE KALAH… AKAN ADA KERUSUHAN….
    JUJUR SAJA… SAYA SEDIKITPUN TIDAK TAKUT…. KALAU PERLU MATI… SAYA SIAP…. KALAU TIDAK MEMBUNUH ATAU TERBUNUH……

    • ga usah takut bro!

      kalo sampe jakarta rusuh, kita bunuh aja si NARAm JADAH ini! Karena bersama si FOKEk, dia bedua biangnya segala kerusuhan di Jakarta! Biar total rusuh Jakarta ini, saling bunuh!

      Nanti kita liat apa kena embargo juga ga Indo ini akhirnya, jangan cuma negara-2 Islam di TimTeng aja! Belon kena aja, makanya jadi belagu! Kalo udah, liat aja nanti ngemis-2 lagi minta sedekah!

    • si foke pikir orang cina masih takut kayak dulu, lupa dia sekarang muncul generasi baru yg lebih sinting daripada ortunya, ga takut mati! cuma takut sama penciptanya saja!
      pake prinsip militer aja, gan! kita bunuh dulu sebelum dibunuh, ga bakal salah sampe akherat pun! Dibolehkan ‘kan dalam rangka membela diri gan! Silahkan lihat doktrin/SOP militer dimana saja, termasuk di Indo!

  3. saya salut dgn ke-LEGOWOan pa ahok dlm menyikapi salam yg katanya “khas etnis TiongHoa” dri lawan politiknya.

    pdhal itu a/ jelas2 melecehkan, klw emang mau mengucapkan salam dlm konteks bahasa TiongHoa (mandarin) kan ucapannya “Ni Hao / Ni Hao Ma?” semua orang tau koq.

    “haiiiyaaaa..” itu bukan salam tp lebih kpd kata seru saja yg sering dipakai u/ mengungkapkan perasaan yg bersifat keluhan (mengeluh).
    mungkin klw dlm padanan bahsa indonesia seperti “alaaahhhh.. aduhhhh.. dsb”

    jd klw dl kontoks omongan bang NARA dlm menyapa Ahok itu lbh menjurus kpd artian..”alaaahhh.. ahok (sperti merendahkan/meremehkan/sindiran).

  4. kalau ahok bilang begitu, itu mah bahasa politik saja, dah biasa begitu.
    kalo you perawakannya mirip cina, coba you tanya sama semua tionghoa di jalanan, tersinggung apa ngga liat si bangsat NARA (Nantanging SARA) menghina si Ahok dgn cara spt itu. Ngga ada tionghoa hari gini ngucapin kalimat spt itu lagi, cuma pelawak pribumi yg mirip cina aja yg ngga tau masih ngucapin kata-2 spt itu buat ngelucu dan dapet honor di tipi, emangnya si babi NARA itu pelawak ya? berarti nanti kalo kepilih si asu NARA ini hasil kerjanya ngelawak juga ya?

    Ngga ada betawi sampe hari ini yg mau ngaku mereka masih keturunan CINA meski budayanya sangat berbau CINA/TIONGHOA, karena memang begitu, lihat aja cokek dan baju koko/kebaya encim, bahkan si bangsat NARA aja juga sipit putih kayak cina, jelas banget turunan cinanya – tapi koq malah sengaja kampanye SARA dan mendiskreditkan orang Tionghoa dan Kristen. Ini sama spt kasus Hitler, mengagungkan Aria (mata biru rambut pirang) dan benci Yahudi (mata hitam/coklat rambut hitam/coklat), tapi dia sendiri turunan Yahudi! makanya saya cenderung bilang Hitler itu YAHUDI NAZI, yahudi tapi berpaham/’beragama’ NAZI. Sama kasusnya spt orang BETAWI, saya cendurung sebut mereka itu CINA ISLAM, cina tapi beragama ISLAM, tapi yg sering ditonjolin mereka itu ISLAMnya bukan cinanya makanya ngga ada yg ngeh, termasuk kaum betawi itu sendiri, mereka itu orang keturunan cina juga pada dasarnya (tiap imlek-an kirim bandeng ke mertua, atau mengunjungi makam keluarga, saling mengunjungi dan bagi-2 angpao/amplop/duit tiap Lebaran kayak orang Tionghoa juga). Makanya ngga heran, biar sama-2 sipit, tapi berani-2 nya menghina/menyudutkan/memeras orang Tionghoa yg notabene masih nenek moyang mereka (krn asalnya mereka dari hasil kawin campur adukan dan bukan urukan ‘kan? BETAWI = CINA+SUNDA+ARAB[+INDIA]) – persis spt yg ditunjukkan oleh si bangsat NARA dgn kadar hinaan yg lebih ‘halus’ utk versi tipi.

    Kita semua keturunan Tionghoa menyerukan agar semua Tionghoa memilih pasangan JB dan kalau ada yg masih mikirin kepentingannya sendiri spt yg kita lihat di tipi (di glodok ya kalo ngga salah – takut tokonya kena masalah kalo ngga dukung foker yg ga layak terbang itu ya?), kita akan petrus nanti, lihat saja! saya benci cina-2 yg cuma mikirin diri-sendiri spt itu, awas!
    Dah dihina abis-abisan masih mau dukung pasangan bangsat si FOKER-HARAM, cina tolol lu semua!

    Kalo sampe si babi NARA ngga minta maaf sama semua warga Tionghoa di DKI Jakarta khususnya, siap-2 aja kita petrus si babi NARA ini! Hei, pulang lewat mana lu NARA? lu kira Tionghoa ngga bisa jadi teroris apa? haiyaa, cacad bener otak ente!
    Kalo perlu, kita bisa bikin versi Innocence of Muslims jilid kedua dan kita serang semua Betawi yg terlihat karena hari gini masih berani-2-nya menghina Tionghoa! Masih ingat Pacinkot? Kita masih eksis bro! Versi baru dgn aksi yg lebih edan tentunya!

    Kalo sampe si NARA jadi WaGub, kita bikin Jakarta jadi Neraka buat mereka !!! AWAS !!!

    Semua warga (asli) Tionghoa seluruh Indonesia sangat marah atas kejadian ini dan akan menuntut balas!

    WASPADALAH !!!

    • Ini kok jadi malah napsu gini, wong Pa Ahok nya juga santai2 gitu kok? Saya sebagai salah satu orang Chinese merasa risih dengan komentar anda, jangan memancing situasi menjadi panas dong ? Jangan jangan ini antek2 yang mau bikin suasana jadi panas ya ?
      Ck… tobat mas, mau bilang pertanggung jawaban apa kalau nanti di akhirat ?

      Negara kita sudah cukup dengan keributan, saat nya untuk bersama sama bangkit, walaupun saya bukan warga Jakarta hanya ingin mengatakan mari bangun Jakarta menjadi kota yang lebih baik. Bukan dengan napsu mas …

    • @Simpatisan Ahok
      .
      risih?
      anda orang cina kaya yg cari aman ya?
      hahaha… biasa…
      .
      anda harusnya bisa menangkap jeritan hati warga tionghoa miskin yg juga jadi korban kerusuhan Mei (kalo yg kaya kan bisa kabur pake jet, spt anda, bukan begitu?).
      mereka gak tau mau marah sama siapa.. ya eksesnya spt itu lah…

      lah islam saja yg gak ada ancaman muslim genocide aja bikin FPI yg extrim arogan itu, apalagi kaum tionghoa yg lagi-2 jadi target dan korban kerusuhan Mei 1998 yg mirip ethnic gnocide kalo gak distop dgn cepat krn disorot media dan dunia dimana-2.

      Entah anda itu bukan chinese atau keenakan diatas gak jadi korban kerusuhan Mei 1998 makanya jadi gak ada empati sama sekali.
      harusnya anda malu! yg lain aja paham koq kalo korban politik bisa se-extrim itu expresinya, saya aja maklum koq… apalagi menyaksikan dan mengalami sendiri kekejaman etnis tsb terjadi (mungkin anda tidak melihat orang tionghoa yg dibakar di jalanan, diseret turun/keluar dari kendaraannya atau dari rumah mereka dan dipukuli spt binatang! atau anda tiba-2 lupa? atau anda bukan chinese? anda hanya bicara soal religi tanpa empati sama sekali! you are sick!).

      sebagai orang politik saya juga paham koh ahok juga hati-2 dlm menentukan sikap, sama spt ketika dia menanggapi ‘candaan’ Nara, yg kita bisa lihat semua buru-2 ditutup Nara dgn kalimat ngambang: “…kita sama-2.. (2x)” yg disambut ahok dgn: “.. iya, kita kan sama-2 sipit..” sambil nunjuk matanya sendiri dan diikuti Nara (biar aman lah)… menurut saya cukup bagus cara mereka berdua utk menghindari ‘pertikaian’ lebih lanjut dgn sandiwara politik spt itu, saya yakin ahok pun merasa terhina (terlihat dia terdiam sesaat stlh Nara berseru demikian, untung saja Nara buru-2 menutupnya dgn kalimat tsb jadi tak begitu terlihat expresi ‘marah’ koh ahok) sama spt kebanyakan warga tionghoa yg melihat acara debat NASIONAL tsb (ingat, ‘penghinaan’ ini disiarkan scr NASIONAL, Nara tahu benar itu, tapi tak berusaha utk tidak ‘bercanda’ SARA spt itu, makanya jadi heboh).

      OK, itu saja, jangan membuat kami meragukan ke-chinese-an anda dgn komentar spt itu lagi yg bersikap ‘tidak apa-2 kami diperlakukan hina spt itu lagi’. ya kami dulu cuma bisa diam demi cari aman sendiri-2, tapi sekarang tidak lagi, masak kalah sama perjuangan kaum black di USA yg fenomenal bersama-sama berjuang agar mencapai kesetaraan hak dan kewajiban tanpa diskriminasi lagi – bahkan Jendral Colin Powell di era Bush yg black itu saja tidak akan melupakan kejadian perjuangan ataas kebebasan dan ‘penghinaan’ atas kaum black sampai kapan pun agar jadi pengingat utk tidak melakukan hal sama kepada ras lainnya dan mengingantkan kaum muda utk tidak melakukan kesalahan yg sama spt mereka yg telah tua. Dan anda jelas melakukan sebaliknya dgn cara anda berkomentar spt itu, seolah-olah ridak punya empati thd mereka yg tertindas atau langsung jadi korban kerusuhan atau menyaksikan langsung ‘pelecehan ras/etnis’ tsb – btw, anda dimana saat kejadian tsb? sedang berlibur lagi ya? gak heran…

      saya selalu terharu tiap melihat beberapa orang amrik yg putih bersama-sama black berdemo demi kesetaraan kaum black atau ketika terjadi bencana 9/11, beberapa kaum non-muslim termasuk Yahudi spontan melindungi kaum muslim yg minoritas dari ancaman warga yg marah besar atas kejadian tsb.
      Kapan hal spt ini bisa terjadi di Indonesia? dimana warga biasa yg spontan melindungi mereka yg minoritas dan bukan mereka yg dari partai politik? hanya segelintir dan itupun dari organisasi yg berpaham pluralis, bukan warga biasa.

      Jadi kalu bukan kita sendiri yg berjuang melindungi hak-hak kita meski sbg minoritas, siapa lagi?

      jujur saja saya bosan melihat komentar-2 bernada sanjungan yg bertebaran banyak sekali disini dan melihat ada yg ekstrim spt OP diatas membuat saya cukup terhibur, akhirnya ada juga yg tampil beda, meski rada ekstrim, sama spt koh ahok – spt oase ditengah panasnya pasir gurun atau berlian ditengah gelapnya malam. OP membuat kita utk mengingat pernah ada kejadian yg memilukan di bulan Mei 1998 dan bertahun-2 sebelumnya meski dgn cara ‘protes’ yg ekstrim spt itu.
      kalau anda tidak bisa empati atau simpati thd eereka yg tertindas, sebaiknya “just shut up and go back to your cozy cave!”.
      anda rupnya tidak cukup jeli utk melihat ada postingan pas diatasnya yg merasa terancam atas SMS berbau ancaman thd warga tionghoa yg mengingatkan akan terjadi kerusuhan spt bulan Mei 1998 kalau Foke kalah dan anda jelas gagal mengaitkannya dgn komentar ekstrim si FPT – “open your mind wide, young man!”
      Saya sendiri merasa kubu foke, entah juga baca tulisan-2 bernada ekstrim spt ini, merasa terancam juga shg mengurungkan niatnya, jika benar demikian. Entah itu cuma ancaman saja atau mungkin akan terjadi, tapi yg jelas ancaman rendahan spt itu jika dilawan dgn ancaman rendahan juga memang akan membuat ‘original threator’ berpikir lebih dari dua kali utk melaksanakannya – krn kalo sampai rusuh lagi, apalagi dilawan dgn hebat oleh yg jadi target penindasan sudah pasti akan kena embargo dunia, bukan cuma disorot CNN saja lagi. Makanya saya bingung, ngapain si Foke pake kirim polisi/militer ke Glodok lagi, gak ada yg perlu dilindungi koq, mau pamer? – Glodok akan aman spt biasa kalo ga ada otak operasi intelijen bermain disitu, toh yg ngancem kerusuhan kan kubunya dia – bikin move koq kentara banget sih si foke ini.
      Utk anda, mungkin anda perlu belajar ttg politik minimal dan/atau strategi politik sebelum komentar sesuatu yg rada oon spt itu lagi yg cuma membuat anda terlihat gak ngerti politik, sama spt yg sering dicap kpd kaum tionghoa pada umumnya – saya yakin koh ahok pun pernah dapat pelecehan politik spt ini: “Sudah lah koh, lu balik dagang aja lagi di Glodok, ngapain pake ikut-2 politik” – sama spt yg diinginkan Soeharto di jaman Orde Baru utk kaum Tionghoa supaya tidak jadi ancaman politik bagi dia dan kroninya, krn dia tahu kalo etnis Tionghoa terjun ke politik akan membahayakan posisi dia dan kroninya – bisa di ‘Judge Bao’ (hukum mati) dia kalo ketauan korup! Sama spt sikap Ahok, kita gak main-main dgn urusan korupsi, kita penggal kalo perlu jika itu bisa membuat jera koruptor lainnya utk tidak berbuat yg sama buruknya spt itu – ini yg membuat takut dan kalang-kabut para koruptor yg notabene ‘pribumi’ (masih kita ragukan ke-‘pribumi’-annya/nasionalisme-nya kalo tega-2-nya mengkorup sesama ‘pribumi’ atau rakyat Indonesia tanpa malu – kalo soal pejabat pribumi islam yg korup, biar Ratna Sarumpaet yg urus, dia ahlinya yg jeli melihat hal tsb di diskusi/debat JLC, TVOne), shg selalu isu SARA thd Tionghoa yg dimunculkan tiap kali mereka merasa terancam kedudukannya oleh etnis Tionghoa yg jujur dan anti-korupsi spt ahok dan ahok-2 lainnya yg belum terlihat (garang) di pentas politik lagi sejak soeharto berkuasa, tapi tentunya masih ada, spt saya.
      (Eits, lebay lagi deh ane!:)).

  5. saya juga sekalipun tidak takut terhadapa ancaman kalau FOKE kalah mau rusuh kek , mau apa kek . ini NEGARA DEMOKRASI.

    Hidup AHOK ! Saya suka cara anda berkomentar dalam acara Debat kemarin, yang masih ter ingat di kepala saya saat Bapak interupsi ke Foke “saya uda mau turun,baru di bikin baleho MRT dll”

  6. lho emang si NARA sedang menghina si AHOK, kan? Kalo ga, kenapa si ahok sempat terdiam sesaat kalo emang becanda? kalo diucapkan sesama cina/tionghoa, ya ga terkesan menghina lah, tapi kalo non-tionghoa jelas laen urusan, gan! Gue aja kaget+tersinggung berat deger si NARA tau-2 bacod gitu, ga salah tuh!!! Ini sama kasusnya kalo anda berseru “Hi, niga!” kepada orang hitam di USA, kecuali anda black juga, anda akan dianggap menghina ras mereka.

    Itu pedoman ‘adat’ umumnya, TST lah…
    Ini beda ya kalo ada grup campuran ras, itu urusan private mereka, aturan gini ga berlaku buat mereka.

  7. emang ga perlu takut, gan… lha, kita yg dijajah koq, bukan sebaliknya!

    butuh bantuan serangan balasan cara hi-tek? ga masalah, bro… rekan hackers kita bisa bantu nanti kalo sampe ada kerusuhan lagi ala 1998, kita bikin rusak dan hancur semua sistem berbasis IT milik pemerintah di Jakarta, termasuk BEI (dulu BEJ) biar tau gimana rasanya kalo hancur basis ekonomi utamanya (apalagi kalo sampe kena embargo dunia – koit dah ekonomi Indo). Kita sudah tau seluk beluk sistem mereka, just get in fast, break it, and get out fast – we got their system maps & structures! Teroris IT itu bukan cuma isapan jempol, gan!
    Diperkirakan akan butuh setahun lebih buat ngembaliin semua sistem yg rusak agar dapat bekerja spt semula lagi jika cuma ngadelin orang mereka sendiri, kec. kalo sewa konsultan asing.

    Banyak yg ga tau, kalo orang tionghoa semuanya pada keluar dari Indo, baru China mainland bisa menyerang Indo lewat pasukan angkatan perangnya (saat kerusuhan th 1998 kabarnya ada 3-5 kapal perang China kelas battleship dan cruiser/destroyer bertolak menuju Jakarta, buat apa ga jelas – info sumber bocoran dari CIA) yg akan bombardir Jakarta dan wilayah lainnya kalo sampe ada kerusuhan lagi spt 1998 (‘holocaust’ atas etnis cina/tionghoa akan jadi alasan kuat buat menyerang Indo, analog spt alasan US menyerang Iraq/Afghanistan).

    Pada ngga nyadar ya, kenapa USA bikin basis pangkalan AL di Darwin, Aussie baru-2 ini? Bukan buat nyerang Indo spt yg dituduhkan para anggota DPR kita yg oon gemar belanja pelesir di LN ngabisin uang rakyat, tapi aslinya buat mencegah pasukan China masuk Indo dan kawasan lainnya kalo sampe terjadi perang spt ini di kawasan laut cina selatan yg kaya SDA (CIA sudah mengendus motif ini), sama spt alasan USA masuk Vietnam/Korea Selatan utk mencegah ‘ajaran Komunis’ menyebar.
    Tapi kalo ini cuma skenario akal-2-an CIA lagi, maka bisa jadi ini cara USA masuk Indo dan menancapkan kukunya lebih dalam lagi dlm percaturan politik Indo – “Kalo ngga ada USA, siapa lagi yg mau jagain ente kalo diserang lagi, hah?”, begitu Menlu AS menghardik Jendral centeng Indo yg menolak kehadiran pangkalan USA di wilayah Indo.

  8. wah, berarti orang tionghoa di Indo jadi tameng satu-2-nya agar China mainland urung menyerang Indo, donk! Karena ga mungkin kan menyerang keturunan mereka sendiri apalagi ga pernah menentang kebijakan China mainland spt Tibet. Jadi, kalo ada tionghoa maka ga jadi nyerang, kalo ga ada yg tersisa lagi ya kiriman ‘petasan’ udara/laut-ke-darat mampir ke bumi Indo, gitu ya gan?

    Seru juga nih jadinya! Scr sejarah kan Indo belon pernah ‘dijajah’ China mainland (yg nyata-2 tegas menindak para koruptor dgn hukuman mati tanpa pake barter uang/sogokan apapun! dan sekarang sedang booming luar biasa ekonominya dan matauangnya RMB sedang diperhitungkan dunia sbg alternatif USD/Euro di kawasan Asia terutama). Apakah ini sesuai dgn ramalan mbah Jayabaya yg menyebutkan ‘orang berkulit kuning’ yg akan membawa tanah jawi keluar dari goro-goro? ga tau dech, jangan tanya daku say… hihihi.. 😀

    Kalo pemerintah Indonesia serius mendukung pluralisme, saya rasa ga perlu cara-2/hal-2 spt ini muncul lagi dlm dialog/diskusi-2 di forum-2 internet spt ini. Tapi yah mungkin memang mungkin kaum muda Indo perlu membersihkan pemerintah dari virus-2 anti-pluralisme/demokrasi dulu, baru bisa tercipta “Indonesia Baru” yg kita semua idam-2-kan, dimana kita ga perlu lagi mempertentangkan ideologi/agama/SARA/dst dgn cara yg memaksa/bahkan dgn kekerasan/menindas minoritas dgn alasan mayoritas-isme yg konyol. Kalau sudah pinter semua ngapain musti takut kena pengaruh tolol lagi, bener ga gan? Kalo maen asal disensor infonya gitu kan jadi goblok kita semua, ga punya pengalaman, bener ga? Mana bisa tau orang yg baik kalo belon pernah ngeliat/ketemu orang yg jahat? mana bisa bilang X itu ajaran sesat kalo belon pernah baca/meneliti X tsb, alias cari aman dgn cara ikut maunya mayoritas? Untungnya ga semua orang Indonesia tolol mau disetir pemerintah, banyak yg memberontak terutama kaum mudanya yg berpendidikan tinggi/pintar, banyak mulai bertanya scr logis kenapa kita harus membenci SARA tertentu tanpa alasan jelas, alias warisan ortu turun-temurun. Kalo Indonesia nanti berisi orang-2 muda pintar pendukung pluralisme dan anti-diskriminasi atas nama SARA spt ini maka Indonesia tak perlu terpecah belah lagi dgn alasan purba yaitu SARA, cukup Timor-Timur yg lepas dari NKRI, kita ga mau Kalimantan minta lepas dari NKRI karena Malaysia lebih mau ngurus mereka daripada Indonesia sendiri, Papua juga minta lepas dgn alasan mirip (Aussie ngincerin Papua lho ;)), dst. BTW, kalau Tionghoa diusik terus nanti mereka minta pulau/wilayah sendiri kayak Bali/Batam lho 🙂
    Ya kalo mereka terus-2-an dianggap suku/warga asing ya gitu jadinya… memang sebaiknya spt yg pernah diutarakan di topik forum lainnya disini, kedua belah pihak harus saling membuka diri dan komunikasi yg saling menghormati, jangan cuma pihak yg sedang ‘ditindas’ saja yg terus menerus diserang spt itu! (spt: ga mau gaul/ngobrol, eksklusif, dst) yg adil donk, gan!
    kita dah buka diri, tapi tetep dihina, dikucilkan krn kita tetap dianggap asing/beda krn matanya sipit dan kulitnya putih/kuning = cina = sapi perah / kantong duit = bukan orang, budak pribumi (SBKRI itu utk apa ya? Surat Keterangan Budak Pribumi keturunan Cina? Ooo, ternyata ada perbudakan di Indo ya? Waktu SBKRI dinyatakan tidak diperlukan lagi jaman $oeharto, saya pernah dimintai SBKRI waktu daftar ke Gunadarma, saya katakan: “Anda masih butuh surat BUDAK saya? ga jadi daftar deh! bye!” Seminggu kemudian saya dikirimi surat dari Gunadarma dan dinyatakan diterima masuk tanpa tes, mungkin stlh lihat NEM saya yg ngejreng (diatas 8) utk semua subjects dan baru nyadar salah tindakannya yg menghina tsb, tapi sudah telat, saya keburu diterima di univ lain yg kagak nanyain SBKRI, murni dari tes). Jadi yg ga mau gaul itu siapa ya? krn ternyata masih banyak pribumi yg masih berpikiran sempit dan anti-cina tanpa dasar yg jelas… spt yg barusan saya lihat di MetroTV Suara Anda hari ini… Hoy Umar, anda terbukti anti-cina, so ga perlu ngeles lagi lah pake bilang Jokowi ga papa jadi Gubernur tapi koq Ahok dipermasalahkan, padahal sama-2 ga selesai masa baktinya… pake dibilang sombong lagi, lhoi bukannya Jokowi juga spt itu… kenapa si NARA ga dibilang sombong stlh menghina AHok? bener kan anda anti-cina?!

    fOKElah kalo begitu… Kita pilih Jooo-kowi daaan aHok-aHok! saja deh… setidaknya terbukti anti kampanye SARA = pro pluralisme = anti diskriminasi…
    ga kayak saingannya.. cacad total! Jelas-2 SARA abiiiiez! Anti pluralisme! Kumisan lageee!

  9. Wow, ada yg kurang sensi thd situasi yg sedang terjadi dan mengetahui ternyata si “Simpatisan Ahok” bukan warga Jakarta tak heran gak mengerti kemarahan/dendam warga tionghoa Jakarta yg jadi korban kerusuhan Mei 1998, makanya gak heran santai aja dia komen begitu seolah-2 tak pernah terjadi apapun thd warga tionghoa Jakarta di tahun 1998 yg kelam itu. Atau memang bukan chinese.
    .
    Emangnya ni orang yg ngaku simpatisan ahok (alias pro tionghoa) dan ngaku chinese gak nonton CNN apa? ato browsing internet? ato denger dari temen, minimal? ato kalo orang bangka/medan/batam, emang gak nonton tipi negara tetangga (malingsia, dsb)?
    rame banget tuh beritanya, bikin malu orang Indo (pribumi) di luar negeri dan sempet gak mau ngaku orang Indo takut kena masalah nanti.
    .
    Keliatannya program busuk orde baru utk melemparkan segala kesalahan pribumi kpd warga tionghoa (spt yg dilakukan belanda sebelumnya, jadi soeharto cuman mencontek aja praktek diskriminasi dan devide et impera yg terbukti berhasil) amat berhasil, terbukti kerusuhan demi kerusuhan terus terjadi di masa orde baru, tiap kali pemerintah merasa ‘gerah’ disikut kanan-kiri sama penentangnya, jadi meski oposisinya sama-2 pribumi yg kena getahnya selalu cina dan cina lagi, begitu metode pengamanan kedudukan agar tak bisa digeser/dilengserkan dgn mudah – krn dia tau kalo tionghoa bersatu dgn oposisi pribumi sudah pasti bakal lengser dia (sekarang aja banyak koruptor Jakarta mulai ketakutan kalo pasangan JB berkuasa nanti, sudah terlihat koq, termasuk yg buruan cari aman ;)), karena banyak orang tionghoa rajin bekerja dan belajar shg banyak yg cerdas dan mapan, makanya yg paling mudah ditekan/diopresi ya orang tionghoa (tionghoa = orang Cina yg sudah menetap lama di Indo dan berasimilasi dgn budaya lokal dan tak terafiliasi dgn negara asalnya lagi, mau dibilang etnis atau suku, terserah), tinggal tunjuk aja orang cina kaya, paling gampang kroni cinanya sendiri: “tuh liat, mereka yg rampok uang mu pada, kalo ngga darimana bisa kaya?” biasalah praktek pengalihan perhatian spt jaman sekarang masih dilakukan pemerintah yg korup (“rampok teriak rampok”) berharap kebanyakan pribumi akan terkecoh terutama yg bodoh atau kelas bawah yg tak tahu busuknya politik spt yg dilakukan Foke-Nara (dan terbukti cukup berhasil, tapi gagal buat kaum muda-cerdas, kelas menengah-keatas yg tahu sebenarnya fakta dibalik itu – meski sulit diakui pribumi kebanyakan, faktanya mereka pribumi yg cerdas juga tahu bahwa banyak toke cina termasuk yg punya pabrik rokok besar macam Sampoerna, Djarum, dan Gudang Garam adalah orang tionghoa yg pabriknya jadi tempat cari nafkah ribuan warga pribumi sekitarnya, begitu juga yg terjadi di berbagai wilayah lainnya di Indonesia – kalo orang bodo kan ogah cari tau kebenaran makanya biar rajin ngerokok 3 bungkus per hari tetep aja ngira itu rokok asli bikinan pribumi padahal yg punya…, aneh/lucu aja ngeliatnya, demo ‘anti-cina’ tapi ngerokok atau pake barang ‘bikinan’ cina juga atau kerja sama bos pengusaha cina (krn masih banyak pribumi yg ogah jadi pengusaha yg wajib bertanggung jawab thd anak buahnya dan kesulitan-2 utk urusan ijin spt pemerasan/pungli) – kalo mau mikir dikit, maka “Jangan gigit tangan yg memberi makan, ntar yg susah ente sendiri”), kalo dah begitu maka sekutu pribuminya bakal kabur shg ‘koalisi’ oposisi akan pecah dgn sendirinya – hebat bukan strategi politik bapak ‘pembangunan’ kita ini? (entah apa yg dibangun buat warga tionghoa, yg pasti secara politik dan birokrasi warga tionghoa tetap terjajah alias tidak merdeka dan banyak dari mereka ‘tak sadarkan diri scr kronis/akut’ spt si “Simpatisan Ahok” ini – perlu kejut-jantung politik lagi dek? gratis! biar anda sadar, tanpa pengorbanan orang-2 tionghoa menengah kebawah atau yg berani terjun ke ranah politik yg diskriminatif juga, anda bukan siapa-2 dan akan tetap terjajah selamanya di negara yg katanya sudah merdeka).
    .
    OK, yg diatas tadi hanya kajian politik diskriminasi ala orba, sekarang mari kita tinjau kajian dari segi antropologi dan geoconomy (geografi-ekonomi).
    .
    Semua yg lulus SMA dgn keringat sendiri dan bukan hasil nyontek sebelah pasti sudah tahu nenek moyang bangsa Indonesia (lebih tepatnya: kebanyakan suku-2 di wilayah kepulauan Austronesia yg disebut Indonesia) berasal dari Yunnan, suatu wilayah di Cina Selatan – yg katanya hasil dari kajian komprehensif dgn uji DNA dan gen dari penghuni wilayah Austronesia (daerah sekitar Laut Cina Selatan s/d Papua) yg luas itu. Jadi, tidak mengherankan kenapa orang Thailand mirip orang Cina (ada yg mirip Yuni Shara lagi! sayangnya bintang bokep Thai), dan orang Burma/Kamboja/Vietnam juga mirip orang Cina (Selatan) yg rata-2 memiliki lipit di matanya meski tetap sipitnya lumayan terlihat, kulitnya berwarna mulai dari terang s/d gelap, tapi umumnya rada gelap/kecoklatan/kekuningan, tidak spt yg berasal dari Cina Utara yg lebih mirip orang Manchuria (satu suku sgn orang Korea dan Jepang dan orang eskimo di soviet/russia timur).
    Saya juga gak heran kalo liat si Norodom Sihanouk dari Kamboja wajah tuanya mirip Soeharto, mirip spt kakak-beradik saja – apakah berarti soeharto keturunan oarng Cina (Selatan)? sangat mungkin, mengingat peta penyebaran migrasi orang Cina Selatan (salah satunya Yunnan) memang menuju daerah-2 selatan yg lebih hangat (= banyak sumber makanan/sembako/pangan) spt negara-2 di wilayah Cina Selatan, termasuk Vietnam, Kamboja, Lao, Burma, dan Thailand plus Filipina – Ini yg paling kentara terlihat turunan Cina (Selatan) nya, kalau Malaysia dan Indonesia adalha kasus spesial karena orang-2 ini campuran dari orang-2 Cina Selatan yg bermigrasi ribuan tahun lalu dgn suku/etnis asli (the REAL ‘pribumi’) yg disebut orang Melanesia (orang-2 pribumi di sekitar Laut Banda, yaitu kep. Maluku, Papua dan kep. Nusa-Tenggara, termasuk aborigin Aussie+NZ dan kep. Polynesia, yg kulitnya hitam/gelap spt orang Afrika tapi tambun badannya) yg menghasilkan produk baru yg disebut etnis Melayu yg berkulit coklat (kuning+hitam, got it?).
    .
    Yg paling kentara turunan ‘Cina-nya’ ada di pulau Jawa-Sumatra-Kalimantan(utara)-Sulawesi(utara), terutama daerah pesisir pantai tempat merreka settle down/mendarat orang Cina Selatan ini, spt: Cirebon, Semarang, SUrabaya, Medan, Kep. Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Lampung, KalBar, dst,. Penasaran, kenapa banyak orang Jawa yg menua matanya juga mulai sipit kayak orang Cina? Ya.itulah jawabannya! Gen-gen yg mengalir didarah tubuh orang Jawa terutama di daerah pesisir pantai banyak yg mengandung unsur cina spt mata sipit itu. Kalau anda pandai tentu anda pikir panjang dulu sebelum ikut-ukutan ‘Anti-Cina’ – siapa tau anda masih termasuk keturunan cina. meski masih turunan jauh karena sudah lama nyampur jadi gak tau moyangnya siapa aja. Doyok (pelawak) setelah tua mulai terlihat mukanya mirip turunan Cina, Kadir (pelawak) stlh menua mukanya mirip turunan India – memang wilayah Indonesia, terutama Sumatra/Jawa/Kalimantan adalah tempat melting pot ras-ras dunia spt Cina+India+Arab dan campur dgn Melayu yg menghasilkan etnis baru yg sekarang disebut ‘pribumi’ Indonesia juga, padahal yg boleh disebut pribumi adalah Melayu asli, masalahnya Indonesia isinya bukan cuma orang Melayu asli, tapi banyak campuran suku/etnis juga jadi penghuni lama dan pantas disebut pribumi – lalu jika demikian mengapa istilah ‘pribumi’ tidak berlaku utk orang Tionghoa yg sudah lama menetap – inkonsisten bukan? Atau darimana orang Aceh dapet gen putih di kulitnya? semua dgn mudah dapat dijawab jika anda cukup cerdas di bidang geografi dan antropologi, tapi masalahnya lebih banyak yg tidak cerdas, bukan? apalagi yg gak mau terima kenyataan.
    Gus Dur sudah ngaku turunan Cina (pantesan anak-2-nya mirip cina semua), dan hampir banyak orang Jawa begitu mulai tua, pada sipit matanya semua mirip orang cina, spt soeharto dan soekarno juga. lalu kenapa pada ribut nih pribumi kalo disebut masih turunan cina? lho kan lagi-2 masalah politik diskriminasi, kalau diakui, masa’ “cina makan/benci cina sih?” (analog dgn kasus genocide era Hitler yg fenomenal itu: “masa’ yahudi makan/benci yahudi sih?”). Emang sengaja dibentuk demikian pola pikir pribuminya, “kamilah pribumi!” (yeah, right! kulit putih di Amrik juga ngakunya gitu kalo dihadapkan sama ‘pendatang baru’, krn kulit putih lebih banyak populasinya dan jadi penguasadi Amrik, tapi sejarah ga bisa boong biar orang Indiannya dipinggirkan jauh) – tapi kalo ditanya “pribumi yg asli itu yg mana sih?” ngga ada yg bisa jawab! Krn sudah banyak kawin campur sejak dulu dah gak jelas mana yg asli pribumi. mana yg cuma ngaku-2 doang (lha sipit gitu koq ngakunya pribumi? koq takut ngaku turunan cina? jangan ngeles pake bilang mata kubil lah, cacad banget alasannya! jangan lupa juga banyak anak-2 ex jugun-ianfu waktu jepang berkuas juga punya mata sipit lho!). MUka kayak Desy Ratnasari, Della Puspita, Ussy Sulistyowati, KD + Yuni Shara dan yg mirip oriental lainnya dgn mudah bisa ditemukan di thailand dan sekitar wilayah Cina Selatan lainnya, yg merupakan tempat campuran ras Mongoloid dan ‘Melanoid’ (istilah saya sendiri) yg menghasilkan tipikal orang-2 penghuni wilayah Austronesia yg berkulit coklat dan variasinya lebih terang-gelap. Melayu hanyalah salah satu dari etnis dari warga Austronesia ini yg lebih dekat dgn Melanoid daripada Mongoloid shg berkulit lebih gelap daripada sodaranya di Thailand dan sekitarnya yg lebih kuat pengaruh Mongoloidnya, meski semuanya tetap membawa gen ‘sipit’-nya khas Mongoloid. Jadi gak heran banyak orang Jawa bermata sipit terutama yg sudah tua (percaya deh, ternyata gak bisa disembunyikan kebenaran itu), apalagi mengingat banyak keturunan Cina (Cina/Jepang/Korea, dan migrasi via darat lewat jalur Vietnam-Thailand-Malaysia) juga mendarat di pulau Jawa di era modern alias setelah Masehi (AD) juga, jadi makin kuat darah/gen Cina-nya deh, makanya jadi kentara sipitnya khas ras Mongoloid. meski kulitnya tetep gelap/coklat (bandingkan dgn warga Cina Benteng di Tangerang, itu bukti nyata transisi gen menuju orang yg dianggap ‘pribumi’ – lha Indonesia itu hasil penyatuan beragam suku bangsa koq pake ngaku-2 pribumi? ntar nanti orang Papua bilang mereka pribumi yg asli karena asli gelap kulitnya, atau orang Aceh padahal kulitnya putih, atau orang Jawa yg campuran warna kulitnya – bingung gak nanti kalo semuanya ngaku-2 pribumi asli? padahal gak jelas yg asli yg mana. Orang Nias? tapi mereka juga sipit dan rada putih kulitnya meski tinggal di utan, nah lo! turunan Cina juga yg katanya nenek moyang pendatang Sebelum Masehi (BC) di Indonesia). Kaget? Marah? Kecewa stlh tau kenyataan ‘pahit’ ini bahwa banyak ‘pribumi’ turunan cina dimana-mana termasuk di Indo sendiri? Namanya pelajaran sains kelas hi-tek (wajib ngarti geografi dan antropologi supaya ngerti yg diomongin disini), bukan pelajaran religi, gak selalu manis kenyataannya coy… karena kami gak berusaha menghibur/menyenangkan/bahkan membohongi anda – just presenting the discovered facts.
    (and compared to religion’s ones, ours are debatable)
    .
    Dah gitu aja uraian ‘semi akademis’ dari saya, supaya kita gak perlu lagi pake isu SARA (terutama ras/etnis) tiap kali ada urusan dan hajatan politik di Indonesia ini.
    Masih dari turunan yg sama (meski dah campur-aduk berat sono-sini ama ras/etnis lainnya), koq pake ribut segala seh… apalagi ngakunya lulusan jerman, insinyur lagi! koq kampanyenya kayak orang goblok gak pernah makan sekolahan, seh??? kalo tololnya keliatan, malu ama cucu-buyut tujuh-turunan ente, bos!
    .
    That’s All!
    Face the facts, Mongoloids!
    and PeacE for our offsprings forever!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here